07

138 11 0
                                    

Dipta
|Buna nitip bekal buat Lo

Lili
Mana, kangen bgt sama masakan buna|

Dipta
|Nanti ketemu disekolah ya
|Hari ini Lo gak bisa nebeng gue
|Mau jemput Una😎

Lili
Bodo, gue naek bis|
Tanda-tanda bakal lupa diri klo udh punya pacar|

Dipta
|Baru mau deketin anjir
|Biar temen Lo gak jones

Lili
Hahaha bercandaa|
Semangat ya deketinnya|

Dipta
|Lo beneran naek bis?
|Jepi kemanee

Lili
Gak tau, ilang kali|

Dipta
|Jangan gitu, ilang beneran mampus Lo

Lili
BERCANDAA|

Dipta
|Wkwkw
|Nanti gue ke kelas Lo

Lili
Iyaa|

Lili menyimpan ponselnya kala sebuah bis berhenti didepannya. Seperti yang dia bilang pada Dipta, hari ini dia berangkat naik bis.

Perihal Jevi, lelaki itu pagi tadi mengirim pesan ke lili. Pesan yang berisi kata maaf dan alasan. Lili sudah paham betul isi pesan tersebut, karena memang kejadian seperti ini sangat sering terjadi. Maka dari itu sampai saat ini pesan yang Jevi kirim belum juga dia balas.

Pagi ini sekolah belum terlalu ramai, karena memang lili sengaja berangkat lebih pagi untuk menghindari jevi. Saat sedang berjalan melewati lapangan, ternyata ada jevi disana.

"morning, cantik" sapa jevi, namun Lili hanya terdiam dan melewati jevi begitu saja.

"Kenapa WhatsApp aku gak dibales? Sapaan aku juga gak kamu jawab" Ucap jevi sambil membuntuti lili yang hanya terdiam.

Jevi mencekal lengan lili dan membuat wanita itu terhenti "kamu lagi kenapa? WhatsApp aku gak dijawab, aku ngomong kamu nya diem aja"

Lili menghentakkan tangannya membuat cengkraman tangan jevi terlepas dari lengannya "seharusnya kamu mikir kenapa aku kaya gini" lili kembali melanjutkan jalannya

"Soal tadi malem? Oke aku salah, aku minta maaf. Aku udah jelasin semuanya, tapi kamu gak buka WhatsApp aku"

Lili menghentikan langkahnya "ini udah kesekian kalinya kamu ninggalin aku gitu aja, sampe aku muak denger alesan kamu"

"Semalem Bunda telfon minta anter ke rumah sakit karena Adel panas, aku panik dan gak sempet balik ke kamu"

"Dan ninggalin aku gitu aja, tanpa bisa aku hubungin. Kamu tau kan semalem hujan dan aku takut petir, aku hampir mati ketakutan jev!"

"Sumpah hp aku lowbat malem itu, aku benar-benar minta maaf"

"Alesan kamu, jev. Padahal di mobil kamu selalu ada charger"

Perhatian mereka teralihkan pada dua orang yang baru datang dengan tangan yang bergandengan siapa lagi kalau bukan Dipta dan Una.

"morning bro n sist" ucap Dipta tanpa menghentikan langkahnya

Helaan nafas kasar jevi terdengar oleh lili, membuat wanita itu kembali menatap kekasihnya.

"Terserah Lo, Li. Gue capek ngejelasinnya" ucap jevi dan melenggang pergi begitu saja meninggalkan lili.

LilianeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang