Chapter 1

120 22 4
                                    

"Iya, aku kan emang suka sama Soobin. Kamu baru tau?" suara lembut itu menyapa telinga sosok yang dibicarakan yang duduk membelakanginya.

"H-hah? serius?!" sahut lawan bicaranya. Yang ditanya mengangguk dengan yakin. Sementara sosok yang baru saja disebut sedang berusaha menetralkan degup jantungnya. Dia berusaha membuka telinga lebar-lebar supaya dapat menguping lebih lanjut.

"Kok bisa?"

"Aku suka suaranya. Suaranya pas bicara, pas nyanyi. Aku suka dengernya" jawabnya sambil tersenyum.

"Aciee Soobin.. ternyata selama ini Kai ngefans banget sama suaramu, ihirr" sang lawan bicara, Beomgyu, mencolek pundak Soobin dan memasang ekspresi meledek.

Soobin menoleh ke belakang, "Apaan sih! udah sana fokus! lombanya udah mau mulai tau! bercanda mulu anak dua.."

"Idih idihh.. ada yang salting niih.." Beomgyu makin menjadi-jadi.

"Udah ih gyu!" Kai mendorong pundak Beomgyu pelan, mengisyaratkannya untuk berhenti.

"Ahahah, oke oke.. selamat ngerjain soal guys! ah pokoknya ini berita luar biasa banget sih.. kak Yeonjun harusnya denger nih tapi dia malah duduk jauh dari kita" ujar Beomgyu masih dengan cengiran di bibirnya.

Sementara Soobin kembali ke posisinya dan berusaha mengabaikan hal yang terjadi barusan, termasuk degup jantungnya yang mulai menggila.

__________

"Selamat sudah berhasil menyelesaikan soal-soal semampu kalian! Apapun hasilnya, ibu bangga. Yang penting kalian sudah berusaha semaksimal mungkin!" Bu Irene menyambut kelima anak didiknya yang baru saja 'berjuang' membabat soal-soal matematika. "Sebagai apresiasi, gimana kalau kita datang ke pameran buku di dekat sini?"

Anak lelaki berambut coklat dan bermata belo nan jernih, Taehyun, dengan semangat menganggukkan kepala, "Ayo banget bu!"

"Dih seneng banget bocah" cibir Beomgyu.

"Okedeh, ayo naik ke mobil sekarang" perintah bu Irene. Lalu mobil melaju ke pameran buku tersebut.

__________

"Kenapa sih ngikutin aku terus!" Soobin merasa kesal karena Kai seolah terus mengikutinya sejak mereka tiba di pameran buku.

"Dih apaan sih, kepedean banget. Orang aku emang suka baca novel horor kok" balas Kai santai.

"Halah alesan doang kan kamu!" Soobin masih dengan amarahnya.

Akhirnya Kai menghadap Soobin dan menatap lurus ke matanya, "Bin, aku emang suka sama kamu. Tapi sekarang aku sama sekali ga berniat ngintilin kamu. Ini loh aku lagi mau liat novel horor kesukaanku udah ada kelanjutannya apa belum. Plis jangan kepedean, ngeselin tau"

Soobin mengeraskan rahangnya. Saat ini perasaannya campur aduk dan sulit dijelaskan. Entah ia merasa marah atau malu. "Kenapa tadi kamu bilang kaya gitu sebelum lomba dimulai? ke Beomgyu?" aku jadi gabisa fokus ngerjain soal kan.

"Bilang apa?" Kai menaikkan alisnya. "Ah.. yang soal aku suka kamu itu ya.. yaa karena Beomgyu nanya ya aku jawab dong"

Soobin membuang nafasnya kasar, "Setelah pulang nanti dan seterusnya, gausah sok deket sama aku. Aku bakal nganggep kalau aku ga denger dan gatau kalo kamu suka sama aku. Jadi tolong bersikap yang sama kaya sebelumnya. Ga ada yang spesial di antara kita. Sama sekali" tegas Soobin.

"Hmm begitu ya. Emang kamu berharap apa? aku deketin, ngintilin kamu seharian gitu di sekolah?" Kai mencondongkan tubuhnya ke arah Soobin. "atau.. nyatain cinta di depan semua siswa?"

"Gila!" bentak Soobin.

Kai terkekeh lalu menarik tubuhnya ke posisi semula, "Ya kalo kamu ga suka, aku ga akan ngelakuin itu." Lalu ia berbalik dan berjalan meninggalkan Soobin, tak lama kemudian menghilang ditelan kerumunan orang yang berlalu-lalang.

Soobin menetralkan degup jantungnya untuk yang kesekian kalinya.

__________

Esok hari adalah hari Kamis, Soobin dan teman-temannya harus tetap masuk sekolah. Hari ini adalah hari yang sama seperti hari-hari yang lain, tidak ada yang spesial. Tidak ada ujian atau pembinaan lomba seperti beberapa hari yang lalu. Namun Soobin tampak tidak bersemangat menyantap sarapannya pagi ini.

"Kamu kenapa? sakit perut?" tanya Bunda. "Kok kaya ga nafsu gitu makannya?"

"Ah ngga bun, ga kenapa-napa"

"Udah.. kalaupun nanti hasil lombanya ga sesuai sama harapan, gausah sedih. Yang penting udah berani ikut lomba dan ngerjain semaksimal mungkin" hibur Bunda.

Soobin hanya tersenyum mengiyakan ucapan bundanya. Sebenarnya bukan masalah lomba yang kini mengganggu pikiran Soobin, tapi anak itu. Anak laki-laki periang, imut, dan berkulit putih pucat, yang baru sehari lalu menyatakan cintanya pada Soobin. Bagaimana Soobin harus bersikap padanya nanti saat mereka bertemu di sekolah?

"Kok ngelamun lagi..ayo cepat habiskan, 20 menit lagi masuk lho.. nanti bawa sepedanya jangan buru-buru" ucapan Bunda membuyarkan lamunan Soobin. Ia buru-buru melahap sandwichnya dan meminum segelas susu yang sedari tadi menganggur di meja lalu menggendong tas punggungnya menuju teras rumah.

"Dah Bunda.. Soobin berangkat dulu ya" ucap Soobin sambil memakai sepatu. Rumah Soobin tidak jauh dari sekolah, hanya sekitar 10 menit menggunakan sepeda. Soobin berdoa dalam hati semoga hari ini tidak perlu berpapasan dengan anak imut yang menganggu pikirannya sejak kemarin.

__________

Doa Soobin terkabul. Ia benar-benar tidak berpapasan dengan anak itu semenjak tiba di sekolah. Mereka memang beda kelas dan anak itu suka menghabiskan waktu istirahatnya dengan bermain basket di lapangan bersama anak-anak lain. Berbeda dengan Soobin yang lebih suka menghabiskan waktu istirahatnya di Perpustakaan. Saat sedang sibuk memilih buku yang akan dibaca di rak, sebuah tangan menepuk pundak Soobin.

"Oi kagak bosen-bosen ya kamu di perpus! Dasar gila belajar!" tangan Beomgyu sudah setia bertengger di bahu Soobin.

"Kamu ngapain ke perpus? tumben banget" sahut Soobin tanpa menoleh.

"Dih! aku tuh suka ke perpus ya! cuma pas mau lomba aja tapi, hehehe.." mendengarnya membuat Soobin memasang tampang malas menanggapi. "Eh gimana kelanjutannya kamu sama si Kai?"

Soobin menoleh dan menunjukkan wajah tidak suka, "Ada apa ya dengan aku dan Kai? kayanya ga ada apa-apa deh"

"Halah sok-sokan mau ngelupain nih ceritanya. Kai kayanya tulus tuh. Kalo kamu kelamaan ngegantungin dia, keburu dia sama yang lain loh.. kamu gatau ya banyak anak cewek yang ngejar-ngejar dia? apalagi si ... WOI DENGERIN DULU KEK ORANG LAGI NGOMONG!" Beomgyu terlalu asyik berceloteh sampai tidak sadar Soobin sudah berpindah tempat lumayan jauh. Beberapa orang memelototi Beomgyu sambil berkata "ssstt.." dan dia hanya bisa menaruh kedua tangannya di dada sebagai simbol permintaan maaf.

__________

Soobin berjalan meninggalkan perpustakaan ketika mendengar bel berbunyi. Tepat sebelum berbelok ke arah tangga yang menuju kelasnya, ia mendengar suara beberapa anak perempuan. Ia menghentikan langkahnya begitu mendengar nama orang yang menganggu pikirannya disebut.

"Kamu liat kak Kai tadi ngga? Ih ganteng bangett ya ampuunn!"

"Mana tadi mainnya jago banget kan.. gilaa aku ngefans mulai hari ini"

"Kakak itu masih single kan ya?"

"Heh mau ngapain kamu?"

"Ya mau deketin laahh"

"Kaya kakaknya mau aja sama kamu"

"Ih ya kan bisa dicoba duluu.."

Saking fokusnya menguping, Soobin tidak sadar bahwa ada seseorang yang ikut menguping di sampingnya. Ia baru sadar ketika orang itu berbisik pelan, "Kamu ngupingin orang yang ngomongin aku, Bin?"

.

.

.

.

Denial | SookaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang