Revenge for bullying #02

889 77 9
                                    

- Violence
- Nsfw, Rape
- Victim x Bully

"..Hah.. hah.."

".. Dimana..?"

X-Borg mencoba melepaskan kedua tangannya yang terikat dibalik kursi, tidak hanya tangannya bahkan kakinya juga. Kedua matanya tertutup oleh kain tebal dan atmosfer disini terasa sempit.

".. Huh..?" Merasakan sesuatu hal aneh, X-Borg yakin bahwa dirinya sudah tidak memakai sehelai kain sedikitpun. Angin dari jendela kecil menusuk langsung kulitnya.

".. Gw telanjang..?"

"Wah sangat pandai menebak."

Sapaan suara Claude membuat X-Borg terkaget walau tidak bisa bereaksi banyak, "Ternyata lu bangun juga ya. Gw kira mati." Ucap Claude terkekeh pelan namun berat.

X-Borg berdecih, "Apa yang ingin lu lakuin..?" Tanyanya mencoba memberontak lepas.

Kedua tangan Claude menyentuh bahu telanjang itu, Ia tersenyum tipis sekilas. "Tentu saja, membalas dendam yang sudah bertahun-tahun gw tahan hm." Balasnya.

Perlahan Ia mendekat lalu menjilat kuping X-Borg, "Agh! Brengsek! Jangan coba-coba!" Bantah yang terikat. Claude terkekeh, seringainya semakin melebar.

Pria yang memakai kemeja putih itu beralih berdiri didepan korban yang terikat, "Bagaimana kabar lu dengan teman-teman sialan lu, hm?" Tanyanya berbasa-basi.

Deru nafas X-Borg memberat, Ia menggerutu kesal lalu tersenyum miring. "Mereka dan gw masih baik-baik aja.. bahkan mereka sering berbincang tentang hari dimana.. mereka memperkosa lu, katanya mereka pengen ngelakuin hal itu lagi." Balasnya lalu terkekeh mengejek.

Senyum Claude perlahan menghilang berganti wajah mengintimidasi, Ia menjambak rambut X-Borg yang membuat sang empunya meringis kesakitan.

"Gw senang kalau lu pada masih baik-baik saja.. itu membuat hasrat gw semakin naik." Ucapnya penuh tekanan.

"AghHn!! Ah!"

X-Borg memberontak saat penisnya digenggam, Claude menatap ekspresi wajah lawannya yang berubah tidak suka. Lagi-lagi seringai muncul.

"Be-Berhenti sialan! Ahh anghn!"

Claude memainkan penis itu dengan pelan dan lembut sembari memijatnya, umpatan perlahan berubah menjadi lenguhan kecil seiring gerakannya semakin cepat.

Bahkan belum memakan waktu yang lama, peluh membasahi seluruh badan dan wajah X-Borg. "S-Sial.. anghHn nghh hh" Ia merapatkan giginya.

Tangan Claude berhenti, Ia kembali menatap ekspresi wajah X-Borg. Kedua tangannya berganti meraba area dada bidang yang dikursi, lalu berhenti di area puting.

"Ugh!"

Kedua puting itu menegang saat dimainkan, Claude tersenyum senang dan semakin memainkannya dengan cara menarik dan mencubitnya hingga rasanya akan bengkak sebentar lagi.

Ia tidak berhenti, sibuk memainkan kedua puting itu Claude menunduk sekilas. "Haruskah kita membuat suara mesum lagi, sayang?" Tawarnya terkekeh.

X-Borg mengernyitkan, "Jangan.. berani lu-- Ahh!!" Ia mendongak.

Pria yang merupakan korbannya adalah sosok gila, itu pikir X-Borg. Lidah panas menyambut penisnya yang sudah menegang akibat permainan ringan tadi.

"AghHn!! Hentikanh.. Ahh nghh mnh"

Ia tidak bisa bereaksi banyak, kedua kaki dan tangannya terikat kuat yang terpaksa membuatnya diam tidak melawan. Semakin ia tahan, rasa panas dingin di tubuhnya semakin meningkat.

𝗖𝗟𝗔𝗨𝗕𝗢𝗥𝗚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang