"Bukankah sudah jelas karena kita yang memancing mereka? Kita dengan berani mencari informasi tentang mereka dan bahkan mengganggu mereka saat sedang melakukan eksekusi, lalu karena dianggap sebagai pengganggu yang mungkin akan melaporkan hal ini pada pihak kepolisian mereka langsung mengambil tindakan dengan menjadikan kita korban berikutnya!" Terang Jaemin kepada Jisung, dia mengelus kepala Jisung lembut.
Jisung menatap Jaemin heran, pemuda ini tiba-tiba melakukan kontak fisik yang cukup dekat. Padahal sebelumnya Jaemin kelihatan tidak menyukai dirinya.
"Benar! Apalagi Mark mengatakan bahwa dia adalah anak seorang polisi yang menangani kasus ini! Bisa jadi selain untuk membungkam kita, mereka juga melakukan ini agar pihak kepolisian diam dan tidak menggangu lagi!" Ucap Jeno, dia memberikan alasan yang sangat logis.
Jeno menatap Mark dengan seringai, sepertinya Jeno dengan sengaja mengucapkan perkataan seperti itu untuk menggiring opini teman-temannya agar menyalahkan Mark.
Chenle dan Haechan saling menatap kemudian pandangan mereka mengarah ke Mark, tidak hanya mereka tapi Renjun, Jaemin, dan Jisung juga menatap Mark dengan tatapan yang seakan-akan memojokkan Mark.
"Kenapa kalian menatap aku? Kalian ingin menyalahkan diriku?" Tanya Mark, dia gugup.
Mark menatap Haechan dan Chenle seperti meminta bantuan.
"Hei! Hanya karena itu kau menyalahkan Mark? Kita juga tahu bahwa ayahnya Jisung juga seorang kepala detektif, kau tidak ingin menyalahkan dirinya juga?" Tanya Chenle.
Suasana yang kacau kini semakin runyam dan gelap. Jisung yang disebut-sebut namanya mendadak menegang, dirinya tidak tahu apapun tetapi dia kembali terseret. Tidak cukupkah dengan nyawanya yang sekarang berada di ujung tanduk.
"Kenapa bawa-bawa aku? Asal kalian tahu ya! Ayahku bahkan enggan untuk menangani kasus ini! Katanya terlalu berbahaya bagi dirinya dan juga keluarganya!" Bantah Jisung tak terima.
"Sudah jangan menyalahkan orang lain, karena yang jelas bersalah disini adalah kita. Seandainya kita tidak pergi untuk mencari tau maka kita akan selamat. Lalu, Jisung lebih baik aku mengantarmu pulang, suhu tubuhmu turun drastis," Jaemin menengahi masalah ini.
"Teman-teman pulanglah, karena malam esok akan sangat melelahkan dan menakutkan. Setidaknya kita harus bertenaga untuk bertahan hidup dari mereka!"
Renjun membubarkan kelompok remaja itu, mereka kini pulang ke rumah masing-masing dengan mental yang kacau. Dalam hati berdoa agar mereka bisa terus hidup dan bertahan.
Jaemin mengantar Jisung pulang, dia menghela napas saat melihat tubuh Jisung masih menggigil. Jaemin tidak tahu Jisung menggigil karena ketakutan atau karena hawa dingin yang semakin dingin dengan kejadian seperti ini.
"Tenanglah, semuanya pasti akan baik-baik saja!" Jaemin menenangkan Jisung.
"Aku tidak bisa tenang! Mulai hari ini dan beberapa hari berikutnya tidak akan ada kata baik-baik saja! Nyawa kita sedang terancam dan kita tidak bisa minta tolong pada siapapun!" Terang Jisung panik.
"Yakinlah, pasti kita akan selamat!" Hibur Jaemin lagi.
"Tidak! Aku tidak yakin akan hal itu! Mungkin kalian merasa akan selamat tapi aku merasa bahwa aku tidak akan selamat!" Seru Jisung.
"Bagaimana kau sangat yakin bahwa kau tidak akan selamat? Apakah ada sesuatu yang kau sembunyikan dari kami? Atau kau memiliki hubungan dengan para pembunuh itu?" Tanya Jaemin penuh selidik.
"Aku tidak memiliki hubungan sama sekali dengan mereka, hanya saja aku menyadari bahwa orang-orang yang mereka bunuh memiliki latar belakang keluarga yang berasal dari kepolisian, tentara, dan detektif!" Jisung menjelaskan dengan cepat, dia tidak mau di tuduh sebagai pembunuh-pembunuh keji itu.
Jaemin mengangguk, sekarang dia paham Jisung panik karena dia adalah anak seorang detektif, itu hal wajar.
Hal yang tidak wajar adalah Mark nampak begitu santai padahal dirinya kemungkinan menjadi incaran utama para pembunuh itu.
Lalu juga Jeno yang dikenal sebagai orang berkepala dingin kini memojokkan Mark secara tiba-tiba. Keduanya sangat patut untuk dicurigai, tapi itu mungkin hanya persepsi tidak jelas yang dimiliki Jaemin.
"Tenang! Aku akan melindungimu sekuat tenagaku! Jadi mulai sekarang usahakan untuk tidak jauh-jauh dari diriku!"