08-Jiwa Yang Rapuh

325 38 0
                                    

Sama seperti malam-malam biasanya, para Rangers berkumpul di ruang bawah tanah Shadow's Bar n Cafe bersama Earth untuk memecahkan satu misi baru. Kecuali Dunk yang belum pulih, lima anggota lainnya yang hadir itu mendengarkan penjelasan Earth dengan seksama.

"Pembunuhan berantai, pasti kalian tahu beritanya," Tukas Earth serius, "Korbannya bukan hanya manusia, tetapi juga hewan-hewan di kebun binatang Hunter. Polisi sudah melakukan penyelidikan selama satu bulan penuh tetapi tidak ada perkembangan signifikan," Lalu Earth mengirimkan sesuatu kepada tim melalui obrolan grup rahasia yang tidak bisa dilacak oleh peretas manapun.

Semua orang memperhatikan lamat-lamat berita berbentuk narasi koran yang dipindai sambil mendengarkan Earth berbicara, "Kasus ini serupa dengan kasus yang ada di koran itu, satu-persatu keluarga mati keracunan di dalam rumah mereka setiap hari lalu pada hari terakhir, semua rumah..."

Castor tidak lagi bisa fokus mendengarkan ocehan Earth di depannya. Pria itu mengepalkan tangan, keringat dingin bercucuran, tubuhnya gemetar.

"...apa kalian pah- Castor?! Ada apa denganmu?!"

Satu ruangan begitu panik melihat Castor yang gemetaran, raut wajahnya juga tidak bisa dikatakan baik-baik saja. Feign menggoyangkan tubuh Castor, "Kak! Sadarlah!"

"Ayah... ibu... adik-adiku... tidak! Tidak!" Castor bergumam panik, lalu ia memukul kepalanya keras, "Tidak! Jangan! Tolong mereka! Ibu! Ayah! Lego! Mork! AAAAARGHHH!"

***

"AYAH!"

Gemini terengah bangun dari pingsannya setelah beberapa lama, rasanya menyeramkan. Bayangan api yang menyala-nyala terus berputar di benaknya, seperti hendak memakan, tetapi tidak sampai.

Setelah tantrum lalu tak sadarkan diri di ruang bawah tanah, Joong dan Natta membawa Gemini ke salah satu kamar di lantai atas kafe. Kondisinya begitu mengkhawatirkan, linglung dan gemetaran, persis seperti saat pertama kali Joong bertemu Gemini di jembatan proyek yang terbakar saat itu.

"Bagaimana keadaanmu, kak? Mau minum dulu?" Tawar Natta.

Gemini menggeleng, lalu ia menangis kencang, mengundang kerutan bingung di kening Natta dan Joong. Belum pernah selama ini Natta melihat Gemini bertingkah seperti ini, berbeda jauh dengan Gemini dan Castor yang ceria dan jahil serta selalu percaya diri.

Joong akhirnya menyerah, ia menepuk bahu Natta, "Kau temani Gemini saja, aku akan kembali ke markas," Titahnya pada Natta, "Gemini, ceritalah setelah kau siap, kami selalu ada untukmu," Ujarnya lalu pergi.

"Kak Joong,"

"Ya?"

Gemini mengangkat wajahnya yang tegang, penuh amarah yang rasanya tidak bisa dibendung lagi, "Kasus yang dikirimkan kak Earth, fotonya, itu rumahku..." Ujar Gemini seraya terisak, "Keluargaku mati di sana, mati di depanku..."

Natta segera merengkuh Gemini yang kembali menangis pilu, jiwa rapuh itu telah terungkap. Bahkan Joong dan Natta belum pernah melihat Gemini dalam sisi yang ini sebelumnya. Tangisannya menyayat telinga, pria itu perlahan meraung, frustasi dengan takdir hidupnya.

Joong mengusap surai Gemini yang berada di pelukan Natta, "Kau tenanglah dulu, besok jika kau sudah kuat, kau boleh ikut memecahkan masalah ini," Ujar Joong lalu pergi keluar kamar, meninggalkan Gemini yang lemas di pelukan hangat Natta.

"Natta...keluargaku," gumam Gemini tersedu di pelukan Fourth.

"Kak, kau punya aku dan Rangers serta kak Earth dan kak Mix, bukankah kita semua keluarga?" Ujar Natta lembut sambil terus mengusap-usap belakang kepala Gemini pelan, "Kita Rangers yang selalu berhasil memecahkan masalah dengan cepat, kan? Tak apa menangis malam ini, besok kau harus bangkit! Kita tangkap pembunuhnya dan kau boleh menghajarnya sepuasmu, ya!"

Gemini mengangguk di pelukan Natta. Remaja yang lebih tua tersenyum mendengarkan tangisan frustasi kakaknya hingga terlelap.

***

Arsen kembali ke dalam markas lalu duduk di samping Palm, "Kasus di koran yang kau kirimkan ini milik keluarganya Ranger Castor, keluarga dan tetangganya mati di tangan yang sama," Tukas Arsen tanpa basa-basi.

Earth meletakan atensinya penuh kepada pemberitaan yang ia dapat dari tim detektifnya, "Apa katamu? Keluarga Ranger Castor?"

"Iya, keluarganya diracun dan mati di depannya, tapi aku belum menanyai lebih lanjut kenapa Ranger Castor bisa selamat," Jawab Arsen sejujur-jujurnya.

Akhirnya Earth tidak melanjutkan interogasinya, "Baiklah, biarkan Ranger Castor tenang dulu, kalian mulailah bekerja, aku harus kembali ke kantor,"

Tiga Ranger terakhir menatap kepergian Earth di ambang pintu, lalu Palm dan Pan menujukan pandangannya pada Arsen, "Apa lihat-lihat?! Kalian menyukaiku? Maaf, aku tidak suka pria,"

"Cih! Percaya diri sekali!" Sungut Pan tidak terima, "Apakah Castor baik-baik saja?"

"Mulailah melacak, Pan,"

***

Gemini empat belas tahun baru saja kembali dari tur sekolah, langkahnya ringan penuh sukacita, tidak sabar menceritakan kisah serunya kepada ayah ibu selama tur sekolah ke museum sains.

"Aku pula...ayah?! Ibu?! Mork! Lego!" Gemini berteriak panik ketika melihat semua anggota keluarganya kejang-kejang dengan mulut penuh busa di meja makan.

Semua barang bawaan serta oleh-oleh Gemini banting ke lantai begitu saja, menggoncang tubuh satu-persatu anggota keluarganya, berharap salah satu dari mereka selamat. Ia tahu keluarganya keracunan, tetapi remaja itu tidak tahu bagaimana cara menangani orang keracunan.

Kemudian tidak lama, keriuhan terjadi di luar, seseorang mengetuk pintu rumah Gemini dengan brutal sambil menyeru nama sang pemilik, "Tuan Norawit! Nyonya Kerati! Keluar! Ayo cepat!" Panggilnya panik dengan latar belakang suara teriakan.

Gemini sebagai satu-satunya orang yang masih memiliki nyawa itu bergegas keluar, mendapati tetangganya yang panik, "Nak! Ayo keluar! Rumah kita sebentar lagi terbakar!" Seru tetangganya lalu menarik Gemini keluar dari rumah.

Hawa panas serta asap kabut menghiasi langit malam perkampungan Gemini. Api berkobar besar memakan rumah-rumah berdempetan itu. Mata Gemini ikut menyala merah karena menatap rumahnya yang begitu saja mudahnya dilahap api.

"Bibi! Paman! Keluargaku masih di dalam! Tolong!" Gemini seketika meronta, ditahan oleh dua orang lelaki yang selamat dari keracunan massal dan kebakaran hari ini. Sedangkan bibi yang menarik Gemini keluar itu pingsa kehabisan oksigen akibat kebakaran yang besar-besaran.

Hanya sedikit orang yang selamat dari kejadian tersebut, termasuk Gemini yang hanya berhasil menyelamatkan gitar pemberian sang kakek karena berada di dalam lemari besi setelah pemadam kebakaran berhasil menghentikan api.

Kenangan itu tidak akan pernah luput dari ingatan Gemini, sedikitpun, dan orang yang melakukan hal keji ini harus merasakan sakit setiap orang yang mati diracun.












Bersambung, nulisnya sambil mau nangis😭

IndestructibleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang