“Sebagaimana kayu cendana tak hilang baunya walaupun dicacah-cacah, kamu juga tak akan pernah hilang atau bahkan musnah. Akan kujadikan kamu tokoh utama sesuai janjiku hingga akhir cerita.”
Levia Auristela
“Bagaimana liburanmu, Lay?” Levia bertanya ketika Lay dan Lucas menyusulnya ke ruang tamu.
“Menyenangkan, lain kali kamu harus ikut. Aku banyak mengunjungi tempat bagus di sana, termasuk berbagai museum.”
“Oh ya? Terdengar menyenangkan.”
“Ya, itu sebabnya sangat disayangkan kamu tidak ikut,” kata Lay lagi.
Lucas menghela napas dan menyahuti, “Sepertinya kau sangat ingin mengajaknya.”
Seketika, suasana canggung kembali menggunung.
Lay melirik Lucas dengan raut tidak enak. “He-em, aku ingin mengajaknya.”
“Tanpaku?”
“Kau tidak suka seni.”
Lucas tertawa hambar, sedangkan Levia hanya melirik mereka secara bergantian dan perasaan was-was.
“Aishh, kau tidak tahu apapun tentang diriku,” jawab Lucas dengan ekspresi yang dibuat-buat agar terlihat kecewa. Tangannya mengambil gelas, meminumnya, dan menatap Levia.
“Kau benar, kalau gitu... sepertinya kita harus mengatur jadwal untuk jalan bersama?”
“Aku setuju,” jawab Levia dengan cepat, mencoba mengendalikan suasana.
Lucas tersenyum manis dan menaruh kembali gelasnya. “Kamu sangat bersemangat.”
“Karena aku pikir itu akan menyenangkan dan kalian juga dapat lebih mengenal satu sama lain.” Terdengar kehati-hatian dalam penyampaian Levia, mengingat Lucas dapat menyalahpahami segala pernyataannya yang berhubungan dengan Lay. Namun berbeda dari asumsinya, ternyata Lucas malah tertawa seraya menepuk bahu Lay.
“Aku bercanda. Satu tahun adalah waktu yang lumayan lama, jadi kami berdua cukup dekat,” ucap Lucas yang juga disambut dengan perlakuan yang sama dari Lay.
Levia merasa itu sedikit menyebalkan. Seolah mereka telah mengatur hal itu untuk mengacaukan suasana. Namun demikian, Levia tetap nyengir dengan terpaksa.
Tiba-tiba dering panggilan menginterupsi percakapan mereka. Lucas merogoh ponselnya dan memberi isyarat untuk keluar menerima panggilan. Setelah Levia menggangguk ia langsung beranjak ke arah balkon.
“Kamu terlihat tidak nyaman.”
“Eh?” pernyataan Lay yang tiba-tiba membuat Levia kembali rikuh.
“Kalau gitu—“
“Ah, tidak sama sekali, aku—“ perkataan Levia terpotong ketika dugaannya salah, mengira Lay hendak pergi namun ternyata pria itu hanya mengambil sesuatu yang ia simpan di belakang punggungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken [On Hold]
RomanceBlurb : Bagi Lucas, Levia adalah dunianya. Si gadis lemah lembut sederhana yang puitis dan tertata ketika berbicara. Bagi Levia, Lucas adalah sebuah perwujudan pria yang selama ini ia cari. Baik, manis dan romantis. Keduanya seolah tertaut oleh ika...