2. Be My BF?

684 80 5
                                    

Minho berjalan menyusuri lorong sekolah barunya. Kini dia sudah tumbuh menjadi seorang remaja omega yang cantik dan manis. Di usianya yang ke 17 tahun ini, banyak sekali para Alpha yang memendam rasa padanya.

Bukannya Minho sombong, namun dia saat ini hanya ingin belajar saja. Bukan hanya itu, ketika seseorang mendekati Minho dipastikan Bang Chan sahabatnya pasti pasang badan.

"Minho tunggu" suara itu membuat Minho menoleh. Omega manis itu melihat seorang pria tinggi dengan buket bunga di tangannya.

"Aku ingin membicarakan sesuatu" katanya dengan tatapan memohon. Minho pun mengangguk dengan tatapan polosnya menatap pria di depannya.

Dia adalah kakak kelas satu tahun dari Minho. Pria itu merupakan anak kepala kepala sekolah di sana. Wajahnya cukup tampan dan juga sangat maskulin. Dilihat dari fisiknya Minho sangat tahu dia adalah seorang Alpha.

"Kenapa kak?" Tanya Minho penuh sopan santun. Pria itu nampak canggung dan malu-malu memberikan buket bunga itu ke tangan Minho.

Aura omega Minho membuatnya sangat lemah, tapi tidak dengan Minho. Dia justru biasa saja, malah sangat merasa segan dengan pria di depannya itu.

"Aku menyukai mu Minho, apa kau mau jadi pacar ku?" Pertanyaan itu kembali Minho dengarkan. Jujur di saat seperti ini Minho tidak tahu harus melakukan apa. Jika dia menerima, dia akan merasa risih karena tak ada rasa untuk pria ini. Namun jika dia menolak dia tidak tega karena takut melukai hati sang Alpha.

"Kenapa kau diam? Ayo jawab aku Minho" katanya dengan lembut. Minho saat itu pun menunduk, bibirnya seketika kelu tak bisa bersuara. Di saat seperti itu, tiba-tiba seseorang datang dan memegang pundak Minho.

"Jaehyun? Apa kabar?" Tanya Chan mambawa Minho ke belakangnya. Minho merasa lega, akhirnya Chan datang juga.

"Apa bisa kau tinggalkan kami? Aku punya obrolan penting dengan Minho" katanya. Chan pun menoleh dan menatap sahabatnya. Minho hanya diam hanya kontak mata dengan Chan. Melihat itu Chan tahu semuanya.

"Sepertinya kau tidak bisa menjadi pacar Minho" kata Chan mengambil bukat itu dari si manis lalu mengembalikannya pada Jaehyun.

"Bang Chan kau jangan ikut campur" katanya marah. Chan pun merangkul bahu Minho dengan lengan kekarnya.

"Karena Minho itu milik ku, jadi sebaiknya kau cari orang lain. Jangan ganggu dia" kata Chan sambil tersenyum. Jaehyun menghela napas kemudian dia pergi dari sana.

Minho akhirnya bisa bernapas lega, aura Jaehyun benar-benar sangat mendominasi. Hal itu membuat kenapa Minho jadi pusing.

"Ayo ke kelas, ketua kelas mu menunggu" kata Chan. Minho tersenyum pelan, tapi hatinya entah kenapa berdegup kancang mengingat perkataan dari Chan.

"Chan apa yang kau katakan tadi?" Tanya Minho padanya. Pria itu masih merangkul bahu Minho sembari tersenyum.

"Itu hanya untuk melindungi mu saja, jangan khawatir. Kau adalah sahabat ku" katanya sembari mengacak rambut Minho. Bukannya marah, malah perakukan Chan itu membuat hati Minho menjadi ringan.

"Ayo masuk kelas" katanya berdiri menatap wajah Minho. Si manis tersenyum kemudian masuk ke kelas yang berbeda dengan Chan.








***







Minho kini duduk di sebuah kursi taman yang berada dekat dengan sekolahnya. Dia kini berusaha menunggu Chan. Karena akan ujian, Minho berencana untuk membeli peralatan ujian bersama sahabatnya itu.

Cuaca kini agak panas membuat tubuh Minho menjadi berkeringat. Setelah setengah jam menunggu, akhirnya Chan datang. Minho meneguk salivanya ketika melihat Chan kini merangkul Hyunjin sembari mengobrol akrab.

Bukannya, senang Minho kini nampak menjadi malas. Padahal dia sudah mengatakan hanya pergi berdua saja, tapi sayangnya Chan mengajak Hyunjin.

"Minho ayo berangkat, Hyunjin katanya ingin ikut" kata Chan dengan sumbringahnya. Di mulut Chan kini terdapat sebuah permen loli. Tiba-tiba tangan Hyunjin mengambilnya lalu memasukannya ke dalam mulut.

"Minho ayo" kata Hyunjin menarik tangan sang omega. Minho tak bisa menolak dan pada akhirnya dia pun pergi bersama.

Pada khayalan Minho, dia akan merasakan hal yang sama seperti dulu. Ketika dia dan Chan pertama bertemu dan berteman sebelum Hyunjin datang. Tapi salah, di sini Minho lebih merasa hanya menjadi ekor mereka saja.

"Minho ayo" kata Chan ketika sampai di depan toko itu. Minho tersenyum tipis lalu masuk ke dalam toko. Minho langsung mencari semua kebutuhan yang dia sudah rencananya. Berusaha mengalihkan dari kedua sahabatnya itu.

Ketika Minho sibuk mencoba pensil, tiba-tiba dia merasakan sesuatu dipasang pada kepalanya.

"Kau sangat manis dengan benda ini" kata Chan membawa Minho ke cermin. Minho melihat dirinya dan meneguk salivanya.

Pipi Minho tiba-tiba merona, jantungnya kini berdegup dengan kencang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pipi Minho tiba-tiba merona, jantungnya kini berdegup dengan kencang. Namun tak lama selama itu, tiba-tiba bayangan Hyunjin muncul di cermin mememamerkan apa yang dia pakai.

"Lihat teman-teman, apakah cocok?" Tanya Hyunjin dengan bando lucu itu. Chan terkekeh kemudian menjewer pipi Hyunjin dengan gemas.

"Kau lebih terlihat seperti seekor rumah" ejek Chan. Seketika membuat Hyunjin kesal.

"Ayo aku pilih untuk mu" kata Chan membawa Hyunjin pergi dari sana. Minho hanya melihat mereka di sana, nampak bahagia dan serasi.

"Ada apa dengan ku? Bukannya kita sahabat?" Gumam Minho memegang dadanya. Pria manis itu kemudian melepaskan bando di kepalanya melanjutkan untuk mencari keperluannya.

Hari semakin cepat, kini mereka sudah dinyatakan resmi lulus dari sekolah menengah atas. Walaupun begitu, Minho masih sangat sibuk belajar. Impiannya kini adalah masuk ke universitas terkenal yang ada di kota.

"Minho" suara familiar itu membuat fokus Minho pecah. Pria Alpha itu kini menyunggingkan senyumannya pada Minho kemudian langsung masuk ke kamar si manis.

"Ini untuk ku, bekal belajar" kata Chan. Minho menerimanya, si manis berusaha melihat ke belakang. Apakah ada orang lain yang datang setelah Chan.

"Kau sangat rajin ya belajar" tiba-tiba Chan mengambil buku catatan Minho. Pandangannya terkagum-kagum.

"Kau juga harus belajar, ayo belajar bersama" kata Minho sembari memakan gorengan yang dibawa oleh pria itu.

"Kau yakin akan ke universitas itu?" Tanya Chan lagi. Minho mengangguk dengan mantap, ini adalah pilihannya dan cita-citanya.

"Aku sangat ingin melihat kota Chan" jawab si manis.

"Kota tak seindah apa yang kau pikirkan, lebih baik di sini" kata pria itu. Minho hanya mengangguk, itu mungkin hanya opini Chan saja.

"Aku berasal dari sana" celetuk Chan. Minho pun mengangguk pelan. Dulu saat kecil pun Minho sempat tinggal di kita, karena bertahun-tahun dia jadi lupa dengan tempat kelahirannya itu.

"Kau akan masuk ke sana juga kan?" Tanya Minho. Chan tersenyum dan mengangguk.

"Ya karena kau dan Hyunjin juga akan di sana" kata Chan sembari menatap mata Minho.










TBC

Jangan lupa vote dan komen ya

The Wonderwall of Eross ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang