Part II

130 15 2
                                    

"Ennoshita-san, tidak bisakah dalam satu hari aku menjalani 5 sesi?"

Chikara menghela nafas mendengar pertanyaan tak masuk akal dari Tobio, lalu membalas dengan nada sesabar mungkin, "Kau kemarin mengabaikan satu minggu sesi terapimu dan sekarang minta semuanya selesai dalam satu hari? Bukan begitu caranya menyembuhkan diri, Kageyama."

Tobio berdecak, lalu membuang muka dan justru pandangannya mendarat pada kalender di dinding.

"Hari ini pembukaan Olympic." Tobio menurunkan kedua kakinya dan membiarkannya menggantung di atas tempat tidur. "Masih ada 2 minggu lagi sebelum mereka selesai dan aku sudah harus siap bermain dengan timku sendiri."

"Iya, aku tahu itu. Tapi kau juga harus memikirkan kondisimu juga. Lututmu masih kaku, tapi setidaknya kau tak memerlukan tongkat lagi, yang mana bagus. Aku sarankan untuk tidak menggunakannya untuk naik-turun tangga lebih dulu, berlari dan melompat apalagi, dan lakukanlah gerakan-gerakan ringan yang kucontohkan kemarin secara rutin. Ah, dan jangan lupa minum obat dan vitaminmu!"

Chikara menepuk berkali-kali bahu Tobio. Ia senang dipercaya sebagai fisioterapis pribadi sang atlet yang juga juniornya saat mereka masih di tim voli SMA, jadi ia tahu betul bagaimana kondisi mental Tobio saat ini.

"Aku tahu kau bisa lebih bersabar lagi. Proses ini memang akan terasa sangat pelan tapi juga sangat penting, jadi selagi kau menyembuhkan diri, kau bisa sambil memikirkan cara bermainmu yang baru dan aman."

"Ennoshita-san."

"Ya, Kageyama?"

"Sudah berapa lama kau bekerja di rumah sakit ini?"

"Eh?" Chikara menggaruk tengkuknya yang tak gatal mendengar pertanyaan yang cukup tiba-tiba itu. "Sejak aku lulus? Ya, aku sudah menjadi asisten sejak kuliah dan lanjut bekerja di sini, jadi mungkin sudah enam tahun lebih. Kenapa memangnya?"

Tobio terdiam cukup lama, lalu menggeleng dan turun dari tempat tidurnya.

"Tidak apa-apa," tutupnya. "Terima kasih untuk hari ini, Ennoshita-san. Besok aku mau ambil dua sesi lagi seperti hari ini!"

"Eh??? Kageyama, sudah kubilang pelan-pelan saja! Kau juga perlu istirahat!"

"Aku tahu itu. Aku hanya tidak bisa berdiam diri dan menunggu!" Tobio menjawab sembari mengenakan jaketnya. "Ada banyak yang ingin kulakukan selain memikirkan cara bermain yang baru dan aman."

Chikara tahu betul sifat Tobio yang tak pernah berubah sejak SMA: tidak sabaran. Tobio takkan bisa diam meski ia didudukkan sementara di bangku cadangan karena ia yang kelelahan. Namun kali ini, Chikara sepertinya tahu motivasi Tobio saat ini bukan hanya voli.

"Kageyama, jangan-jangan kau bertemu Tsukishima, ya?"

Tobio yang nyaris menyentuh gagang pintu, lantas menarik tangannya dan beralih pada Chikara yang terlihat seperti ingin mengatakanlebih banyak namun tak sampai hati untuk mengutarakannya. Perasaan ini, Tobio sudah bisa menduganya. Orang-orang terdekatnya, sudah tahu tentang kabar terkini Tsukishima Kei.

Hanya Tobio, yang tak tahu apapun.

Lulus dari SMA, Tobio memang tidak sepenuhnya memutus kontak dengan teman-temannya. Ia masih akan menjawab pesan seperlunya, namun untuk bertemu, ia masih belum bisa menyanggupi karena kesibukannya dan Tobio menyesal tak menurunkan egonya untuk sekedar bertukar kabar lebih banyak dengan mereka. Menanyakan kabar Kei lebih tepatnya.

Bisa dibilang, ini pertama kalinya ia bertemu lagi dengan teman satu klub volinya, selain Shoyo yang telah bergabung dengan tim nasional tentu saja.

Ah, memikirkan peluang besar yang seharusnya ia raih membuat Tobio kembali dongkol.

Summer RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang