01. Family Time

717 55 3
                                    

Kini dibawah senja yang membentang luas dan perlahan tenggelam dalam luasnya lautan, ada dua insan yang berjalan, membuat jejak kaki diatas pasir. Kedua tangan yang saling bertaut, menggenggam satu sama lain memberi kehangatan.

Suasana senja di pantai terasa sangat menenangkan, ditambah dengan riuhnya deburan ombah menjadi melodi yang pas. Sang dominan menarik kekasih tercintanya menuju bibir pantai, namun sebelum itu ia berlutut dihadapan si manis, mengulurkan tangan guna melipat celana hingga sebatas lutut. Tangan kekar itu kembali meraih jemari lentik si manis dan menautkan tangan keduanya.

"Bagaimana menurut mu?" Suara berat itu mengalun ketika kaki mereka terkena air pantai.

"Bagus.

"Para pasangan biasanya datang ke pantai untuk memandang senja yang menyelimuti lautan. Terlihat indah bukan?"

Sung Hanbin, melingkarkan kedua tangannya pada pinggang ramping disampingnya, memeluk sosok itu dengan erat. Ia daratkan satu kecupan dipipi tirus si manis sebelum menyenderkan kepalanya dibahu si manis.

"Sudah lama kita tidak seperti ini. Jujur saja aku merindukan saat-saat kita berdua."

"Hng. Ini terasa sangat nyaman." Si manis Zhang Hao menyenderkan kepalanya pada kepala sang dominan.

Kedua pasangan itu terdiam, membiarkan jeda panjang untuk merasakan ketenangan yang diberikan alam. Ya memang menikmati senja pantai bersama orang yang kita cintai sangatlah menyenangkan.

Hanbin melepas pelukannya pada Zhang Hao, ia menghadap si manis lalu menggendongnya ala koala. Zhang Hao reflek melingkarkan kedua kakinya dipinggang Hanbin sedangkan kedua tangannya bertumpu pada pundak lebar sang dominan.

Keduanya saling memandang lekat, menyelami dunianya masing-masing. Hingga jarak antar keduanya mulai tekikis, dan hembusan napas semakin terasa satu sama lain. Mata keduanya perlahan tertutup ...


"BABA! PAPA!"

"Astaga orang tua berbuat mesum di pantai."


... Hanbin menghelai napas kesal dan langsung menoleh kearah dua kecebongnya dipinggir pantai. Sedangkan Zhang Hao langsung memukul kepala Hanbin sebelum menyembunyikan kepalanya diceruk leher Hanbin. Pada akhirnya ia menuju kedua anaknya dengan Zhang Hao yg masih dalam gendongan.

"Cih. Ganggu banget Upin Ipin."

"Ya lagian mesum di pantai. Diseret Nyi Roro Kidul ntar imbasnya kita jadi yatim piatu."

Zhang Hao langsung turun dan mencomot bibir Gyuvin. "Ngomongnya ... minta baba plintir."

Yujin berlari kearah laut, anak itu menjerit ketika ombak menyapu kakinya. Dingin, tapi menyenangkan. "Baba, Papa, abang sini!" pekiknya sambil meloncat-loncat seperti se-ekor kelinci kecil.

Gyuvin langsung meloncat kepunggung Hanbin, untung saja bapak dua anak itu masih memiliki tulang yang kuat sehingga mampu menahan tubuh bongsor anak sulungnya.

"Ayok susul dedek!" Seolah menunggangi kuda seperti koboi, anak itu menutar-mutar tangannya di udara.

"Gas keun!"

Dan berakhirlah tiga curut Zhang Hao itu bermain air. Berlari kedarat ketika ada ombak, dan kembali keair ketika air surut lagi. Atau berlagak seolah-olah mereka memiliki kekuatan air seperti Avatar.

Zhang Hao tersenyum melihat suami dan anak-anaknya begitu  bahagia. Rasanya ia ingin menghentikan waktu, Zhang Hao ingin tetap melihat tiga kesayangannya tertawa lepas tanpa beban. Atau setidaknya ia ingin menghabiskan seluruh hidupnya bersama mereka. Keluarga kecilnya.

"Jangan lama-lama main airnya, nanti flu!"

....

"ABANG GEVAN BABI! JANGAN SUKA LU UMPETIN BONEKA GUE!"

Best MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang