-Bab 5 ; Mendatangi Mahligai Swastamita

125 16 5
                                    

" Jingga udah, kamu udah ganteng "

" yakin? gak salah kostum kan? "

" Gak, kan aku yang pilihin.. kamu kenapa deh panik banget" ucap senja bingung dengan kelakuan pacarnya ini.

Masalahnya mereka masih di area parkiran restoran dan sejak 10 menit, dimana Jingga tidak bisa berhenti merapihkan penampilannya di kaca mobil.

" Kamu gak bilang kalau papahmu malah ingin bertemunya di restoran, aku tidak ada persiapan untuk itu" ucap jingga menatap senja, karena yang ia kira pertemuannya akan bertempat di rumah kediaman Danurdara atau di tempat yang sederhana.

" Hanya restoran jingga " " restoran mewah senja " senja pun memukul pelan pundak pacarnya untuk membuatnya sadar "ini pertemuan biasa jadi stop panik, ayo sekarang turun"

Tanpa menunggu jawaban dari jingga ia langsung turun dari mobil, di ikuti dengan jingga. Senja pun tersenyum kemudian mengulurkan tangannya

" jangan panik, ada aku "

Ucapan Senja membuat jingga pun menghela nafas kemudian tangannya menggenggam tangan senja dan bibirnya mengukir senyuman

" iya, sama kamu "

''

Dengan sambil bergandengan tangan, keduanya memasuki restoran mewah tersebut dan mereka disambut dengan Pelayan dengan seragam yang sangat khas dengan warna emas.

" Selamat Datang, sudah reservasi atau belum ?" Tanya pelayan tersebut dengan ramah

" sudah, atas nama tuan Danurdara " Jawab Senja, Pelayan tersebut pun tersenyum seraya mengangguk paham kemudian langsung mulai memeriksa buku reservasi.

" Tuan danurdara, meja 18 silahkan ikuti saya "

Pelayan tersebut pun langsung berjalan mendahului senja dan jingga menuju meja nomer 18

" Di pojok sana Meja nya tuan, saya permisi" Ucap pelayan tersebut seraya tangannya menunjuk dengan ibu jarinya ke meja yang sudah terdapat pasangan suami istri duduk disana sambil bercanda gurau.

"Terima kasih" ucap Jingga, kemudian melangkah bersama senja mendekati meja tersebut

" Selamat Malam Tuan dan Nyonya Danurdara " Ucap Senja bergurau kala melihat orang tuanya sibuk mengobrol berdua " Hei, Malam juga Sena. Ah! Ini pasti jiro ya?" Ucap Sabrina melihat laki laki disamping putra semata wayangnya

" Selamat Malam, Om dan tante. Saya Jiro "

" Silahkan duduk jiro" Ucap Sabrina mempersilahkan pasangan dari putra nya duduk, dengan sedikit ragu Jingga kemudian duduk berhadapan dengan Andrian yang memasang wajah diam dan penuh selidik berbeda dengan beberapa detik lalu dimana wajah Tuan Danurdara itu sangatlah Bersahabat.

"Duh Jiro, ayo santai aja. Saya ga gigit" ucap Andrian pun tertawa kala melihat Jingga yang sedikit takut kepadanya sambil menepuk pundak Jingga pelan. Jingga pun kemudian tersenyum dan langsung merubah gesturenya menjadi lebih santai.

Obrolan pun mengalir dengan lancar, ditambah makanan yang tersaji yang sangat lezat yang menjadi sebuah pendamping obrolan.

"Jingga punya adik atau kakak?"

" Saya punya adik, namanya Berlian Hanum Lanika. Biasanya dipanggil Bulan"

" Loh, Bulan anak SMA Nusa Bangsa ? " Tanya Sabrina setelah meminum Lemon Tea nya

" Iya betul, Tante kenal? " Tanya Jingga antusias kala mendengar 'calon' mertuanya ini mengenal adik perempuan satu satunya

" Dia anak didik sanggar tante yang ber prestasi, wah dunia sempit ya ternyata dia adek mu"

" Loh saya gatau dia ikut sanggar, yang saya tau dia ikut eskul aja "

" Dia sangat sopan, bersemangat kalo saya bawa materi atau tugas menari yang baru " ucap Sabrina dengan antusias.

"wah kalau sama saya mah tante, dia ngajak berantem mulu " Sanggah jingga dengan nada gurauan

"jingga, panggilnya mamah sama papah aja ya gausah om tante. Kamu kan pacar senja jadi kamu juga bagian keluarga"

"waduh saya dikasih lampu hijau nih?" Tanya Jingga

"Iya Hijau tapi jangan lupa kalau nanti pasti ada waktunya merah dan kuning ya jingga. Jangan gas ngueng aja kamu" Canda Andrian, membuat meja nomor 18 itu penuh dengan suara tertawa.

"Jingga, kamu tau gak? bulan pernah mampir berlatih ke rumah ku?" Tanya senja membuat Jingga langsung menatap senja tidak percaya

"Dia lebih dulu kerumahmu daripada aku, aku kecewa sih" Ucap Jingga yang mulai berlagak dramatis, seakan lupa kalau kedua orang tua senja masih memperhatikan mereka berdua dengan kekehan kecil.

"Ga Gitu Jingga! kok ngedrama?!"

"Lagian, ajak kek?"

"Itukan sebelum kita pacaran?!"

"Oh iyakah?"

"Ngeselin banget?!"

Xavera [ ZEENUNEW ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang