"Kalian sudah menghabiskan waktu dua bulan, tapi hanya bisa menangkap satu ikan teri?! Harusnya kalian tidak seberani ini datang menemuiku!"
Keenam pemuda itu ciut saat mereka disemprot habis-habisan oleh seorang pemuda yang duduk di kursi kerjanya. Mereka berdiri sambil menunduk ketakutan.
"Memalukan sekali! Benar-benar memalukan!"
Heeseung mengangkat kepala, menatap pria berambut merah didepannya.
"Kak Yeonjun—"
"Jangan panggil aku kakak!" Bentak Yeonjun. Heeseung terdiam. Kalau tidak mau dipanggil kakak berarti..
"Yeonjun.."
Yeonjun menyipitkan mata, menatapnya dengan ngeri.
"Kamu mau mati?"
Heeseung kali ini benar-benar tidak berkutik.
Yeonjun lalu menghela napas. Sambil mengurut keningnya, dia memeriksa berkasnya.
"Kalian menabrakkan mobilnya, lalu membunuhnya di tempat." Dia geleng-geleng. "Bukankah aku sudah bilang berkali-kali kalau kalian harus melakukan tugas ini secara sembunyi-sembunyi?"
"Maaf, paman."
Kali ini bukan Heeseung yang berulah, melainkan Jake. Yeonjun menatap pemuda berwajah campuran itu dan tertawa tidak percaya.
"Paman? Yaaa, lihatlah diri kalian.." katanya. "Semakin tidak tahu diri."
"Tapi Ni-ki sudah menyabotase semua CCTV yang merekam kami," bela Sunghoon.
Yeonjun beralih menatapnya.
"Sunghoon.."
"Ya.."
Dia kembali menghela napas.
"Bukannya kamu yang menyarankan untuk menangani masalah di rumah bordir itu? Tapi apa? Sampai hari ini kamu belum menangkap satupun orang penting yang terlibat di bisnis itu."
"Maaf.." Sunghoon menunduk.
"Grup Hyunsuk bisa menyingkirkan gembong narkoba di daerah Paju dalam sekali tangkap. Membunuh tiga ketuanya dan membuat kegiatan itu berhenti total," kata Yeonjun. Dia lalu menunjuk ke mereka berenam.
"Terus adanya kalian di sini untuk apa?"
Jake mengangkat kepalanya lagi.
"Kak Yeonjun–"
"Sudahlah, kalian pergi saja!" Yeonjun lalu melempari anak-anak itu dengan apa saja yang ada di depannya. Buku, pulpen, selotip, gunting.
"Keluar bodoh!"
"Keluar!"
Mereka keluar sambil berusaha menghindari lemparan-lemparan dari Yeonjun.
"Tidak usah emosi begitu, lah," protes Ni-ki. Tapi dia tetap berjalan keluar dari ruangan itu.
"Kubilang keluar, brengsek!"
"Babi-babi sialan!"
Mereka sudah ada diluar ruangan Yeonjun. Saat ini di hadapan mereka tampak ruangan yang terlihat seperti dapur di restoran. Banyak koki yang sibuk membuat hidangan sementara mereka berenam melewati para tukang masak itu untuk keluar dari pintu samping. Para koki pun seakan tidak melihat mereka berenam, bukan tidak melihat, melainkan mereka tidak peduli. Orang-orang itu sibuk dengan tugasnya masing-masing.
"Setidaknya beri kita makan, lah.." kata Jake saat dia melihat masakan-masakan yang sudah matang itu.
Mata Jungwon tertuju ke tangsuyuk yang terlihat renyah dan berminyak. "Kalau aku minta satu, dikasih tidak, yaaa.." gumamnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/332725854-288-k353829.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hostage
FanfictionDari sekian banyak hal irasional yang terjadi dalam hidup Park Sunghoon, apa yang dia alami saat ini menurutnya adalah yang paling sulit dia pahami.. ...jatuh cinta dengan sanderanya, Kim Sunoo.