Dalam penerangan remang-remang, terdengar suara riuh para pria dan wanita berhamburan dalam ruangan sama. Suara musik yang keras menutup suara desahan centil para wanita murahan yang tengah menjajarkan tubuhnya untuk para pria hidung belang.
Cairo, pemuda itu tengah meneguk segelas wine dengan rakus. Ia menengadah dengan air mata yang hampir keluar, setelahnya ia kembali menuangkan wine ke dalam gelasnya lalu meneguk nya kembali dengan kasar.
Pemuda itu menangis terisak seraya terus meminum wine tersebut. Sesekali Cairo akan meracau dengan suara yang tidak jelas.
Tanpa ia sadari, banyak tatapan yang terus menghunus nya. Mungkin saja jika tatapan itu punya tangan, ia akan menelanjangi Cairo dengan sesekali menyentuh tubuh pemuda itu dengan cabul.
Pemuda itu terus saja minum, hingga kesadarannya tak lagi tersisa. Beberapa saat kemudian, rasa mual muncul, perutnya terasa diaduk-aduk. Dengan cepat Cairo berlari ke arah kamar mandi dengan sempoyongan.
Setelah memuntahkan isi perutnya, pemuda itu berjalan tertatih keluar dengan kepala yang terasa berat. Pandangannya memburamkan sehingga ia menabrak seorang pria yang memiliki tinggi menjulang.
"Um?" Cairo mendongak, menatap pria itu dengan wajah polosnya, lalu memeluknya erat. "Kamu sangat tampan," ucapnya dengan senyum ceria.
Sang pria mengerutkan dahinya, ia bingung dengan pemuda chibi ini. "Lepas."
"Tidak mau-tidak mau! Iro mau sama mas aja. Mas mau kan sama Iro?" tanya Cairo dengan rengekan manisnya.
Pria di seberang sana menghela napas gusar, ia menunduk-menatap Cairo dengan tatapan malas. Lalu pria itu menggendong koala Cairo. "Menyusahkan," ucapnya yang entah kenapa mau saja membawa Cairo.
"Hihihi... Mas baik deh... Sayang mas!" ucap Cairo dengan ceria, wajahnya yang memerah karena mabuk itu nampak begitu menggemaskan.
Pria itu hanya diam, tak menanggapi pemuda chibi yang terus saja mengoceh dalam mabuknya. Ia memutuskan untuk pergi ke sebuah hotel dekat bar dan memesan kamar untuk Cairo.
"Diamlah chibi, suaramu akan mengganggu orang lain," ucapnya seraya membuka pintu kamar hotel dengan susah payah.
Pria itu masuk, lalu menidurkan Cairo ke ranjang dengan pelan. Saat ia akan beranjak pergi dari ranjang, tangan kecil Cairo menari ujung jas yang dikenakan pria yang menggendongnya tadi, sehingga ia tak siap dan terjatuh di atas pemuda chibi.
Ia menghela napas gusar seraya menatap pemuda chibi jengah. "Apa lagi?" tanya sang pria kepada dirinya sendiri.
Muach!
Si Chibi mengecup bibir si pria dengan lancang nya, pemuda itu tersenyum lebar dengan wajah tanpa rasa bersalah sama sekali.
"Bibir mas manis, Iro suka sekali!" girang pemuda itu lalu memeluk erat tubuh bongsor lawan bicaranya. Ia membiarkan kepalanya menelusup dengan nyaman di leher pria di atasnya.
Lalu Cairo berbisik lembut di telinganya, "mas tampan, kenapa gak temani Riu aja di sini? Riu bisa kok menghangatkan yang di bawah sana," bisik pemuda itu dengan nada centil yang menggoda. Tangan pemuda itu tak tinggal diam, ia terus saja meraba tubuh pria di atasnya dengan sentuhan lembut yang menggairahkan.
Hingga seperti yang kalian tau, terjadi adegan panas yang begitu menggairahkan.
TBC
Next adegan anu-anu kalau niat.
Btw, selamat datang kembali reader's setelah gua hiatus ni novel lama wkwk...
KAMU SEDANG MEMBACA
Menari Di Bawah Hujan
RomanceTumbuh tanpa peran orangtua, ditinggalkan sendirian, dan trauma mendalam yang dirasakan Cairo membuatnya masuk ke dalam jurang ketidaktahuan. Semua yang ia lakukan adalah tombak kehancuran yang kapan saja bisa menghunusnya. Hingga pada saat tombak...