"anjing banget, gue jadi kena getahnya elah!" Gerutu sally sambil berjalan di koridor sekolah. Semua murid yang berada tak jauh dari Sally mendengar gerutu tersebut membuat mereka tertawa kecil.
Sally yang mendengar tawaan murid tersebut semakin naik pitam. Ia kesal dengan Sally yang asli dan juga kesal dengan Geffie.
"Bisa bisanya tuh cowok kaya pahlawan kesiangan yang cuman nampar doang! Orang mah bakar kek tuh orang atau rumahnya kan impas." Gerutunya lagi.
Ia sudah berjalan terus menerus di koridor hingga ujung koridor sekolah. Di depannya terdapat taman yang sangat kosong tak ada satupun yang menepatinya.
Sally berjalan kearah taman tersebut dan duduk di bangku yang tersedia. Ia menatap depan sambil menarik nafas berusaha menenangkan emosinya.
"Tarik hufff buang hahh." ucapnya hingga tak sengaja ia melihat seorang wanita yang sedang menutupi wajahnya sambil terduduk di bangku taman yang lain.
"Saha yeu?" Gumam sally menatap kearah wanita tersebut. Tak ingin penasaran trus menerus akhirnya ia mendekati wanita tersebut.
"Permisi..." Ucapnya sambil memegang bahu sang wanita yang sedang menutupi wajahnya dengan kedua tangannya.
Merasakan seseorang yang memanggilnya wanita tersebut pun mendongak melihat Sally yang menatapnya dengan bingung.
"Maaf ganggu hehe..." Cengirnya tanpa melepaskan tatapannya kearah wanita tersebut.
Wanita itu mengelap kedua air matanya lalu menatap kearah Sally kembali.
"Kamu kenapa ya?" Tanyanya menatap kearah wanita tersebut yang sedang menatap dengan tatapan kosong.
"Eh, maaf jadi kepo gue nih hahaha." Ketawanya garing memecahkan keheningan yang melanda di sekitar.
"Sal, bukannya bel udah bunyi?" Tanya gadis tersebut. Sally mengangguk menatap kearah wanita tersebut dengan senyuman.
"Udah kok, malahan dari tadi. Tapi gue lagi males ke kelas, by the way kenapa lo nangis?" Tanya Sally lagi.
"Gapapa kok," wanita tersebut tersenyum lalu berdiri mensejajarkan tinggi Sally.
Sally melihat tinggi wanita tersebut, rasanya ia ingin tertawa karna wanita itu lebih pendek darinya tapi ia menahannya. Ia menatap bingung kearah wanita tersebut.
"Yaudah ayo ke kelas." Jawab wanita tersebut sambil memegang lengan Sally, Sally yang bingung tetap mengikuti arah kaki wanita tersebut.
Sesampainya di kelas wanita tersebut mengetuk pintu kelas yang tertutup rapat. Saat diketuk kedua kalinya barulah pintu kelas di buka oleh guru.
Guru tersebut melebarkan kedua matanya dengan sangat menyeramkan, kedua gadis tersebut bergidik ngeri merasakan tatapan tajam dari guru tersebut.
"dari mana saja kalian berdua?" Tanya guru tersebut saat keduanya di suruh masuk kedalam kelas. semua Atensi murid menatap kearah keduanya.
"Dari toilet Bu." Jawab Sally seadanya, jujur ia merasakan tatapan yang tak mengenakan dari semua murid. Ia bahkan ingin rasanya menghilang dari dunia novel yang membuatnya sinting.
"Kalo kamu nesa?!" Tanya guru tersebut. Ahh wanita tersebut adalah nesa yang selalu jadi bahan bully sementara Carissa, jika Sally tidak masuk kelas ataupun tidak bertemu dengannya.
"E-em a-anu b-bu" gugupnya, ia tak pernah sekalipun telat masuk ke kelas walaupun selalu di bully oleh geng carissa.
"Dia tadi juga ke toilet Bu, kita ketemuan di toilet makannya saya ajak bareng aja ke kelas." Sosor Sally menjawab pertanyaan guru tersebut.
Guru yang bernama ibu titin pun mengangguk kepalanya lalu mempersilahkan keduanya duduk di bangku masing masing.
Penjelasan yang tadi terpotong karna Sally dan juga nesa pun di lanjutkan, Sally menjatuhkan matanya saat jam kelasnya kosong. Ia terus menatap ponselnya melihat jam terus menerus.
"lima menit lagi, ayolah.." gerutunya menatap ponsel tersebut dengan geram.
Sama halnya dengan Sally semua murid terus menatap kearah jam di ponsel ataupun di dinding kelas. Mereka menantikan bel pulang sekolah terdengar.
Tak terasa bel pulang sekolah sudah terdengar akhirnya Sally dan semua murid pun tersenyum gembira. Semua murid berlari kearah koridor agar sampai dengan cepat kearah rumahnya.
Saat Sally ingin keluar dari ruang kelas carissa dan kedua temannya menjegat Sally di pintu membuat pintu tersebut penuh dengan ketiganya.
Sally menatap datar kedepan. Ia melirik kearah jam ponselnya yang menunjukan pukul 15:05. Ketiga orang tersebut tak ada satupun yang menyingkirkan tubuh mereka.
Carissa dan kedua temannya berjalan mendekati Sally, Sally hanya diam tak beranjak dari tempatnya berada. Carissa tersenyum miring melihat Sally yang tak berkutik saat melihatnya.
Ketiganya semakin dekat lalu kedua teman Sally langsung memegang kedua tangan Sally. Sally hanya diam ia tak ingin memberontak apapun karna badannya cukup lelah untuk melawan.
"Kok ga ngelawan huh? Hahahaha emang dasarnya aja Lo cewe gatel udah gitu cupu lagi." Ejek Carissa menatap tajam kearah Sally.
Carissa mengambil Es teh yang ia sediakan lalu menyiramkan Es tersebut kearah Sally. Sally melebarkan matanya merasakan dingin yang menjalar dari atas kepalanya.
Carissa tersenyum lebar melihat wajah Sally yang basah kuyup akibat dirinya. ia menatap tajam kearah Sally.
"ini hukuman khusus cewe gatel kaya lo." mendengar ucapan Carissa Sally berdengus kesal.
kedua teman Carissa akhirnya melepaskan Sally. mereka bertiga berbalik lalu pergi meninggalkan Sally yang menatapnya kesal.
"bangsat." umpatnya menatap punggung Carissa yang sudah menjauh. dengan wajah kesal Sally bergegas pergi dari sekolah neraka tersebut.
sesampainya di rumah Sally menatap sekeliling. tak ada siapapun di rumah tersebut hanya ada asisten rumah yang selalu senantiasa berjaga disini.
Sally berjalan kearah tangga memasuki kamarnya. setelah sampai di kamar ia langsung melempar tubuhnya ke kasur sambil menatap langit langit kamar.
tak berselang lama Sally tertidur dengan badan yang terlentang.
"uy." panggil seseorang membuat Sally menoleh kearah belakang.
"siapa?" tanya Sally kebingungan menatap kearah orang tersebut.
"kenalin, aku Sally." mendengar ucapan orang tersebut Atifa mengerutkan keningnya.
"lah? kan gue Sally tapi..." Sally asli tersenyum manis menatap Atifa yang kebingungan.
"aku Sally, kamu Atifa." Atifa menatap mata Sally mencari kebohongan tersebut.
"Oh iya anjay pantes muka lo mirip amat sama muka gue yang baru." ucap Atifa sambil tersenyum manis.
"maaf ya karna aku bodoh ngejalanin hidup ini, seharusnya aku ga begitu jadinya kamu yang ikut susah deh." Atifa melirik sekilas wajah lesu Sally.
"itu lo tau." Sally tersenyum kecil mendengar ucapan Atifa yang sedikit tidak mengenakan.
"ahh iya, aku belum kasih semua memory aku ya? nanti aku kasih ya." Atifa mengangguk beberapa menit kemudian ia menoleh kearah Sally yang sudah tidak berada di sampingnya.
"ayo ikut aku." ucap nenek nenek yang Atifa ingat waktu saat ia meninggal dibawa oleh nenek tersebut.
ia mengikuti nenek itu lalu saat sudah di depan cahaya Atifa di dorong dengan sangat kencang membuatnya terbangun dari alam mimpi.
TBC
kelamaan ya?? wkwk sorry gue kira gabakal rame, nanti gue usahain cepet abdate yaaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BAD LIFE
Random"Mbah, saya ingin pindahin jiwa saya ke salah satu tubuh di suatu novel yang saya inginkan bisa ga ya kira kira?" - Atifa Saraswati Arundaya.