Hayooo balik lagi aku gesss wkwk...
Gatau mau ngetik apa disini, langsung baca ajaa.
KUY KUY KUY KUY.....
___________
___________-
"Na," Hessa mengusap lembut rambut Jeffran.
Waktu menunjukkan pukul delapan malam, Hessa baru saja pulang dari cafe. Niatnya ingin mampir ke rumah Jeffran, tetapi kata ayahnya Jeffran belum pulang, jadilah Hessa ke Rumah sakit, karena dia tahu, Jeffran pasti disini.
Saat memasuki ruangan bernuansa putih ini, Hessa di kejutkan dengan Jeffran yang terlelap dengan posisi duduk, tangannya yang masih setia memeluk erat lengan bundanya.
"Na, hei. Bangun sudah malam," Hessa berucap pelan, agar tidak menganggu. Jika ini dirumah atau di sekolah, mungkin dia sudah berteriak kencang.
Jeffran terusik, matanya perlahan terbuka, mencoba menyesuaikan cahaya. "Hm,"
Jeffran menatap Hessa dengan mata sayunya. "Hyeong sudah lama?" Jeffran berjalan menuju sofa yang di duduki Hessa.
Hessa menggeleng kecil. "Baru saja, Kasihan kamu tidur sambil duduk begitu. Mandi dulu Na, habis itu makan," Hessa menyodorkan paper bag berisi pakaian milik Jeffran.
Jeffran dengan patuh menuruti ucapan Hessa. Membawa tubuhnya ke kamar mandi untuk membersihkan diri.
"Kenapa tidak pulang dulu?" Hessa bertanya saat melihat Jeffran sudah keluar dari kamar mandi.
"Tadinya hanya mampir sebentar, tapi tanpa sadar malah tidur," Jeffran mendekat ke arah Hessa yang kini sedang duduk di kursi samping brankar. "Bantu keringkan Hyeong," Tangan Jeffran memberikan handuk kecil pada Hessa.
"Reyhan tidak ikut?"
Hessa yang masih fokus pada rambut Jeffran menggeleng. "Aku baru pulang dari cafe langsung kerumahmu, tapi kau tidak ada. Ayahmu mengatakan kau belum pulang, aku masuk mengambil pakaianmu saja, setelah itu langsung kesini,"
Jeffran mengernyit. "Ayah sudah pulang?"
"Ya tadi ada di rumah, berarti sudah,"
"Kau melihat Jeno?" Jeffran menoleh ke arah Hessa.
"Aku ke kamarnya, dan dia masih tidur. Badannya sedikit panas," Jawab Hessa.
Jeffran mengangguk paham. "Aku lapar,"
"Makanlah," Hessa mengarahkan dagunya kearah meja yang terdapat bungkusan.
"Apa itu?"
"Nasi goreng," Setelah mendengar kata itu, Jeffran segera menuju ke arah meja.
"Habiskan, aku sengaja membawanya untukmu,"
Jeffran mengangguk semangat. Melihat ke antusiasan Jeffran, Hessa tersenyum samar. Sungguh, Hessa sangat menyayangi pemuda itu sebagai adiknya, sedari dulu, Hessa ingin sekali memiliki adik. Sampai akhirnya dia dipertemukan dengan Jeffran yang sedang menangis di taman sendirian. Dan sampai saat ini, mereka berhubungan baik, terkadang Jeffran juga manja kepada Hessa, dan Hessa suka itu. Hessa juga sangat posesif jika mengenai Jeffran. Adiknya itu tidak boleh terluka.
KAMU SEDANG MEMBACA
fullkominn|| Jaemin Story
RandomKisah Na Jaemin yang kata orang sangat sempurna (fullkominn dalam bahasa Islandia berarti sempurna)