Chapter 3 : Ambivalen

59 11 1
                                    

Acap kali kalimatmu begitu jahat, menghunus, menyayat dan menancap pada hati hingga terpatri bahkan tersimpan rapi, terbungkus oleh balutan sabar yang aku paksa meski deretan kepingannya masih berceceran tak terwadahi.

Acap kali kalimatmu begitu jahat, menghunus, menyayat dan menancap pada hati hingga terpatri bahkan tersimpan rapi, terbungkus oleh balutan sabar yang aku paksa meski deretan kepingannya masih berceceran tak terwadahi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Levia masih belum bisa memutuskan. Lucas bilang bahwa Levia masih cinta dan itu benar. Levia juga kecewa dan belum terhapuskan dan itu benar. Keduanya masih imbang dan membingungkan.

Hatinya yang masih terguncang membuatnya bingung memutuskan dengan matang hingga sekarang berakhir dipelukan Lucas yang menghangatkan. Sebagian dirinya memaki akan kelakuan bodohnya itu, namun hati kecilnya tak bisa menampik bahwa hal itu membuatnya sedikit tenang.

Mungkin julukan gadis labil pantas untuk disematkan pada Levia yang saat ini memilih jatuh lagi.

Levia kembali membentuk jarak, melepas peluk hangat, menatap Lucas penuh minat masih dengan manik yang berkaca-kaca namun tidak jua berucap kata.

"Sudah makan?" tanya Lucas, membuka pembicaraan, tak ingin lagi ada kecanggungan.

"Belum."

"Akan kubuatkan makan, oke?"

"Bisa?"

"Bisa dong, kan liat tutorial."

Levia tertawa, kontan menutup mulutnya. Terakhir kali Lucas membuatkannya nasi goreng bentukannya tidak lebih mirip dari poop sapi dengan rasa yang tentunya tidak menggugah selera.

Lucas terlihat merotasikan bola matanya, tahu jika Levia tidak mempercayainya. Tawa Levia terhenti digantikan elusan lembut yang ia berikan pada bahu pria yang ada di depannya lalu tersenyum simpul. "Aku percayakan sama kamu."

Tak ayal ucap kata Levia membuat lengkungan di bibir Lucas yang menawan terlukis manis.

"Aku akan membersihkan diri dulu." Levia menuju kamar setelah mendapat anggukan dari Lucas. Selama aktivitas mandinya Levia meratap pada hubungan yang telah rusak juga sekejap membaik oleh sebab.

Sebab dimana Lucas berjuang, meyakinkan Levia akan perasaannya. Sebab dimana Levia memutuskan untuk kembali merangkai kepingan luka meski tahu dan yakin hal itu tak akan lagi sama seperti sebelumnya.

Setelah melakukan ritual mandi dan pakaian telah melekat ditubuhnya, Levia menghampiri Lucas yang terlihat tengah menuangkan nasi goreng ke atas piring. Saat berbalik dan menyimpan makanan itu ke atas meja keduanya bertemu pandang dan jelas terpampang senyum Lucas mengembang.

Pikiran Levia terus menerka-nerka mengenai gelagat Lucas yang entah palsu atau nyata adanya. Kebiasaan yang entah sejak kapan Levia terapkan. Tak jarang membuatnya selalu over thinking mengenai lelaku seseorang.

Broken [On Hold]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang