1️⃣5️⃣♥️

796 82 3
                                    

"Gimana ayah butuh uangnya secepatnya, ini udah satu minggu kamu belum ngasih kabar bagus."

"Jesicca lagi usahain ayah, Toko nya masih belum ada yang cocok harganya."

"Kamu ambil aja yang paling tinggi, tiga hari lagi ayah harus dapat uangnya."

Brakk

Jesicca menghela nafas, berpikir kenapa hubungannya dgn mantan mertuanya seperti ini, Padahal sudah jelas itu hak jesicca namun kenapa masih di minta. Jesicca hanya bisa pasrah, tanpa harus mendebatkan hal seperti itu.

Tok ... Tok...

"Masuk."

"Bu ada tamu yang ingin bertemu."

"Suruh masuk." Perintah jesicca yang diangguki oleh pegawainya.

Jesicca merapikan penampilannya, ia menyemprotkan sprai wajah agar terlihat segar.

"Silahkan duduk." Ujar jesicca mempersilahkan tamunya.

Jesicca sedikit mengerutkan dahinya saat melihat pria dihadapannya yang nampak asing baginya.

"Ada yang bisa saya bantu Pak.... ?." Jesicca bingung saat hendak menyebutkan nama, karena dirinya tidak mengenali siapa pria dihadapannya ini.

"Denis kirigo." Balas pria itu yang menyadari gelagat jesicca.

"Maafkan saya yang tidak mengetahui anda Pak Denis." Jesicca sungguh merasa tidak enak, jesicca tentu mengenal nama itu, denis kirigo adalah pemilik perusahan terkaya nomer 2 di asia, namun sayangnya jesicca tidak pernah mengetahui wajah pemilik perusahaan,, lebih jelasnya jesiccalah yang tidak pernah melihat.

"Tidak apa-apa Bu jesicca, santai saja." Ujar denis yang membuat jesicca sedikit lega namun tetap merasa tidak enak, seperti memberi kesan yang tidak baik.

"Ada yang bisa saya bantu Pak." Tanya jesicca sekali lagi yang mencoba menetralkan perasaannya.

"Mau dijual berapa Ruko nya."

"17M bisa kurang sedikit Pak." Pria itu mengangguk-anggukkan kepalanya seraya memainkan telunjuk jarinya, Jesicca memerhatikan nya dgn sesama.

"Saya akan beli dgn harga segitu asal kamu tetap membuka backry disini,bagaimana?." Jesicca diam mencerna perkataan Denis.

"Maksud anda, anda menyewakan ruko ini kepada saya?." Tanya jesicca yang memastikan.

"Ya kamu bisa dibilang seperti itu, tapi saya tidak menuntut kamu untuk membayarnya dgn cepat." Jesicca mengangguk paham, ia mengerti maksud dari pria dihadapannya ini.

"Apa ada alasan tertentu, hingga membuat anda seperti ini Pak?." Jesicca tau ada sesuatu yang membuatnya curiga, tidak mungkin seseorang dgn sangat baik memberikan ruko yang telah ia jual dgn begitu saja, walaupun dgn alasan menyewakan.

"Apa sangat terlihat?, Hehe." Jesicca mengerutkan keningnya menatap pria itu tertawa sebentar.

"Alasannya karena Ibu saya." Lanjut Denis yang membuat jesicca bertanya-tanya dalam pikirannya.

"Ibu sangat menyukai Cake yang kamu buat, Beliau meminta saya untuk membeli rukomu agar kamu tetap oprasional." Jesicca terharu mendengarnya, bagaimana ada manusia sebaik itu di bumi ini.

"Saya sangat berterimakasih atas kebaikan Ibu bapak dan bapak, tapi maaf saya tidak bisa terima." Jesicca tentu menolaknya, jesicca tidak ingin berhutang budi pada siapapun, karena masalalu telah mengajarkannya.

Helaan nafas terdengar, denis tau jika ini akan terjadi.

"Baiklah, akan saya sampaikan pada Ibu saya, semoga Beliau mengerti keputusan kamu."

.
.
.

Jesicca menatap wanita yang sudah mulai menua namun masih tetap cantik dan anggun, wajahnya masih terlihat bersinar walaupun kerutan halus mulai memenuhi wajahnya. Jesicca mengagumi wanita paruh baya yang berada dihadapannya ini, rasanya canggung dan gerogi, jesicca merasa tak enak setelah Ibu tersebut menyebutkan namanya.

"Ibu tau permintaan ibu mungkin sangatlah kekanakan, tapi tidak bisakah kamu menerima tawaran anak ibu?. Semua Kue buatanmu sangatlah enak dan Ibu sangat menyukainya, rumah ibu dekat dari rukomu ini, jika kamu sudah tidak beropsional disini lalu ibu harus kemana, tidak mungkin ibu harus menelepon denis untuk beli kue kesukaan ibu disaat dia sedang sibuk dgn kerjaannya, denis juga tidak mempercayai orang lain jadi ibu tidak bisa memesannya." Jesicca diam mendengarkannya, dirinya sungguh masih tidak menyangkah bahwa wanita paruh baya itu akan menemuinya secara langsung.

"Tolong pikirkan lagi nak jesicca, jika kamu tidak mau menerima ruko itu setidaknya kamu bisa menyewanya, anak ibu tidak keberatan dgn itu." Sambungnya lagi yang membuat jesicca merasa ibah.

Jesicca bingung harus bagaimana.

"Ibu maaf sebelumnya, tawaran ibu akan saya pikirkan lagi, nanti saya akan hubungi Bapak Denis."

Wajah wanita paruh baya itu terlihat sedikit kecewa, namun ia tau dirinya tidak bisa memaksa kehendaknya.

"Ibu harap kamu tidak menolaknya lagi ya nak jesicca, ya sudah ibu pamit dulu denis sudah didepan." Jesicca mengangguk kemudian mengantarkannya.

Jesicca menatap kepergian kedua orang tersebut, jesicca bingung harus bagaimana, ia ingin sekali menolak karena merasa tidak enak namun mantan ayah mertuanya sangat membutuhkan uang, ia merasa beruntung jika Denis mau membeli nya tanpa adanya negosasi setidaknya dirinya tidak bingung harus mencari uang dimana lagi untuk sisanya. Tapi dirinya harus memikirkannya lagi, ia tidak ingin mengambil keputusan dgn tergesa-gesa.

💜💜💜

"Sayang gimana ruko, sudah ada yang cocok?."

"Hmm belum, tapi ada satu yang mau."

"Bagus, akhirnya ada yang minat."

"Tapi-."

"Tapi kenapa sayang ?."

"Kamu kenal Denis kirigo kan?."

"Iya aku kenal."

"Dia yang mau beli ruko ku dgn harga segitu tanpa menawar."

"Wah bagus itu."

"Tapi dia minta aku buat tetep buka bakery di situ."

"Lalu?." Tanya araav yang menyadari raut ekspresi wajah jesicca.

"Aku merasa gak enak karena terkesan seperti dia menyerahkan ruko itu untukku, yah walaupun alasannya karena ibunya yang menyukai kue-kue ku, aku menolak lalu ibunya menghampiriku dan memohon, jika tidak mau menerimanya aku bisa menyewanya katanya seperti itu, bagaimana menurutmu?." Araav diam mencerna kata-kata kekasihnya.

Araav menatap jesicca lalu menyampaikan pendapatnya.

"Kalau menurut aku, Tuhan memberimu jalan keluar sayang. Sekarang kamu lagi butuh uang tapi kamu juga merasa kehilangan karena ruko itu akan tutup sebab terjual, bersyukur ada orang baik yang menolong." Jesicca diam merenung memikirkan perkataan araav, benarkah tuhan sedang menolongnya saat ini dgn mendatangkan seorang denis padanya?, Atau ini hanya permainan manusia yang nanti akan menjerumuskannya lagi seperti saat ini, entahlah jesicca bingung.

"Aku terserah kamu sayang, enaknya bagaimana. Kalau kamu kurang nyaman ya jangan di trima, tapi setidaknya coba berpikir kesatu sisi positif lain." Pinta araav, araav cukup tau pola pikir jesicca, beberapa bulan berhubungan dgn jesicca membuat araav sedikit demi sedikit mulai mengenal wanita itu dgn baik.

Janda [TAEKOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang