Pretty Boys [heewon/wonhee] ✅

12

Tiga tahun berlalu. Jungwon sedang bekerja di sebuah cafe. Semua ini berkat informasi dari teman se-tongkrongannya. Jungwon masih menjadi anak tongkrongan untuk mengisi waktu luang agar tidak stres.

Kehidupannya terasa lebih sepi saat tidak ada Heeseung. Heeseung hilang kabar dua tahun yang lalu, Jungwon benar-benar tidak tahu harus bagaimana menghubungi kekasihnya itu.

Entah masih pantas disebut seorang kekasih atau tidak, tapi Jungwon masih menganggapnya begitu.

Jungwon pikir Heeseung hanya pergi sebentar, namun ternyata di sekolahnya Heeseung sampai mengundurkan diri. Maksudnya apa begitu? Itupun Jungwon tahu dari teman dekatnya Heeseung, Jeongin.

Jungwon banyak murung sebelumnya, sekarang sudah berkurang. Jungwon mulai membiasakan diri untuk berinteraksi lagi.

Setelah selesai bekerja Jungwon berniat untuk pergi ke minimarket terlebih dahulu, namun hujan turun sangat deras sehingga ia menunda niatnya.

Jungwon masih berada di dalam cafe, duduk di kursi yang kosong sambil menatap ke arah luar.

"Belum pulang, Won?" tanya salah satu rekan kerjanya, Riki.

"Gak bawa jas hujan."

Riki mengangguk lalu duduk berhadapan dengan Jungwon.

"Ngapain?"

"Nunggu hujan reda," jawab Riki.

Jungwon ber-oh ria, kembali fokus ke luar melihat bulir-bulir air yang turun dari langit.

"Sudah makan?"

"Belum."

"Mau makan bareng? Gue traktir."

"Di mana?"

Riki kaget, kali ini Jungwon menerima ajakannya? Sebelumnya Riki sering menerima jawaban 'Maaf Riki, gue lagi gak laper.'

"Gak jauh dari sini ada restoran yang masih buka."

"Yaudah ayo, hujannya udah mulai reda."

Jungwon bangkit dari duduknya, memakai jaket lalu menyelonong pergi.

"Tungguin dong."

Riki dan Jungwon sampai di tempat yang Riki maksud. Jungwon tahu tempat ini, terakhir kali ia kesini saat bersama Heeseung saat hari jadi hubungannya dengan Heeseung yang ke 1 bulan.

Hampir lima tahun menjalin hubungan walaupun tanpa komunikasi di dua tahun terakhir. Bisa-bisa Jungwon mendapat predikat juara 1 mencintai tanpa komunikasi.

Riki mulai memesan disusul oleh Jungwon.

Sambil menunggu, mereka berbincang sedikit agar tidak terasa canggung. Riki itu baru di hidup Jungwon, jadi terasa sulit untuk akrab.

Pesanan mereka sampai dan mereka mulai memakan makanannya.

Tatapan Jungwon sesekali terlihat kosong di mata Riki. Riki ingin tahu apa yang membuatnya seperti itu.