O iya, aku belum menceritakan soal Tante Maria. Dia ini perempuan yang berusia tiga puluh tahunan. Mungkin tiga puluh dua atau tiga puluh tiga. Masih sangat cantik. Kulihat, susunya juga besar. Pantatnya bagus. Betisnya berisi dan mulus. Kulit Tante Maria putih bersih.
Tante Maria sangat sopan dalam berpakaian. Tak pernah kulihat dia pakai rok di atas lutut. Selalu saja rok yang dia pakai ukurannya di bawah lutut dan tak pernah ketat. Meski pakai rok yang mengembang, kalau dasar pantatnya besar ya tetep aja kelihatan seksi kalau sedang berjalan.
Satu hal yang bikin Tante Maria agak ditakuti sama temen-temen kos, yaitu galak. Iya. Tante Maria lumayan galak orangnya. Apalagi kalo udah menyangkut fasilitas kos yang dipake sembarangan. Bisa ngamuk dia.
Aku pernah memimpikan Tante Maria. Mimpi yang sangat random. Di dalam mimpiku, Tante Maria kupanggil 'kakak'. Adegannya berpindah-pindah. Pada mulanya, Tante Maria jadi model dan aku fotografernya. Pas aku minta pose nungging, Tante Maria mengangkat rok nya dan melepas celana dalamnya sehingga pas nungging lobang pantat dan lobang pepeknya kelihatan jelas.
Kutanyakan pada Tante Maria, "Lobang pantat Kakak kok besar? Lobang pantat Kakak sering dientot ya?"
Tante Maria mengangguk dan ketawa.
Lalu adegan pindah ke ranjang. Tante Maria udah bugil. Asli bugil tanpa sehelai benang pun. Aku sendiri udah menjilati tubuh Tante Maria dengan rakus.
Sambil menuju ke bagian pepek, aku bilang ke Tante Maria, "Sudah lama aku mendambakan yang seperti ini, Kak. Sudah lama aku pengen menjilati pepek Kakak dan ngentotin Kakak. Akhirnya kesampaian juga." kataku. Lalu aku segera menjilati pepek Tante Maria yang legit dan gurih. Tante Maria sudah ngangkang dengan sempurna. Kakinya dia angkat dan dia tarik ke atas. Posisi ngangkang yang sudah sangat siap untuk dientot.
Sayang sekali. Belum juga sempat aku ngentot dengan Tante Maria, aku terbangun dari mimpi. Sialan. Jengkel sekali rasanya aku.
Minggu pagi, pas aku mau ngelap motor, aku dipanggil sama Tante Maria. Dia sudah mandi dan sudah terlihat rapi. Tante Maria pake kaus warna oren terang dan rok hitam selutut. Rambutnya diikat ke belakang. Cantik sekali.
"Andi... sini sebentar!"
"I... iya Tante..."
Aku langsung deg-degan. Kuingat-ingat, rasanya tak pernah bikin salah. Nyuci gak pernah buang-buang aer. Masak di dapur selalu aku bersihkan tiap selesai makan. Uang kos juga lancar.
Sambil berjalan menuju pintu rumah utama, aku terus berpikir tentang kesalahan yang mungkin sudah aku bikin dan aku gak sadar.
"Ikut Tante!"
"B... baik Tante."
Aku mengikuti Tante Maria. Aku diajak ke sebuah ruangan, sebuah kamar yang letaknya di bawah tangga. Saat aku sedang tegang-tegangnya, hp di saku celanaku berbunyi. Ada pesan masuk. Diam-diam pesan itu kubaca. Dari Ronald temenku ngekos. Kamar Ronald persis di sebelah kamarku.
Isi pesan dari Ronald pendek saja.
"Mampus... Hahahahaha..."
Bajingan betul. Kukira dia masih tidur. Ternyata dia melihat saat aku dipanggil sama Tante Maria. Sialan.
Tante Maria orangnya baik. Tapi, kalau sudah dipanggil menghadap, biasanya dan seringnya pasti ada masalah yang berkaitan dengan kos. Dan kalau ada anak kos yang dipanggil menghadap, pasti bakal jadi bahan ledekan bagi yang lain.
Aku yang selalu ngeledekin teman-temanku setiap mereka habis dipanggil, kali ini harus rela jadi sasaran empuk ledekan mereka. Sialan.
Aku sudah masuk ke dalam Kamar. Tante Maria duduk menghadap monitor besar yang ada di kamar itu.
"Sini. Lihat ini..."
Aku melihat monitor yang sudah menyala. Di situ ada adegan yang membuat aku terkejut setengah mati. Adegan orang ngentot dan orang itu adalah... AKU SENDIRI!
Aku sama sekali gak tau kalau di dapur juga dipasangi kamera CCTV sama Tante Maria. Kukira hanya halaman parkir dan ruang tamu saja yang ada CCTV-nya. Ternyata dapur juga ada. Mampus. Kali ini aku benar-benar mampus.
Kutonton sendiri adegan aku sedang ngentotin Tia kemaren sore. Gimana hot-nya Tia ngangkang dan aku menjilati pepeknya dengan semangat. Gimana seksinya Tia saat nungging. Gimana bergairahnya aku saat ngentotin Tia. Terakhir betapa erotisnya saat kontolku aku pompa ke dalam mulut Tia sampai muncrat berkali-kali.
Di tengah rasa berdebar dan takut, kontolku masih saja ngaceng. Sungguh gak tau sikon. Kurang ajar betul kontolku ini.
Tante Maria memutar posisi duduknya. Kini, dia berhadapan dengan aku yang sedari tadi berdiri di belakangnya. Mata kami saling tatap.
"Kamu pacaran sama Tia?"
Aku menggeleng karna memang aku dan Tia gak ada hubungan apa-apa.
"Sudah berapa kali kamu ngentot dengan Tia?"
"D... dua kali, Tante."
"Itu yang kamu lakukan dengan Tia di rumah ini. Itu yang ketahuan dan terekam CCTV. Yang laen? Yang kamu lakukan di rumah Tia?"
"Sss... sumpah Tante, gak ada aku ngentot di rumah Tia. Rumahnya saja aku gak tau dimana."
"Jangan bohong! Orang tua Tia sering pergi ke luar kota dan Lia juga sering gak di rumah. Kamu dan Tia pasti sering ngentot sama Tia di rumahnya kan?"
Aku menggeleng, "Gak pernah, Tante. Demi Tuhan."
"Gak usah bawa-bawa Tuhan! Kamu sudah tertangkap basah begini masih gak mau ngaku juga!"
Aku menunduk. Tak lagi menatap mata Tante Maria. Sebagai gantinya, mataku lekat di kaki Tante Maria yang putih mulus tanpa cela. Saat Tante duduk seperti ini, otomatis rok nya tertarik sedikit dan paha Tante juga terlihat sedikit. Aku langsung teringat mimpiku.
"Sekali lagi kamu ngentot sama Tia, kamu akan Tante laporkan ke orang tua Tia dan rekaman video ini akan Tante serahkan ke mereka."
"Jjj... jangan Tante. Jangan..."
Aku langsung gugup dan takut. Aku gak mengira kalau urusannya bakal panjang begini.
Sudah aku ceritakan dengan jujur kalau aku tidak berpacaran dengan Tia. Bahkan nomer hp Tia saja aku tak punya. Ngentot dengan Tia pun cuma dua kali. Tapi Tante Maria tetap gak percaya.
Tante Maria memutar posisi duduknya lagi. Dia menghadap ke monitor lagi.
"Sekarang kamu keluar!"
Aku mengangguk, "Baik, Tante..."
Aku balik badan. Sambil berjalan, aku berpikir hal yang tidak-tidak. Kalau sampai rekaman CCTV itu bocor dan ditonton oleh orang lain, artinya aku dalam masalah besar. Kuliahku bakal berantakan dan pastinya aku akan menanggung malu yang luar biasa. Aku gak mau itu terjadi. Gak... gak boleh terjadi.
Biar bagaimanapun, Tante Maria harus 'dibungkam'. Aku langsung merencanakan sesuatu yang jahat. Tapi entah apa. Otakku belum bisa diajak berpikir.
KAMU SEDANG MEMBACA
PILAR PILAR TUMBANG
Poetry✅ SEKUMPULAN KATA-KATA PATAH HATI ✅ UNTUK DIA YANG SUDAH JADI MILIK ORANG ✅ FOLLOW YA