Sementara aku bersiap sedia,
berusaha mencerna apa yang sedang membara.
Asumsiku selalu tak tepat, lebih-lebih perihal perasaan.Kau angin lalu yang belum lama basah, terguyur afeksi-ku yang entah sebenarnya apa:
entah rasa gemas keemasan; perasaan camar; rasa menyebalkan yang menggoda untuk dihidupkan; sekadar inflatuasi; atau—dengan nyaris muntah aku ungkapkan—perasaan sejenis cinta?
Namun, kasih, yang begitu aku takutkan adalah terwujudnya kemungkinan yang terakhir.