3. Hari penculikan

121 34 1
                                    

Sunoo sedang memakan roti melonnya saat terdengar suara teriakan dari luar kamarnya, "Sunoo! Keluar kamu!"

Sudah hampir dua puluh tahun dia terbiasa dipanggil seperti itu, sehingga Sunoo tidak merasa kaget sama sekali. Tapi, dia tidak bergegas untuk menjawab. Dia masih sibuk menghabiskan roti dan meminum susu pisangnya.

Hingga pamannya berteriak, "HEI!" yang membuat Sunoo terlonjak kaget. Dia bergegas berdiri dan berjalan menuju pintu kamarnya. Dia berhenti sebentar dan menghabiskan sisa makanan dan mengelap mulutnya, lalu dia membuka kunci pintu kamarnya satu persatu.

"Kamu tuli, ya!?" teriak Paman Kim saat melihat Sunoo muncul di puncak tangga. "Turun kemari! Ada yang ingin aku katakan!”

Sunoo berjalan menuruni tangga. Saat dia masuk ke ruang tamu, dia melihat pamannya sudah memakai pakaian yang rapi. Paman Kim memakai jaket kulit, celana jeans, dan sepatu boot cokelat.

“Ya?” tanya Sunoo.

“Duduk!” kata Paman Kim. Sunoo diam saja dan hanya menatap balik ke pamannya.

"Tolonglah.." tambah Paman Kim, sambil menatap Sunoo dengan tatapan memohon.

Sunoo akhirnya duduk. Sepertinya dia tahu apa yang akan terjadi. Pamannya memperhatikannya dengan cemas. Wajahnya yang kurus tengah berkonsentrasi, seakan memikirkan apa yang akan dia katakan.

“Aku berubah pikiran,” katanya kemudian.

Sunoo mengangkat alisnya.

"Akan aku tandatangani itu."

Entah kenapa Sunoo tidak merasa kaget sama sekali saat pamannya mengatakan ini.

"Benarkah? Ada yang harus aku lakukan, kan?" tanyanya dengan nada datar.

"Iya."

"Apa?"

"Tuan Hwang.. dia ingin bertemu denganmu."

Baru lah saat ini Sunoo merasa terkejut.

"Untuk apa?" tanyanya sambil mengernyit. Lagipula, siapa itu Tuan Hwang?

"Dia mengajakmu.. hanya untuk satu malam saja."

Mendengar itu Sunoo menghela napas, dia seketika berdiri.

"Tidak mau."

"Kalau kamu bersedia pergi dengan dia, aku akan membiarkanmu keluar dari rumah ini." Langkah kaki Sunoo menuju tangga terhenti. Dia lalu berbalik menatap pamannya, seakan pria itu sedang melontarkan lelucon.

"Mengejutkan sekali," kata Sunoo.

"Kamu tidak percaya?" tanya pamannya.

"Tentu saja tidak.." jawab Sunoo tanpa beban.

"Apa paman tidak ingat, apa yang paman katakan selama ini? Berkali-kali paman bilang, sampai mati pun paman tidak akan mengizinkan aku keluar dari rumah ini!" jelasnya panjang lebar.

"Tapi kali ini, aku akan membiarkan kamu pergi!" kata pamannya dengan gelisah. "Terserah kamu mau pergi kemanapun, aku tidak akan mengusik hidupmu lagi setelah ini! Akan ku lunasi semua biaya sekolahmu!"

"Kamu masih tidak percaya? Berikan formulir itu, aku akan langsung menandatanganinya setelah kamu pergi dengan Tuan Hwang!"

Sunoo tertawa, dia tidak bisa menahan dirinya sendiri. Pamannya memang selalu bertindak seenaknya.

"Apa yang membuat paman bisa jadi seperti ini?" tanya Sunoo tidak habis pikir.

"Karena.. dia bilang, dia mau melunasi semua hutangku."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 4 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My HostageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang