02. One day is absurd

466 53 4
                                    

Tak pernah terlintas dalam pikirannya untuk memiliki dua anak  dari rahimnya sendiri. Mungkin ini adalah hal yang cukup langka dimana seorang laki-laki memiliki rahim dan bisa melahirkan walau dengan cara cecar. Awalnya Zhang Hao merasa takut, kelebihan yang ia miliki sangat dipandang sensitif bagi masyarakat. Tapi Tuhan justru membuat takdir indah dengan menghadirkan Hanbin dalam hidupnya. Lelaki sempurna yang mau menerima segala kekuarangannya.

Meski cinta ini salah, hubungan ini melawan segala norma dunia dan merupakan dosa besar, namun apa lah daya. Hanbin dan Zhang Hao lebih dari sekedar mencintai. Mereka saling melengkapi, mengisi segala kecacatan yang dimiliki. Keduanya saling membutuhkan agar bisa bertahan hidup lebih lama di dunia yang fana ini.

Separuh jiwa.

Mungkin terdengar alay, tapi itu lah adanya.

Sampai pada akhirnya dua malaikat kecil melengkapi kehidupan mereka. Gyuvin dan Yujin adalah anugrah terindah yang diberikan Tuhan. Tak dapat mendeskripsikan lagi betapa bahagianya keluarga kecil ini.

Lelaki manis itu tersenyum ketika masakannya telah selesai. Ia melepas apron pink kesayangnya lalu menuju kamar anak-anak. Zhang Hao mengegeleng kecil melihat tubuh anak bungsunya dipeluk kanan-kiri oleh abang dan papanya. Lucu sekali. Maka dari itu, Zhang Hao mengabadikan hal itu, ia memotret anak dan suaminya.

"Selamat pagi ... ayo bangun, matahari sudah bersinar terang waktunya untuk bangun!"

Kamar yang sebelumnya minim pencahayaan kini menjadi terang ketika gorden dibuka lebar. Ketiganya menggeliat perlahan bangun dan mengumpulkan nyawa masing-masing.

"Cuci muka, gosok gigi setelah itu sarapan baru mandi."

Yang pertama beranjak adalah Gyuvin, ia berjalan mendekati sang baba dengan mata yang masih terpejam. "Selamt pagi baba." Dan kecupan ia daratkan dipipi Zhang Hao.

"Pagi juga abang. Buka mata baru jalan, nanti kepentok kalau sambil mejem."

Gyuvin hanya bergumam tak jelas setelah itu memasuki kamar mandi yang ada di kamar itu.

"Baba ...." Zhang Hao mendengus gemas, ia mendekati anak bungsunya itu yang masih duduk diatas kasur. Yujin langsung memeluk baba kesayangannya dan mendusalkan kepala diperut rata Zhang Hao.

"Huhu bayi baba. Sana gosok gigi, dikamar mandi bawah aja," ucap Zhang Hao sambil mengelus kepala Yujin.

"Cumm!"

Terkekeh gemas, Zhang Hao langsung mencium seluruh inci wajah anak bungsunya itu. Setelah puas ia kembali menyuruh Yujin untuk menjalankan perintahnya.

Dan terakhir si bayi besar. Agaknya Hanbin menunggu gilirannya untuk bermanja dengan sang suami. Terbukti dengan menghilangnya Yujin dibalik pintu, Hanbin langsung menarik Zhang Hao dan memeluk erat separuh jiwanya itu.

"Kangen ...."

Hanbin mendusal diceruk leher Zhang Hao, menghirup dalam-dalam wangi tubuh suaminya. Sedangkan Zhang Hao hanya berdecak kesal, ia menepuk-nepuk punggung lebar Hanbin sebelum memaksa untuk melepaskan pelukannya.

"Sana bersih-bersih. Aku tunggu dibawah."

"Tie-tie?"

Cup

"Sudah sana."

"Lagi ...."

Zhang Hao kembali mengecup bibir Hanbin, hanya kecupan sekilas namun tangan kekar Hanbin menahan tengkuknya. Jika sudah seperti ini, ya sudah lah Zhang Hao pasrah.

...

Untuk hari ini mereka berencana untuk bersepedah mengelilingi pantai. Orang suruhan Hanbin sudah menyewakan sepedah, jadi mereka tidak perlu mengantri untuk mendapatkannya.

Best MomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang