Suara deruman motor memecahkan suasana dalam bengkel. Kondisi bengkel saat ini lumayan banyak pelanggan, hal ini membuat Fahmi dan karyawan lainnya sibuk.
"Fahmi!" Suara teriakan seorang wanita membuat Fahmi menghentikan kegiatannya. Pria itu berbalik dan melihat seorang wanita yang sedang melotot marah padanya.
Fahmi hanya tersenyum dengan sumringah. "Kenapa kamu ke sini?" Pria itu sedikit merentangkan tangannya, hendak memeluk sang pacar.
Namun pacarnya—Raisa mendorong badannya. "Aku mau kita putus!"
"What?" kaget Fahmi, lalu dia menarik tangan Raisa untuk masuk ke dalam ruangannya.
"Lepasin!"
Fahmi melepaskan tangan Raisa. "Kamu mau putus?" Tanyanya meyakinkan.
"Iya!" tegas Raisa.
"Ok, kalau gitu."
"Apa?" kali ini Raisa sendiri yang kaget dengan perkataan Fahmi.
"Lu mau putus, ya udah putus."
"Harusnya kamu nanya dong alasannya dan kalau kamu salah, kamu harusnya minta maaf dan pengen memperbaiki kesalahan kamu," ujar Raisa yang tak terima dengan respon Fahmi.
"Ribet. Oke, kalau gua salah sama lo, ya gua minta maaf, dan asal lu tau. Kesalahan gak bisa diperbaiki. Kalau salah ya tetep salah, kan udah terlanjur terjadi. Dan sekarang lu bisa pergi dan semoga dapet cowo yang terbaik. Bye!" Fahmi mengangkat tangan kanannya, sejajar dengan dagunya.
"Dasar brengsek!" Teriak Raisa dan melempar tas miliknya ke kepala Fahmi.
Fahmi menutup matanya menahan amarahnya dan memilih keluar dari ruangannya. Dia memulai kegiatannya lagi yang membenarkan motor pelanggannya dan bersikap seolah tak terjadi apapun. Padahal beberapa orang menatapnya dengan tatapan menggunjing.
Raisa pun akhirnya pergi dengan langkah tercepatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Turbulence
RomanceDiantara gejolak asmara dan amarah kedua manusia yang ingin memulai sebuah hubungan. Mereka bersama, namun berbeda. Ingin mengakhiri, tapi hati tak bisa diingkari. Fahmi Gustian Putra, seorang pria yang terkenal dikalangan wanita elit. Teman-teman...