Musim panas akan segera berakhir, dan itu adalah pertanda buruk bagi Severus. Sial, dia sudah berfikir ini telah menjadi hari terakhirnya untuk beristirahat, mengingat sebentar lagi Anak-Yang-Terpilih akan menjalani masa sekolahnya di Hogwarts, bertemu sebagian Lily dan sebagian lagi Potter bajingan. Dia agak berharap bocah itu akan semirip ibunya, tak bisa dirinya bayangkan jika ada Potter kecil berkeliaran disekitarnya.
Severus telah mendapatkan panggilan dari Albus, maka disinilah pria itu sekarang, berdiri tepat di depan patung gargoyle yang menghalangi jalan masuk ruangan kepala sekolah. Ia tak berlama-lama menetap disana setelah mengucapkan sandi yang tak masuk akal, sama seperti kepribadian pemilik ruangan itu.
"Hai Severus, silahkan duduk." Albus begitu bahagia saat menyambut nya, yang menurut pria itu sendiri merupakan kengerian, mata yang berbinar-binar miliknya menatap Severus seolah dia objek eksperimen, atau begitulah pendapat nya pribadi. Karena Severus pun akan berlaku sama ketika menguji coba ramuan kepada tikus-tikusnya.
Ia duduk di hadapan kepala sekolah dengan hati-hati, "Apa semuanya berjalan dengan baik, Albus?."
"Tentu saja!" jawabnya senang, "Kita telah mendapatkan guru pertahanan baru, dia dengan senang hati menerimanya."
"Begitu," Severus menanggapi, ia bertanya-tanya mengapa Albus harus memanggil nya jika semua telah sesuai keinginannya.
"Bagaimana menurut mu mengenai guru baru itu, Severus?"
"Aku harus berkata apalagi?, kau sendiri juga tahu. Selain dia yang kau katakan 'dengan senang hati' menerima posisi sebagai guru pertahanan, tentu saja guru baru itu memiliki maksud nya tersendiri." katanya malas. "Dan kau akan melimpahkan semua beban padaku di saat-saat terakhir."
Kepala sekolah itu tertawa, "Professor Quirrell adalah orang yang baik, aku mengenal dia. Meskipun dia itu kikuk, kau tidak perlu khawatir, nak."
Omong kosong, mendengar namanya saja Severus tahu siapa pria itu dengan baik. Quirrell, yang telah kehilangan akal karena vampire, oh, dia pasti akan membual sepanjang dia mengajar murid-murid di Hogwarts. Kemudian, pria itu bukan contoh guru yang ideal, dia hanya akan menghabiskan jam pelajaran dengan lidah kikuk itu. Severus penasaran mengapa Quirrel menerima posisi ini; dia selama tiga tahun lebih memilih bersembunyi dalam ketakutannya, dan ia lebih heran kepada Albus yang membuka tangan dan menerimanya. Dengan begini satu orang lagi bertambah untuk ia awasi.
"Yah, mari kita sudahi basa-basi ini." Albus seketika memecah keheningan, ia melihat kepala sekolah itu duduk dengan tegak dihadapannya, wajah yang riang itu tenggelam dalam keseriusan. Akhirnya, Severus akan tahu tujuannya dipanggil, yang tidak pria berambut hitam gelap itu ketahui adalah dia akan menyesal, dan mungkin saja tahun-tahun berikutnya yang membosankan akan berubah.
Severus mendengar sesuatu, suara tersebut berasal dari lantai atas ruangan milik kepala sekolah, seolah ruangan itu terakcak-acak sedemikian rupa karena begitu berisik. Selanjutnya yang ia lihat adalah pintu ruangan itu terbuka, memunculkan amplop-amplop yang kemudian mendarat dengan mulus.
Namun alih-alih berada ditangan Albus, amplop kuning itu berada di sisi nya, salah satunya terbuka dan mengeluarkan beberapa helai kertas, mengarah langsung tepat di depan wajahnya. Severus sekilas melihat profil gadis asing, tapi ia dengan cepat menyingkirkan nya dan ingin protes kepada pria tua itu.
"Kau harus menjemput gadis itu, Severus."
"Atau kau yang akan menemani Harry berbelanja keperluan?, aku tak masalah menyampaikan kepada Hagrid bahwa kau senang menggantikannya." Albus langsung membuka mulut sebelum dia sempat memaki.
Tentu saja wajah Severus berubah gelap, ini atau itu, sejak kapan pilihan dari tua bangka pernah menguntungkan nya?.
"Bukannya melakukan segala cara agar Potter tetap aman ... kau justru menerima surat rekomendasi? ...," bibirnya sontak melengkung jijik, "Aku sama sekali tidak tertarik ikut dalam permainan rumah-rumahan mu, Albus." Guru ramuan itu berkata dengan dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEEP PAIN || SS
Fanfiction[VERSI REVISI] Musim panas akan segera berakhir, dan itu adalah pertanda buruk bagi Severus. Sial, dia sudah berfikir ini telah menjadi hari terakhirnya untuk beristirahat, ia telah mendapatkan panggilan dari Albus, maka disinilah pria itu sekarang...