three

451 75 31
                                    

Annyeong blinkeu 👋
Aku balik lagi.
Ada yang sedih dengan rumor kontrak BP? Jangan terlalu dipikirin ya... Percaya aja mereka pasti bakal milih jalan terbaik untuk diri masing-masing dan juga kebaikan bersama.
Fighting blink...
Tetap berpikir positif tentang mereka berempat okey 😉😊

Langsung aja..
Ma'af atas segala typo yang ada 🙃
Jangan lupa tekan tombol bintang di pojok kiri bawah sebelum membaca 🙃😊


Happy Reading...

...

Keesokan harinya. Keluarga Kwon sudah mulai berkumpul di meja makan untuk melaksanakan rutinitas sehari-hari, yaitu sarapan bersama.

Disana sudah ada Nyonya Kwon dan Juga sang kepala keluarga Kwon Jaewook. Namun ada yang berbeda dengan wajah keduanya saat ini. Tak ada senyuman hangat yang biasa diperlihatkan setiap pagi untuk menyambut kedua putri mereka.

Jelas, penyebabnya adalah kalimat mengejutkan dari Jisoo kemarin. Bahkan gadis itu tak mengikuti makan malam bersama tadi malam. Jennie yang membawakan makanan untuk nya semalam. Gadis itu beralasan sedikit kelelahan karena liburan mendadak nya bersama sang kekasih dan juga sahabatnya di pulau Jeju kemarin.

"Pagi eomma, appa.." Suara lembut dari si bungsu membuat keduanya langsung merubah raut muka untuk tetap terlihat seperti biasa.

"Pagi sayang.."

"Pagi nak... Kakakmu mana sayang?" Jiah bertanya saat tak mendapati keberadaan Jisoo setelah Jennie duduk di kursi milik nya.

Jaewook memilih diam. Tak ingin bersuara ataupun bertanya perihal Jisoo pada putrinya. Entah apa yang Jaewook rasakan saat ini. Perasaannya seperti dicampur aduk dengan rasa sedih, bersalah dan juga rasa kesal terhadap si sulung.

"Masih bersiap-siap di atas eomma. Sebentar lagi juga dia akan turun untuk makan." Balas Jennie dengan tangan yang mulai mengambil makanan untuk dirinya santap.

Jennie tak ingin banyak bersuara disaat situasi tengah canggung seperti ini. Jennie hanya ingin segera berangkat ke kampus lalu mencarikan hadiah untuk sang kakak sebagai permintaan ma'afnya atas ke tidak pekaan dirinya selama ini.

Jiah hanya mengangguk mendengar jawaban dari Jennie. Matanya langsung tertuju pada tumpukan anak tangga di ruang tengah yang tak jauh dari ruang makan. Menanti kehadiran sosok yang tanpa dirinya sadari sudah sangat dirinya sakiti selama ini.

Jaewook hanya diam dan ikut menyantap makanannya bersama Jennie. Tanpa mempedulikan kegelisahan sang istri yang tampak masih menanti kehadiran si sulung.

Tap tap tap tap...

Suara derap langkah yang cukup cepat menuruni anak tangga membuat dara menyerngit. Disana tampak Jisoo menuruni anak tangga dengan sedikit terburu-buru.

"Nak.. Jangan berlari seperti itu. Nanti kau bisa terjatuh sayang." Peringat Jiah dengan diri mulai berjalan menuju anakan tangga.

Jisoo tak mempedulikan teguran sang ibu. Setelah berada di anakan tangga terakhir. Jisoo akhirnya bersuara menatap kearah Jennie yang tampak menatap bingung kearahnya di meja makan sama.

"Jennie-ya.... Berangkat bersama appa saja ya hari ini. Ma'af eonnie tak bisa mengantarmu. Ada sedikit masalah di restoran. Eonnie harus segera ke sana." Ucap Jisoo memasang blazer yang tadi disampirkan ya di lengan.

Jennie mengangguk patuh. Tak ingin terlalu merepotkan sang kakak seperti biasanya. Jennie hanya ingin menjadi sosok adik yang baik dan tidak merepotkan untuk Jisoo mulai saat ini.

The Happiest GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang