[1] Kenapa Aku Pengin Punya Mantan?

2.3K 188 81
                                    

Halo, ketemu lagi sama cerita baru.

Udah pada move on belum dari Dewa Angkara Murka?

Kali ini aku up cerita baru yang lebih ringan dan isinya cuma haha-hihi ngosongin pikiranku yang lagi penuh banget. 

Nggak usah pake cast lah ya, daripada diributin melulu :)

Semoga suka!


Untuk info cerita-cerita lain, silakan follow IG ayawidjaja

oOo



Sudah baca sub judulnya? Kalau belum, aku ulangi; Kenapa aku pengin punya mantan?

Iya, mantan.

Punya pacar?

Punyalah! Emangnya kamu. Nggak punya pacar, kerjaannya halu melulu, sampai nemu curhatanku di sini.

Yang mana orangnya?

Nih, lagi duduk di depanku, ngemil gorengan nggak tahu sudah habis berapa, mukanya tetap lempeng padahal habis remidial dua kali dan nilainya masih mengenaskan juga.

Aneh nggak kalau aku pengin mantanan sama cowok model dia?

Lanjutin saja, daripada jomlo.

Lebih baik jomlo, daripada pacaran sama cowok model Jeha yang tiap hari bikin aku pengin ngeplak kepalanya.

Ah, sial. Cepat amat keceplosan namanya.

Jeha, bukan nama sebenarnya. Bukan juga nama samaran kayak yang suka dipakai pedagang cilok boraks yang lagi diinvestigasi. Jeha adalah nama panggung. Pacarku—dalam doaku semoga lekas jadi mantan—adalah anak band. Vokalis Asynchronous—nggak sinkron, persis kayak cara pikir Jeha. Band sekolah ala-ala yang katanya sih, fansnya di mana-mana tapi aku sendiri meragukan kebenarannya.

Nama asli pacarku—sebentar lagi mantanku, pokoknya yakin dulu—adalah Javier Hamish. Nggak pakai Daud. Kalau pakai Daud, aku pasti Raisa dan kalian pasti nggak terima. Lagian Hamish-Raisa couple goals dan langgeng. Aku dan Jeha baru pacaran saja udah eneg! Jeha pakai nama panggung karena nggak mau dipanggil Jav. Katanya bikin otak ngeres. Emangnya 'jav' apaan sih? Jeha nggak pernah ngasih tahu. 

Ini juga salah satu faktor kenapa aku pengin putus dari dia. Pelit informasi.

"Je, lo nggak belajar apa gimana sih?" Aku menyodorkan kembali kertas ulangan Jeha. Merinding. Aku nggak pintar-pintar amat sebenarnya, tapi Jeha ini sungguh.... "Nggak malu gitu bolak-balik remidial melulu."

"Nggak. Biasa saja. Banyak juga temannya." Enteng banget nyahutnya. Masih sambil nyomot cabai terus ditelan sebiji langsung. Kalau mau itung-itungan, mahalan cabai yang dia embat daripada gorengan yang Jeha bayar. Nah, ini juga faktor tambahan kenapa aku mau putus sama dia. Anaknya nggak mau rugi. Anak IPS emang gitu ya? Makan di kantin sekolah saja pakai ngitung untung dan rugi. Nah, tambah lagi tuh, faktor kenapa aku pengin banget jadiin Jeha mantan.

Wajar, kan?

Nggak. Aneh.

Wajarin dong! Daftar dosa-dosa dia kurang banyak apa.

Terlalu mengada-ada, Sis.

Ya udah, kalian kan, pada jomblo. Kalau aku sama Jeha putus, dia buat kalian gimana?

Mantan Rasa SetanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang