Author's Pov"Kalian berkencan?" tanya seseoranh menyambut kedatangan Ali dan Prilly.
Dia adalah Alex, anak pemilik bisnis reklame di Indonesia, berdarah campuran Indo-Perancis, dengan wajah semi bule yang fasih berbahasa jawa. Ia mengamati kedatangan Ali yang memeluk pinggang Prilly sangat protektif dengan kalimat langsung ke sasaran.
"Menurut lo gimana kelihatannya?" Jawab Ali sambil mengambilkan segelas minuman fermentasi anggur low alkohol untuk Prilly.
"Setelah hampir satu tahun tanpa gandengan, muncul-muncul bawa putri presiden ya?"
Prilly tersipu mendengar ucapan Alex. Keduanya berjabat tangan dan saling memperkenalkan diri. Ali merogoh sakunya, mengambil sebatang rokok dan menyulutnya.
"Jam berapa mulai nih? Gw bawa anak orang lho," protes Ali mengedarkan pandangan ke sekelilingnya.
"Waduh, kemaleman dikit bisa di serbu Paspampres ya sini ntar?" Canda Alex menimpali sambil berlalu meninggalkan keduanya.
Prilly memajukan bibirnya, mencubit lengan Ali gemas.
"Lo ikut gw ya. Jadi navigator," ucap Ali lirih sambil menghisap rokoknya.
Prilly membelalakkan matanya kaget. Dia belum pernah ikut kegiatan ekstrim seperti ini. Wajahnya berubah pucat, mulutnya menganga bingung.
"Gw nggak tau soal balapan kayak gini Li?" tolak Prilly hati-hati.
"Tinggal duduk dan temenin gw aja."
Jawaban Ali menenangkan Prilly. Ali selalu bisa membuatnya melebarkan senyum. Ia meneguk minumannya yang tadi diambilkan oleh Ali.
"Lo nggak capek?" lanjut Ali nampak khawatir.
Prilly menggeleng. Matanya lurus menatap ke depan. Ke barisan kursi panjang berderet yang sudah mulai di penuhi calon-calon peserta Race. Ali mengikuti arah pandangan Prilly. Senyum mengembang di wajah tampannya. Dia tahu siapa yang sedang dilihat Prilly. Nick. Gabriel Nick Soebrata. Anak menteri pertahanan yang 6 bulan lalu dikabarkan berpisah dari Prilly.
"Mau gw menangin Race ini dan bikin dia kayak pecundang?" bisik Ali di telinga Prilly.
"Wow!! lo pinter baca pikiran orang ya Li?"
"Selain bisa meretas jaringan internet, gw juga bisa meretas jaringan otak lo. So, kalo gw menang, lo bakalan kasih apa ke gw?"
Prilly mendelik licik, meneguk minumannya lagi. Ia memandang remeh laki-laki tampan di depannya.
"Apa yang lo minta dari gw?" tantang Prilly
"Tubuh lo," ucap Ali tanpa mengharap penolakan.
Mulut Prilly menganga mendengar jawaban Ali. Ia menepuk pundak Ali keras-keras. Sesaat mereka berpandangan tegang lalu kemudian terbahak bersama-sama.
"Ayo, kita kasih kejutan ke mantan pacar lo itu," Ali menarik tangan Prilly dan membawanya ke deretan kursi panjang yang dilengkapi hologram iklan. Hologram itu terus bergerak-gerak dan berganti bentuk setiap 6 detik sekali. Tanpa canggung, Ali menyapa orang-orang yang menatapnya terkejut. Bagaimana tidak? Ia membawa putri seorang presiden Republik Indonesia yang sangat dikenal publik. Tanpa melepas genggamannya di tangan Prilly, Ali menyalami Nick, memberinya tos dan melewatinya tanpa berkata lagi.
"Prilly, kamu?"
Ucapan Nick menghentikan langkah Ali. Ia menoleh. Tangan Prilly sebelah kanan sudah dipegang erat oleh Nick.
"Aku dateng sama Al-- ehm Meshach,"jawab Prilly angkuh.
Ali mendekat, mengambil tangan Prilly yang ada di genggaman Nick tapi Nick meraihnya kembali, "Bro! Lo nggak liat gadis lo cemburu?" Ali menunjuk perempuan yang sedari tadi memeluk Nick sebelum Prilly melewatinya, "lepasin tangan Prilly. Dia dateng sama gw, gw yang bertanggungjawab atas dia. Jadi tolong lo hargai gw!" lanjut Ali tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guardian Angel
Fanfictionaku melihatmu. bukan melalui mataku. aku menjagamu. bukan dalam dekapanku. aku menyentuhmu. bukan dengan jemariku dan aku terus mengawasimu dengan seluruh milikku -semua adegan, nama tokoh, tempat, setting tempat dan waktu dalam cerita ini hanyalah...