INDONESIA, TAHUN 2075Jakarta, setelah 60 tahun kemudian di sulap menjadi kota canggih padat penduduk yang memanfaatkan teknologi sebagai pengembang utamanya. Dimana-mana akan kita temui panel pemindai sidik jari dan kornea mata. Tidak ada kemacetan jalanan, semua orang berpindah menggunakan transportasi umum dengan fasilitas canggih dan nyaman. Kereta jarak dekat dan bus energi surya tanpa awak menjadi transportasi utama di Jakarta. Pemerintah tidak lagi menjadi penguasa di sektor-sektor umum.
Semua menjadi tanggungjawab dan
dikendalikan oleh swasta. Sebagian pemilik bisnis sektor umum adalah pengusaha asing. Jakarta menjadi kota untuk menimbun kekayaan bagi mereka. Orang-orang tidak lagi bisa lepas dari gadget. Segala sesuatu yang menjadi kebutuhan mereka di pesan via online. Tidak ada warung kelontong dan minimarket berjajar di pinggir jalan. Tidak ada pasar tradisional dan pusat perbelanjaan yang memicu kemacetan. Banjir bukan lagi menjadi masalah utama Jakarta. Rumah-rumah dan bangunan di bangun dengan sistem mirip rumah apung di Kalimantan. Akan mengapung ketika air datang.Kendaraan pribadi seperti motor dan mobil di desain super canggih dengan jalur tersendiri. Tidak mengandalkan premium dan bahan bakar minyak lainnya. Semua serba berubah. Mode, lifestyle, lingkungan, juga peraturan. Banyak pebisnis menjadi incaran kejahatan. Seiring dengan meningkatnya kriminalitas, meningkat pula keamanan yang di terapkan oleh investor asing untuk melindungi harta mereka. Pasar bebas membuat Indonesia menjadi sasaran perdagangan negara lain. Tidak ada pembatasan lama tinggal bagi warga asing. Jika tidak mampu bersaing, pribumi hanya akan tersisih dan terkucil. Mereka berakhir di sebuah penampungan besar bawah tanah. Orang-orang borjuis di permukaan menyebutnya pribumi estate. Masyarakat penghuni pribumi estate tidak kemudian adalah masyarakat miskin dan tidak beradab. Mereka justru membangun peradaban baru di bawah tanah.
Kalangan pemberontak yang menginginkan Indonesia kembali pada kedaulatannya. Bukan menjadi milik asing. Pejuang-pejuang kebebasan lahir di pemukiman ini. Mereka kaya raya, namun mengatasnamakan hartanya dengan nama orang lain. Merekalah penggerak maraknya kriminalitas di permukaan. Merekalah orang-orang bebas yang butuh udara segar. Peradaban canggih di luar ekspektasi orang permukaan. Peradaban yang melahirkan manusia-manusia jenius pencipta perubahan yang akan datang. Peradaban yang melahirkan dua kakak beradik jenius yang tumbuh dalam kegetiran. MESHACH ALI NALENDRA dan ABYAN AZELL GANENDRA. Penggerak pemberontakan dan pengatur kejahatan yang disengaja pada kehidupan permukaan. Memiliki peran ganda.
"Oke. Cocokin waktu dulu," ucap laki-laki tampan bertopi, memakai kacamata dan memegangi gadget andalannya.
"Erza ambil sektor 2, matiin energi listriknya. Raffi eksekusi. Roland plan B. Gw sama Bang Ali standby di titik pertemuan,"ucap pemuda tampan yang lainnya.
"Lets do clearly Boys. 3 menit, nggak lebih!" ujar si kacamata.
"Berangkat!"
Berlima mereka bertos dan memisahkan diri menuju permukaan. Melalui lift-lift canggih dengan portal di masing-masing pemberhentian. Di portal, ID mereka akan diperiksa, menandai lalu lintas pergerakan kaum pribumi yang selalu dicurigai.
"Zell, cek posisi tim terakhir!"
"Got it Bang!" jawab si adik memeriksa gadgetnya.
"Erza udah di lokasi. Raffi tinggal nglewatin dua blok lagi. Roland siap di tempat."
"Oke. Tunggu Raffi sampe ya,"jawab si kakak bernama Ali.
Ali dan Azell. Kakak beradik berwajah tampan yang menjalankan bisnis periklanan dengan kantor pusat di Jakarta. Tinggal di permukaan sebagai Meshach dan Abyan, eksekutif muda kaya raya idaman semua wanita. Juga memiliki koneksi di pribumi estate, sebagai penggerak pemberontakan. Leaders dan penyusun strategi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Angel
Fanfictionaku melihatmu. bukan melalui mataku. aku menjagamu. bukan dalam dekapanku. aku menyentuhmu. bukan dengan jemariku dan aku terus mengawasimu dengan seluruh milikku -semua adegan, nama tokoh, tempat, setting tempat dan waktu dalam cerita ini hanyalah...