Sabtu,09-07-2022.••••
Sebuah motor memasuki pekarangan rumah, melepas helm lalu turun dari motor. Rambutnya yang berkeringat membuat kesan tampannya lebih jelas terlihat.
Ia baru saja pulang dari berlatih basket, lebih tepatnya baru saja selesai mengikuti ekstrakurikuler basket dari sekolah, yang diketuai dirinya sendiri, jadi terserah dirinya ingin latihan kapan saja, ia kan ketua.
Matanya memicing ketika melihat tetangga di seberang depan sana. Sebuah tangan gadis di tarik paksa untuk segera masuk, sepertinya di tarik oleh ayahnya sendiri.
" Pa, Ayanna janji bakal belajar lebih giat lagi. Yana janji bakal juara satu lagi pa."
Telinganya tidak bermasalah, dengan jelas ia mendengar permohonan gadis itu.
" Tidak!, kamu harus di hukum sekarang. Itu kesalahan kamu karena terlalu bermalasan untuk belajar."
" Ayanna ga malas pa, Ayanna selalu belajar. Hiks, Yana mohon pa maafin Ayanna."
Prince aglerthio, melihat sendiri ketika gadis tersebut bersujud di bawah kaki ayahnya, ia sedikit terenyuh.
" Bangun!, Terus cepat masuk!."
Tangan agler terkepal ketika pria paruh baya dengan tidak punya hati menendang gadis tersebut.
" Ga pa, sebelum papa maafin Ayanna."
" Pembangkang! Masuk cepat sialan!."
Sekali tarikan di rambut berhasil membawa gadis tersebut masuk ke dalam rumah, dengan kasarnya pintu itu tertutup. Dan agler pun tidak tahu apa kedepannya yang akan terjadi.
Agler menggeleng ketika ia berpikir untuk melihat kondisi gadis itu. Ia hanya acuh masuk ke dalam rumah, walau dengan hati gelisah, entahlah ia seperti sangat kasihan.
Jika di ingat-ingat agler baru ingat tadi pagi di sekolah baru saja pembagian raport. Dengan malasnya ia tidak mengambil raport, jadilah ia perintahkan bundanya untuk mengambil, sungguh contoh anak yang baik bukan?.
" Agler!."
Agler mengalihkan tatapannya pada ayahnya yang sudah duduk di depan TV, dengan kaki bersilang sok berkuasa sambil membaca koran.
Agler menaikkan satu alisnya. " Duduk!."
Dengan malas agler duduk di kursi seberang depan ayahnya, apakah ayahnya akan marah soal raportnya?.
" Lihat kamu juara berapa lagi agler?" Tanya ayahnya, Agam. Sambil menunjukkan raport yang sudah tergeletak di atas meja.
Walau malas, ia tetap menurut. Membuka setiap lembaran, lalu lembaran terakhir ia menghela nafas. " Juara 10 dari 32 siswa, lumayan. Kenapa?."
" Lumayan?, Kenapa?" Agam meletakkan koran yang dia baca dengan kasar.
" Masyaallah agler , ayah tidak menyangka kamu juara 10, biasanya kamu juara terakhir" Agam mengusap air matanya yang keluar tanpa sengaja.
Agler memutar bola mata malas, mulai gila.
" Gue udah pintar sekarang" sombong agler.
" Heleh!" Agam berdecih, sombong sekali pikirnya.
"PINTAR?!, MATAMU PINTAR! LIHAT TETANGGA DEPAN ANAKNYA JUARA SATU TERUS!, LAH KAMU JUARA SEPULUH AJA BANGGA, ITU PASTI HASIL MENYONTEK JUGA KAN?!.
Lerania, bunda agler menatap agler dengan garang.
" Namanya juga anak laki Bun, ga usah teriak-teriak gitu juga."
" Kamu bela anak kutupret ini?!."
Agam menggaruk hidungnya." Iyalah dia kan anak gue."
" Gue?!" Ulang lera. " Tidur luar kamu malam ini!, Udah bisa gue-gue sama istri yang cantik membahana ini!" Ucap lera, lalu pergi menuju ke atas tempat kamar mereka berada.
" Bun, ayah ga bermaksud ngomong gitu, tapi keceplosan. namanya juga jiwa-jiwa muda masih nyangkut."
Agler memejamkan matanya. Ia sama sekali tidak tersinggung ucapan bundanya, ia malah terkekeh. Jelas lera tidak pernah menuntut nilai agler, apalagi juara. Mungkin tadi hanya gabut saja, makanya cari sensasi masalah sedikit.
Agam dan Lera mendukung apa yang disukai agler. Seperti agler yang menyukai basket, tentu mereka mendukung bakat anaknya yang tidak terlalu penting itu. Mereka hanya menghela nafas, semoga saja menjadi atlet basket, walau itu sulit terjadi.
Tiba-tiba di pikiran agler muncul gadis tadi, ia lalu langsung membuka matanya.
" Sial, kenapa muncul!" Umpatnya.
" Gimana nasibnya ya?."
Agler mengacak rambutnya frustasi.
" Apa peduli gue, gue ga kenal dia, begitupun sebaliknya!."
••••
Vote tidak membuatmu susah, ajskwksjdbx.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince AGLERTHIO
RandomBagi agler tentang cinta itu urusan terakhir. Tetapi takdir mempermainkan hatinya, ia jatuh cinta pada pandangan pertama. Memberanikan diri untuk menjaganya, walau terkadang agler sedikit bingung tentang hidup seseorang yang ia cintai, karena gadis...