Jenny Lee, seorang wanita berdarah Korea-Indonesia, berprofesi sebagai seorang atlet silat semenjak usianya menginjak 15 tahun, tetapi ia pensiun dari dunia persilatan saat usianya masih terlalu muda, yaitu 28 tahun.
Alasannya adalah karena perjodohan yang telah dibuat oleh orang tuanya mengharuskan untuk berhenti dari pekerjaannya, dengan alasan, "Jenny, kamu fokus ngurus suami sama rumah aja ya sayang." Tentu saja setelah mendengar itu Jenny semakin marah dan muak, ingin melawan, tapi tak bisa.
Setelah menikah selama 1 tahun, keluarganya dan keluarga mertuanya mendesak untuk mempunyai anak, semakin benci lah Jenny, dengan terpaksa ia mengandung dan melahirkan seorang anak berjenis kelamin laki-laki.
Jenny tak pernah memperhatikan pertumbuhan putranya, hingga beberapa kali putra kecilnya masuk rumah sakit dengan banyak alasan, salah satunya stanting. Bahkan anak itu pernah mengalami masa kritis karena tidak makan selama 2 hari dan dipukuli oleh ibunya.
Selama itu pula tumbuhlah rasa trauma sang anak ke ibunya. Jika anak lain akan berbinar kala melihat ibunya, berbeda dengan Cairo, dia akan bergetar karena ketakutan, bahkan ketika hanya karena mendengar suara wanita itu.
Jika kalian bertanya, 'kemana ayahnya?' Jawabannya, pria itu tak pernah sekalipun melirik anaknya, bahkan Jenny sendiri masih bisa terhitung jari berbicara dengan pria itu. Benar-benar pria brengsek bukan? Tapi, ini tidak sepenuhnya salah pria itu, karena pernikahan ini tak pernah diinginkan bukan?
Setelah hidup dengan banyak penyiksaan Cairo Dean Arius, setelah 15 tahun lamanya, orang tuanya memutuskan untuk bercerai dan menelantarkan anak semata wayang mereka, Cairo. Sebenarnya hak asuh didapatkan ayahnya, Georgio Britz, tetapi pria itu malah menyuruhnya tinggal sendiri di sebuah rumah sederhana dengan fasilitas seadanya, untungnya ayahnya itu masih mau membayar kebutuhan rumah, tapi hanya kebutuhan rumah, untuk masalah uang sekolah dan uang makan, pria itu tak segan untuk mengabaikannya. Jadi, mau tak mau laki-laki belia itu bekerja untuk membayar uang sekolahnya sendiri, juga untuk makan.
Untungnya masih ada pasutri baik hati yang membiarkannya bekerja di toko sembako nya, walau gajinya tak seberapa, Cairo masih bersyukur, tapi uang itu tak cukup untuk biaya sekolah dan makannya, ia diharuskan mencari pekerjaan ekstra untuk menanggung biaya hidupnya sendiri.
Ia memutuskan untuk menjadi editor musik, dan juga menulis beberapa lagu untuk dibagikan di aku Youbute nya. Viwers nya terbilang banyak, apalagi karena suaranya yang merdu, Cairo juga beberapa kali ikut lomba menyanyi dan bermain musik untuk menambah pendapatannya.
Kesulitan? Ya, Cairo sangat kesulitan untuk melalui hari-hari itu, tapi ia masih bersyukur karena telah bertahan sejauh ini, tak mungkin kan jika ia akan menyerah di tengah jalan? Semua usahanya akan menjadi sia-sia.
Satu hal yang harus kalian tahu, Cairo selama 2,5 tahun ini bolak-balik ke psikiater karena kondisi mentalnya yang sangat buruk. Ia juga sudah sering mengonsumsi obat penenang saking sulitnya ia mengendalikan diri dari stressnya.
Untungnya setelah beberapa kali konsul, kondisi mental Cairo perlahan membaik, dan ia bisa hidup normal seperti orang kebanyakan. Tapi, itu hanya opininya, sebenarnya, apa yang terjadi tanpa sepengetahuannya?
TBC
Inilah asan kenapa gua revisi, biar ceritanya ga gj wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Menari Di Bawah Hujan
RomanceTumbuh tanpa peran orangtua, ditinggalkan sendirian, dan trauma mendalam yang dirasakan Cairo membuatnya masuk ke dalam jurang ketidaktahuan. Semua yang ia lakukan adalah tombak kehancuran yang kapan saja bisa menghunusnya. Hingga pada saat tombak...