Izin Kontrak

62 9 0
                                    

Hallo guys!

Seperti biasa mengingatkan untuk kesediaannya memberi bintang atau dukungan lainnya seperti komen maupun follow...

Oke enjoyyy!

♡♡♡♡





Di sebuah kediaman rumah yang terletak di kota Tokyo, seorang wanita berpipi tembam sudah selesai akan kegiatan bangun paginya-kakinya mulai melangkah keluar dari kamar menuju dapur untuk membantu Ibu dan kakak perempuannya memasak, tapi sebelum itu lebih dulu dia mendudukkan diri sambil minum air hangat.

Sang kakak yang melihat adiknya sudah siap membantu pun menahan pergerakannya, dia tidak menyarankan adiknya membantu karena hari ini terakhir libur kerja jadi dia mau adiknya diam saja dan menunggu.

Namun merasa tidak enak hati serta keberatan akan perilaku spesial kakaknya, tangannya pun langsung mengambil pisau dari tangan ibunya yang sedang mengiris cabai dan bawang-diliat tatapan sang kakak yang sinis, membuatnya buka suara "Aku tetap akan membantu, lagian besok aku kerja tidak langsung kerja berat jadi tidak masalah"

Ibunya hanya menggeleng, karena pekerjaan memotong bahan sudah di ambil alih-wanita beranak 3 ini pun mengambil pekerjaan lain, seperti memeriksa potongan daging dan bahan lainnya-berlalu saja tanpa melerai kedua anaknya yang sedang beradu.

"Imoto! Mau besok kerja berat atau tidak, intinya kamu harus menurut padaku untuk tidak ikut memasak. Pergilah ke ruang tengah bersama chichi, nikmati liburan terakhirmu"

Kakaknya itu langsung menggiring adiknya yang langsung memprotes, namun dorongan pada tubuhnya membuat dia tidak bisa melawan-akhirnya sang adik pasrah, mengikuti kemauan kakaknya itu.

Sang ayah hanya menggeleng kepala saja, fokusnya kembali beralih melihat buku yang sedari dia baca-namun pergerakan dari anaknya yang mulai mendekat, membuatnya menaruh kembali bukunya, bersiap mendengar keluh kesah anaknya.

"Padahal hanya memasak saja masa diliburkan mentang-mentang hari ini terakhir libur, memangnya aku ini kuli bangunan yang besoknya harus bekerja mengangkut batu bata? Katakan padaku chichi, kalau Rii-chan itu berlebihan"

Tatapan yang anaknya berikan mengundang senyum sang ayah, merasa lucu-terlebih pipinya yang menyembul seperti mochi, rasa ingin mencubit semakin meningkat-tapi dia urungkan, karena sadar kalau cubitannya itu pasti bakalan sakit.

"Hitomi... sudahi kesalmu, biarkan saja kakak yang memasak-mari membaca buku bersama ayah, kebetulan ayah membeli buku baru yang isinya tentang peribahasa zaman dulu"

Kalau sudah di tawari seperti ini, wanita bernama Honda Hitomi rasanya ingin kabur saja-sang ayah bukannya menghibur, malah menyuruhnya membaca buku seleranya sendiri yang bahkan tak dapat Hitomi artikan.

Matanya pun berkeliaran ke sana kemari untuk mencari alasan, tak lama tertangkaplah pergerakan dari kakak laki-lakinya yang berjalan menuju akuarium-sudah hafal akan pergerakan kakaknya, dengan cepat Hitomi mengambil kesempatan dengan berkata "Chichi! Sepertinya oniisan butuh batuanku, izin bangun ya"


Langsung saja dia mengibrit mendekati kakak laki-lakinya, mengambil alih makan ikan sambil mengatakan kalau dia bersedia menggantikan kebiasaan kakaknya untuk pagi ini-terbingung lah Mitsu, nama kakak laki-lakinya-karena tidak ingin berlarut, akhirnya dia dibiarkan mengganti beralih pergi mengerjakan yang lainnya.

Hatinya pun lega, akhirnya dia bisa menghindar dari buku ayahnya. Terakhir ditawarkan, benar-benar menahannya karena dituntut harus paham oleh ayahnya agar obrolan mereka lebih mudah-bagaimana tidak mau menghindar kalau ayahnya seperti itu? Bayangkan kalian disuruh memakai peribahasa selama mengobrol dengan ayah kalian, apa gak bingung.











Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ProjectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang