02. Phi punya kakak?

163 56 15
                                    

Aksa terkekeh kecil saat mengetikkan sesuatu di roomchatnya dengan Vhiandra salah satu teman dekatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aksa terkekeh kecil saat mengetikkan sesuatu di roomchatnya dengan Vhiandra salah satu teman dekatnya.

"Ganti baju apa gak ya." ucapnya pelan pada dirinya sendiri di depan lemari.

Kemudian Aksa menggeleng, memutuskan untuk langsung pergi ke rumah Vhiandra dengan kaus hitam dan celana pendek rumahnya. Untuk apa berganti pakaian, kan hanya ingin bermain pikirnya.

Rumah mereka tidak cukup jauh, tapi tidak dibilang dekat. Jadi Aksa hanya berjalan santai sambil bersenandung pelan.

Sesampainya ia di rumah Vhiandra cowok itu memanggil nama temannya beberapa kali namun tidak ada jawaban, ia juga sudah menekan bel tetap tak ada jawaban.

"PHI!" Aksa mulai berteriak.

"BUKA PHI, ATAU GUE LANGSUNG MASUK NIH."

Baru saja ingin memutar kenop pintu, namun pintu itu sudah terbuka lebar dengan menampilkan wajah Vhiandra. Cowok itu hanya mengenakan celana bahan pendek dan kaus tanpa lengan.

"Orang sabar disayang gua."

Aksa memutar bola matanya. "Ih najis."

"Dih, songong lo. Gua kunciin lagi nih?" balas Vhiandra dengan ancang-ancang mundur dengan memegang kenop.

Aksa melihat itu hanya terkekeh.

"Yaudah gue balik."

Vhiandra mengumpat kesal. "Masuk, masuk. Silahkan tuan putri." godanya dengan mundur sedikit memberi space untuk Aksa masuk kemudian menutup pintu dibelakangnya.

"Gue lanang cok." balas Aksa sambil berjalan masuk sebelum menendang bokong Vhiandra yang sedang menutup pintu.

Hingga wajah temannya itu membentur pintu yang sudah tertutup.

"Kucing lo ya!"

"Letoy, lo."

Aksa mengeluh pelan saat ia kalah bermain game online di ponselnya.


Sedangkan Vhiandra meloncat kegirangan karena berhasil mengalahkan tim Aksa. "GUE MENANG!" pekiknya girang.

Sambil tertawa-tawa.

"Berisik!"

Bukan, bukan Aksa yang mengatakan itu. Itu suara perempuan, jelas perempuan. Aksa mendengarkan dengan seksama asal suara itu, kemudian menoleh ke arah Vhiandra.

Vhiandra terlihat mendengus kesal. "Apa sih lo!"

"Lo yang apa, berisik banget!" perempuan itu berjalan melewati Aksa menuju Vhiandra menyentil dahi Vhiandra dengan kencang hingga  .

Satu kata yang bisa Aksa deskripsikan tentang perempuan asing itu.

Tinggi.

Bahkan lebih tinggi dari Vhiandra.

Vhiandra meringis menyentuh dahinya yang berdenyut nyeri. "SAKIT!"

"Phi, siapa?" tanya Aksa penasaran.

Namun Vhiandra masih sibuk mengelus dahinya, sedikit memerah. Apa sekencang itu?


Perempuan itu melengos menuju dapur untuk meraih sesuatu diatas kitchenset. Kemudian melangkahkan kakinya menuju lantai atas.

Karena pertanyaannya tidak dijawab, Aksa memukul bahu Vhiandra. "Siapa dia?"

"Daritadi gua di tendang, di sentil, sekarang bahu gua dipukul. Heran." gerutunya.

"Siapa Phi?" Aksa mengulang pertanyaannya.

"Kakak."

Mata sipit Aksa melebar mendengar jawaban Vhiandra. Kakak? sejak kapan Vhiandra punya seorang Kakak. Jikapun punya, Aksa benar-benar baru tahu.

Dengan penasaran Aksa semakin mendekat. "Sejak kapan lo punya kakak?" tanyanya lagi.

Vhiandra berdecak malas. "Rumit lah, kapan-kapan gua ceritain."

☙☙

Legal' Yang JungwonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang