RENCANA JAHAT

2.9K 22 1
                                    

Aku hampir sampai di ambang pintu rumah utama saat pesan dari Renold masuk lagi.

"Kok lama, Ndi? Diajak ngentot ya sama Tante Maria? Hahahahaaa..."

Sialan si Renold ini. Bisa-bisanya dia punya pikiran mesum kek gini. Aku sekarang lagi takut dan gelisah, sempet-sempetnya aku dituduh ngent...

"AHAAAAA..."

Aku bersorak dalam hati. Ini dia... INI DIAAAA...

Aku segera kembali ke kamar monitor. Aku mengendap-endap. Pelan-pelan kuintip Tante Maria yang masih melototin layar monitor. Adegan aku ngentot dengan Tia diulangnya lagi. Hmmm... sepertinya dia kagum sama kontolku yang besar dan panjang. Aku yakin saat ini pepek Tante Maria gatel dan pengen ngentot, tapi suaminya sedang joging. Tante Maria gak mau ngentot dengan sembarangan orang sebab dia perempuan terhormat.

Aku akan menjalankan ide yang barusan melintas di kepalaku. Ide brilian yang akan membuat Tante Maria tak bakal lagi bisa semena-mena terhadapku. Sebuah rencana jahat. Aku tersenyum licik.

Aku masuk ke kamar monitor dengan diam-diam. Tante Maria masih belum sadar kalau aku sudah ada di dalam kamar monitor lagi. Adegan di layar monitor membuatnya lupa diri dan tak peduli. Di layar, aku sedang ngentotin mulut Tia dengan brutal.

"Nggghhhh..."

What??? Tante Maria melenguh??? Hahahahaaaa... dia lagi sange rupanya. Mampussss... aku bersorak dalam hati.

Hp ku aku nyalakan. Mode kamera dan tombol rekam sudah aku aktifkan. Aku taroh hp di meja, kusandarkan hp ku di pot bunga imitasi dengan posisi yang langsung menyorot di tempat Tante Maria duduk. Setelah kurasa pas, aku bersiap melancarkan aksiku.

Dengan sigap dan dengan gerakan yang cepat aku bekap mulut Tante Maria yang sedang fokus melototin aku orgasme di layar. Tante Maria kaget dan meronta-ronta. Kakinya menendang-nendang ke segala arah. Kepala Tante Maria mendongak ke belakang. Begitu dilihatnya aku yang membekapnya, dia langsung bereaksi, seperti ingin teriak tapi tak bisa sebab mulutnya tertahan oleh telapak tanganku.

Tangan kananku membekap mulut Tante Maria, sementara tangan kiriku memeluk tubuh Tante Maria pas di susunya yang membusung nakal. Dengan gerakan perlahan dan susah payah, kuputar posisi duduk Tante Maria. Sekarang Tante Maria duduk dengan tepat menghadap kamera. Tentu saja Tante Maria gak tau kalau kejadian ini sedang aku rekam.

Tante Maria semakin memberontak dan menendang-nendangkan kakinya ke depan saat tangan kiriku berusaha masuk ke dalam kausnya. Agak sulit juga melakukan tindakan ini sebab beberapa kali tangan Tante Maria lepas dari kawalanku.

Akhirnya aku berhasil meremas susu Tante Maria. Kaki Tante Maria menyentak lantai dan membuatku kalang kabut. Bekapan tanganku aku kencangkan.

"Sssssstttt... sssstttt... diam... diam Tante... jangan ribut. Atau Tante mau temen-temen saya melihat kejadian ini? Mau?"

Aku membisikkan kalimat itu ke telinga Tante Maria. Ternyata bisikanku ampuh juga. Tante Maria tak lagi menendang-nendangkan kakinya. Pun tak ada lagi upayanya untuk berontak. Napas Tante Maria ngos-ngosan. Sementara tangan kiriku semakin liar meremas susunya.

Aku gak akan berhenti sampai di sini saja. Dengan sedikit jerih payah, kukeluarkan susu Tante Maria dari dalam bh dan kaus Tante aku angkat tinggi-tinggi. Anjinggg... Susu Tante indah sekali. Pentilnya masih kecil mungil dan berwarna merah muda. Daging susunya kenyal, mengkal, dan putih mulus tanpa cela. Bangsaaaatttt... kontolku ngaceng dengan sempurna melihat pemandangan luar biasa indah ini.

Kupelintir puting susu Tante Maria. Dia melenguh seperti tadi. Kulirik, matanya terpejam. Hahahahaaa... mampus. Dia sudah ada dalam genggamanku. Dia sudah ikut dalam permainanku. Perempuan ini sebentar lagi akan jadi milikku. Aku tersenyum lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 22, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PILAR PILAR TUMBANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang