Memandang wajah lelahnya di cermin kamar mandi dengan pandangan datar. Kemudian ia keluar dari kamar mandi untuk bersiap-siap berangkat berangkat kerja.
Namanya. Zanneta Heera. Gadis yang baru saja menginjak umur sembilan belas tahun dua hari yang lalu tanpa seorang pun yang mengucapkan selamat ulangtahun padanya. Bahkan kedua orangtuanya. Padahal ulangtahunnya sama dengan sang kakak.
Berbeda dengan gadis yang biasa dipanggil Neta, kakaknya—Aleeya— justru dirayakan dengan sangat meriah yang mengundang seluruh teman kampusnya. Neta justru sendirian di kamar kecilnya tanpa seorang pun yang mengingatnya.
Sejak umur delapan tahun Neta sudah mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari keluarganya, terkhusus kedua orangtuanya.
Neta tidak tahu di mana letak kesalahannya. Saat umurnya masih tujuh tahun, ia sudah dikucilkan oleh keluarganya dengan menyuruhnya tidur di salah satu kamar pembantu yang kecil. Yang bangunan rumah mewahnya beda berbeda bangunan dengan kamar pembantu.
Neta menangis sepanjang hari bertanya pada papa, mama, dan kakaknya kesalahannya apa hingga ia disuruh tidur di salah satu kamar pembantu. Tapi Neta justru mendapat tatapan tajam dan bentakan dari mereka.
Saat ingin bergabung sarapan dan makan malam, anggota keluarganya justru pergi meninggalkannya sendiri tanpa sepatah kata pun.
Neta lakukan itu selama satu tahun. Dan, selama itu pula Neta mendapatkan perlakuan menyakitkan itu.
Tidak ada satu pun yang menjelaskan kesalahan Neta di mana, bahkan pembantu di rumahnya pun hanya diam memandangnya dengan linang airmata tanpa berani membantu Neta.
Disaat kakaknya diantar oleh mama dan papa mereka ke sekolah dengan naik mobil, Neta justru diantar oleh sekuriti di rumahnya menggunakan motor.
Selama setahun Neta bertanya-tanya apa kesalahannya. Hingga khirnya sumuanya terjawab saat ia tidak sengaja mendengar pembicaraan mama dan papanya yang mengatakan bahwa Neta hanya 'anak pembawa sial'. Sebab, neneknya meninggal dipelukannya. Ibu tercinta sang mama. Lima bulan kemudian disusul oleh sang kakek yang kecelakaan dan meninggal saat ingin menjemputnya di sekolah, kecelakaan.
Neta juga sangat merasa kehilangan, tapi keluarganya justru mengucilkannya di rumahnya sendiri. Terlebih dipisahkan oleh adiknya yang masih berada dikandungan sang mama.
Umurnya baru tujuh tahun, tapi Neta justru dipaksa dewasa oleh keadaan yang menyakitkan.
Setelah umurnya delapan tahun dan mengetahui kenapa ia dikucilkan dan keluarganya mengatainya 'anak pembawa sial', Neta berubah menjadi gadis kecil pendiam yang awalnya sangat cerewat.
•••
Pulang jam dua belas malam setelah seharian berkerja di dua kafe sekaligus, Neta mengistirahatkan tubuhnya di ranjang minimalisnya.
Neta harus bekerja keras padahal kedua orangtuanya sangatlah kaya raya. Kenapa Neta harus berkeja sedangkan Aleeya berkuliah di salah satu universitas terbaik di Indonesia? Karena Neta membutuhkan banyak uang, sebab ingin keluar dari rumah tersebut yang menyiksa batinnya.
Kedua orangtuanya pun sepertinya tidak keberatan dengan hal itu. Menegurnya saja saat berpapasan tidak pernah mereka lakukan. Mereka memperlakukan Neta layaknya orang asing, tidak seperti Aleeya dan Adzila—adiknya— yang diperlakukan layaknya seorang princess.
Orang-orang di luar sana tidak mengetahui bahwa Neta termasuk keluarga Andi yang sangat kaya raya. Identitas Neta disembunyikan dan Neta tidak mempermasalahkan dengan hal itu.
Bahkan Nita tidak mengetahui bahwa Neta adalah kakaknya.
Neta mengambil obat tidurnya dan meminumnya dua butir sekaligus. Ia lelah, tapi sangat sulit terlelap sebab isi kepalanya sangat berisik dan kadang kala ia tiba-tiba menangis saat mengingat semua perlakuan keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zanneta
RomanceLangkahnya terhenti saat melihat seorang gadis memakai pakaian oversize dengan potongan rambut wolf cut keluar dari dapur sambil memakan buah pisang. Kemudian berjalan ke belakang rumah di mana terdapat kolam renang. Ia mengernyit bingung, sebab se...