Halo, Aku tak ingin banyak berbasa-basi, aku hanya ingin mengenalkan dan menceritakan sedikit cerita dari kisah hidupku saat ini, selamat membaca
Aku terlahir dari sebuah keluarga kecil di kota ini. Aku lahir dari sebuah keluarga yang entah dibilang bahagia ataupun rusak. Aku punya 1 kakak perempuan dan 1 kakak laki-laki. Aku punya 1 ibu dan ayah. Biar kukenalkan mereka pada kalian
Ayah, sosok yang selalu dikatakan cinta pertama seorang anak perempuan. Aku tumbuh bersamanya hingga waktu perlahan memisahkan kami. Jujur jika kuceritakan, cukup banyak kekecewaan yang kupunya padanya. Ia adalah seorang ayah yang meninggalkan perannya. Ia suka banyak hal yang cukup merugikan dirinya sendiri, seperti alkohol dan rokok. Takkan kuceritakan banyak. Yang pasti, waktu memisahkan kami sedari lama. Waktu tak memberi izin untuknya menikmati proses aku dewasa dari dekat, dan waktu menahan aku dari pelukkannya.
Ibu? Aku tak mengenal banyak tentangnya, ia meninggalkan keluarga kecilnya sedari aku bayi. Aku tak pernah tau alasan dia pergi, apakah karena aku yang hadir di dunia ini? Aku bingung setelah belasan tahun bersama ia menetap, kenapa ia harus pergi saat aku ada didunia ini? 1 tahun kulewati bersamanya, tak cukup membuat memoriku tentangnya ada. Tak pernah ada 1 memori tentang dia. Yang ku tau dia adalah sosok ibu yang pergi melantarkan anak-anaknya. Tak bisa dipungkiri, aku seorang anak yang haus akan kasih sayang. Bahkan kasih sayang penggantipun takkan membuatku puas. Aku hanya seorang gadis kecil yang ingin diperhatikan oleh ibuku sendiri. Aku iri melihat teman-temanku yang tertawa bersama ibu mereka. Dunia tidak adil. Walau banyaknya sumpah serapah yang keluar dari mulutku untukknya, takkan pernah bisa memungkiri bahwa aku merindukan sosoknya.
Setelah kepergian ibuku, aku tinggal dengan saudara perempuan ayah. Ia kusebut "Mama" Ia punya 1 anak perempuan. Mari kita sebut "Kakak". Sedari kecil, aku bertumbuh bersama mereka. Tanpa aku sadari, karakterku dan banyak sifatku terbentuk oleh mereka. Aku tak sadar banyak hal yang mereka lakukan yang melukai hatiku dan membentuk sosok keras hati. Aku tersadar akan hal ini, disaat aku sedang berada di proses menemukan jati diriku sendiri. Dimana setiap perkataan yang keluar, mulai menyayat hati, dan setiap hal yang terjadi membuatku takut akan dunia ini. Tak dipungkiri mereka mendidikku dengan penuh kasih sayang, walau dilain sisi, mereka mendidikku dengan banyak kata makian, bentakan, dan pukulan. Jika aku berkeluh, tentu yang akan menang mereka. Aku hanya boleh diam dan mengikuti semua aturan mereka. Tak ada maksud menjelekkan atau membenci, aku hanya ingin menuangkan segala keluh kesahku.
Aku kecewa akan takdir yang menjauhkanku dari kasih sayang orang tua. Bahkan 1 foto keluargapun aku tak ada. Aku hanya dapat melihat foto keluarga lama, yang berisikan kedua kakakku, ayah dan ibu. Aku kecewa akan keadaan.