1. LOVE AT THE FIRST SIGHT

127 26 39
                                    

Jatuh cinta pada pandangan pertama? mungkin itu terlalu klise dari banyaknya alasan mengapa cinta di pertemukan. Tidak ada yang tau tentang takdir manusia, begitupun dengan kisah cinta.

Untuk beberapa waktu lalu ketika hati tengah rapuh dan bimbang, entah mengapa ketika Senja tak sengaja bersitatap kedua bola mata Naufal semua keraguan itu lenyap.

Seseorang pernah berkata "Kenapa mencintai seseorang harus mempunyai daftar alasan jika kamu mencintainya?"

Senja terdiam sejenak, untuk menaruh perasaan apakah harus memiliki alasan? Mungkin jika ditelusuri lebih jauh, ternyata jatuh cinta Senja bukan berawalan dari "Bagaimana aku bisa mencintai dengan begitu?"

Senja hanya menuangkan perasaan di atas kertas dengan segala hal yang berkaitan dengan Naufal, mungkin jika Naufal telaah lebih dalam, lelaki itu akan menemukan tumpukan kertas yang berisi tentang cerpen cinta Senja khususkan untuk Naufal sumber inspirasi.

Lalu, Senja memberanikan diri untuk menatap kedua mata Naufal selama dua detik. Meski, yaa... sedikit salah tingkah namun jika tidak ada yang memulai, apakah mereka akan bisa maju satu langkah?

Pada saat itu ketika jam kosong dengan riuhnya para teman-teman yang asik bermain game, dan asik keluar masuk kelas hanya sekedar menghilangkan penat, ada dua teman pernah memberikan pertanyaan seputar tipe cowok yang Senja suka.

"Eh, btw tipe pasangan lo seperti apa, sih?" tanya teman bernama Pran.

Senja berhenti dari tawanya. dengan perasaan yang campur aduk dan jantung berdebar tak karuan Senja menjawab dengan gamblang.

"Seperti Naufal," ucapnya kala itu dengan sedikit sombong. Percayalah! Bukan maksud ingin bermain-main, hanya saja ia ingin tau bagaimana reaksi teman-teman ketika mereka melihat Senja menyukai seseorang yang tidak pernah mendapatkan rumor kencan dari perempuan manapun.

Lalu sepersekian detik kemudian, dua orang teman tertawa terbahak-bahak.

Dengan tak tau malunya, salah satu teman mereka yang nama tag-nya Dio Jenar berteriak sambil menunjuk jarinya kearah Senja. "WOII NAUFAL, LO DI SUKAIN NIH SAMA DIA," teriak Dio seraya tertawa keras dan diikuti teman-teman lain yang sialnya mendengar teriakkan Dio.

Saat itu juga Senja tidak bisa berkata apa-apa, yang pasti ada secuil rasa perih bersarang di rongga dadanya. Ia tak tau pasti apakah itu.

Apa Senja terluka karena teman-teman mereka menertawakan pernyataannya dan menganggap perasaan Senja hanya lelucon? atau Senja sedikit tak terima ketika melihat respon Naufal yang biasa saja. Bahkan seperti tak minat.

Setelah itu Pran mengatakan sesuatu yang membuat harapan Senja hancur. "Lo jangan suka sama Naufal deh. Ntar lo sakit hati," ucapnya kala itu yang ia kira hanya candaan semata.

Senja mengerutkan kening dengan rasa penasaran yang besar. "Memangnya kenapa?"

Pran berhenti tersenyum dan mengatakan pada Senja dengan raut wajah yang sangat serius. "Dia udah punya cewek. Kalaupun dia jomblo, dia nggak mau kali sama lo."

Tidak ada rasa sakit yang amat besar ketika kita menyukai seseorang yang hatinya bukan milik kita. Senja tertawa miris, lagi-lagi harus kalah sebelum berjuang.

Saat itu juga, Senja sempat berhenti sejenak beberapa saat untuk menata ulang hati yang sempat berantakan. Beberapa hari itu Senja bahkan sempat kehilangan minat yang berkaitan dengan Naufal; seperti malas menatapnya, malas berbasa-basi pada Naufal, bahkan sampai Senja tidak ingin satu kelompok dengan Naufal!

Senja pernah baca salah satu kutipan dari buku novel yang pernah ia baca. Katanya seperti ini, "Secanggih-canggihnya peradaban, ngga akan pernah membuat kamu menjadi milikku. Sepintar-pintarnya Einstein, kurasa beliau tidak akan pernah menemukan rumus yang cocok untuk kita jadi kita. Kita terlalu rumit, seperti kabel-kabel yang berserakan di rumahku. Kita seperti jedai dan buku, tidak ada hubungannya tapi sama-sama hadir di dunia."

Bagaimana rasanya menyukai seseorang yang setiap hari bertemu dengannya? Yang jelas rasanya seperti ribuan kupu-kupu yang berterbangan di dalam perut.

Untuk bagian senangnya, mungkin Senja senang menunggu kehadiran Naufal. Siapa sih yang tidak suka difase menunggu seseorang yang kita suka berangkat sekolah? tidakkah kalian merasakan betapa degupan dada dan pancaran mata yang berbinar seakan-akan menanti lotre dengan hadiah ratusan juta. Begitulah perasaan Senja.

Tentu saja mata Senja sering kali menatap kearah gerbang sekolah, sampai-sampai teman atau saudara sering kali memergoki mengapa Senja seperti menanti seseorang masuk.

Seperti saudaranya kali ini.

"Lo nungguin siapa? Perasaan dari tadi mata lo sering liat kearah gerbang sekolah?" Tanya saudara kandung Senja yang bernama Asmaraloka, yang sering kali dipanggil Mara.

Senja berpikir-pikir dulu. Tidak mungkin kan? Jika Senja mengatakan dengan gamblang di depan teman-temannya?

Alih-alih Senja menjawab, ia hanya menggelengkan kepala dan tersenyum kecil sebagai jawaban.

Senja belum cukup berani untuk mengatakan secara terang-terangan. Meski ia begitu mengagumi sosok Naufal Putra Galaksi. Laki-laki yang tiga tahun satu kelas dengannya dan mencuri hatinya sejak satu tahun lalu.

Sebenarnya tidak ada yang aneh menyukai teman sendiri. Akan tetapi yang membuat Senja aneh menyukai Naufal adalah mereka tidak pernah terjebak dalam percakapan sehari-hari meski satu ruangan pun.

Bahkan menanyakan tugas pun, mereka tidak pernah! Tidakkah begitu aneh?

Senja kira itu hanya perasaan kagum ketika melihat visual yang Naufal miliki. Tetapi lama-kelamaan perasaan asing ketika Naufal berinteraksi dengan perempuan lainnya membuat Senja terganggu. Ia tak suka dan juga iri bersamaan saat gadis itu melihat Naufal dan mereka bisa berinteraksi dengan bebas. Sedangkan dengan dia tidak.

Diary Untuk Naufal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang