Dari Ashira, untuk Agung

33 4 0
                                    

Hari ini, Agung berniat untuk membereskan kamarnya. Ya untuk sekian lamanya dia tidak mengubah posisi tampilan kamarnya, untuk sekarang dia ingin suasana yang baru, mengulang apa yang perlu dibuang.

Kamar yang luas, yang hanya dia tiduri sendiri sejak 3 tahun yang lalu.

Kamar yang begitu penuh kenangan yang mana selama 4 tahun agung tempati berdua bersama Ashira.

Itu karena waktu awal mereka menikah, hanya Ashira yang tidur dikamar itu. Saking tidak terimanya Agung menikah dengan Ashira, Agung lebih memilih untuk tidur dikamar lain, ya selama hampir 3 tahun mereka benar benar berpisah ranjang. Yang bahkan mereka juga tidur satu kamar hanya sekali waktu malam pertama, itupun Agung tidur disofa.













Sebelum membereskan kamarnya, dia melihat seisi kamar yang benar benar masih terasa Ashira ada dikamar itu.


"Rasanya masih benar benar tidak percaya kalau aku adalah seorang duda" batin Agung waktu melihat fotonya bersama sang istri "Ashira terlalu cepat pergi" batin Agung.








"Wanginya" batin Agung waktu membuka almari baju milik sang istri. Agung mengeluarkan sebagian baju baju milik sang istri supaya almari itu mudah untuk digeser.




Hampir 3 jam, Agung mengerjakan semuanya sendiri. Dan ya sekarang kamarnya terlihat jadi lebih rapi dan luas.














Rumah yang tadinya sepi pun jadi tiba tiba ramai karena putri kecilnya sudah pulang dari bermain bersama kakek dan neneknya.

"Tepat sekali" gumam Agung karena dia sudah selesai bersih bersih kamar.





"Ayah habis dari mana? Aku panggil ayah tidak menjawab?" Tanya Kania "ayah habis bersih bersih kamar sayang? Ah iya, bagaimana tadi? Apa anak ayah jadi anak pintar selama bersama uti dan eyang?" Tanya Agung "tentu saja, aku selalu pintar, iya kan eyang? Uti?" Ucap Kania "tentu" ucap ayah dan ibu dari Agung "eyang, temani aku tidur, aku lelah" ucap Kania lalu menarik tangan kakeknya "pelan pelan sayang, eyang sudah tua" ucap Agung "kamu meledek ayah?" Ucap ayah dari Agung "kenyataannya seperti itu" ucap Agung.



"Ada apa mas?" Tanya ibu dari Agung waktu melihat Agung yang senyumannya langsung hilang waktu anak dan ayahnya sudah hilang dari pandangannya.

"Tidak apa apa Bu, hanya saja aku merindukan Ashira" ucap Agung "rindu itu wajar" ucap ibu dari Agung lalu mengelus pundak pria tampan itu.




























"Apa ini?" Batin Agung waktu dia membuka lagi yang sama sekali tidak pernah dia buka, yang mana isinya memang hanya barang barang milik Ashira. Dan ya, untuk kali ini dia sedikit penasaran dengan isinya.

Agung melihat ada sebuah amplop bertuliskan 'Untuk suamiku'

Agung mengambil amplop berwarna pink itu.



"Hah, wanginya" batin Agung waktu mencium amplop itu, sampai hari ini Agung sedikit penasaran dengan parfum yang dipakai Ashira, selain wangi tapi itu benar benar awet. Yang bahkan Agung juga sampai bisa merasakan kalau Ashira ada didekatnya karena wangi parfumnya itu.





Agung mengambil kertas yang dilipat itu dan ya dia pun membuka lipatan kertas itu. Yang ternyata isinya adalah surat untuknya.








"Dari Ashira, untuk Agung"

Sebenarnya, aku sendiri tidak tau kenapa aku harus menulis ini. Tapi setelah kupikir pikir aku hanya malu untuk mengungkapkannya secara langsung

Untuk suamiku, yang sangat aku cintai, sejak dulu.

Aku hanya ingin meminta maaf karena banyak waktu yang berbuang sia sia hanya untuk menikah denganku.

Maaf jika aku membuat hidupmu hancur karena harus menikahiku, bukan menikah dengan Ashila, adikku.

Aku tau, mungkin butuh waktu lama untukmu bisa menerimaku.

Aku tidak mau menyerah karena aku tau kamu pasti akan mencintaiku, cepat atau lambat.

Aku tidak tau sampai kapan pernikahan kita bertahan. Ah sekarang saja baru 2 tahun.

Maaf karena aku masih belum bisa memasak. Masakanku masih sangat buruk, dan gosong, hehe. Maaf kalau itu membuat perutmu sakit, tapi aku bersyukur kalau kamu tidak mau memakan masakanku. Setidaknya kesehatanmu pun tidak terganggu.

Kamu tau? Aku pun sama terkejutnya dengan kamu waktu ayah dan ibu bilang aku akan menikah dengan kamu, laki laki yang aku cintai.

Padahal tidak ada yang tau kalau aku mencintaimu sejak lama. Aku tidak tau juga darimana adikku tau kalau aku menyukai kekasihnya.

Maaf, maaf, dan maaf

Maaf kalau aku membuatmu menyesal menikahiku.

Maaf karena aku selalu meminta waktumu untuk menghabiskan waktu berdua.

Walau aku tau kamu juga tidak akan memberikannya.

Kamu tau? Kamu itu benar benar tampan. Dan sejak kita masih SMA pun aku sudah bermimpi untuk bisa menikah denganmu. Ternyata tuhan berpihak denganku walau hatimu tidak.

Waktu kamu datang ke rumahsakit bersama penghulu. Aku kaget, kenapa kamu menikahiku. Demi apapun sampai hari ini pun aku tidak pernah tau kenapa kamu bisa tiba tiba menjadi suamiku.

Padahal pun aku tau kamu sangat mencintai Ashila.

Hari itu benar benar menjadi hari terbahagia dalam hidupmu walau aku membuat adikku menangis juga dihari itu karena kekasih yang dia cintai malah menikahiku.

Maaf.

Aku tidak tau harus menulis apa lagi, tapi yang pasti. Kuharap kamu bisa hidup dengan baik untuk kedepannya. Jika kamu sudah membaca surat ini, tolong jangan berubah karena terpaksa.

Aku tidak suka memaksa seseorang untuk selalu dekat denganku.

Sekali lagi, aku minta maaf.

Aku, Ashira. Selalu mencintaimu, sampai kapanpun"









Agung melipat kembali surat yang baru dia baca, dia benar benar telat mengetahui surat itu, yang harusnya sejak dulu dia tau. Tapi dia amat sangat bersyukur jika dia sudah sempat mencintai Ashira walau hanya dalam waktu sekejap.

"Entah kenapa perempuan itu menulis surat untukku tapi tidak dia berikan padaku. Bukan Ashira kalau tidak aneh" gumam Agung.

My Heart For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang