II. Everything Happens for a Reason

506 70 15
                                    

Present

Dalam hidupnya, Alea percaya semua hal pasti terjadi karena ada alasan di baliknya. Everything happens for a reason. Seperti di hari Minggu ini. Seharusnya saat ini Alea melanjutkan untuk menonton Emily in Paris season terbaru, ia malah harus ke kantor untuk masalah internal yang tak kunjung habis.

Majalah akan cetak minggu depan, tapi ada satu sponsor yang tiba-tiba rewel, lah. Ada atasannya yang tidak suka dengan naskah, lah. Pokoknya ada aja drama ketika majalah akan naik cetak. Alea mau tidak mau harus terjun langsung di kantor pada hari ini.

Ternyata, kantor lah yang menyelamatkannya hari itu. Ia menemukan fakta bahwa ibunya, yang sudah lama tidak tinggal dan mengobrol dengannya, datang ke apartemennya. Untuk apa? Alea yakin ia hanya menginginkan uang darinya.

Sekali lagi Alea percaya everything happens for a reason.

Langit sudah mulai mendung, untung saja Alea sudah berada apartemen. Ia menekan tombol 10 di lift dan sesaat pintu lift terbuka, ia kaget bukan main dengan apa yang ia lihat sekarang.

Bukan ibunya, ini orang lain. Orang yang sudah Alea pelan-pelan lupakan sejak terakhir bertemu dengannya.

Ada Alan di depannya. Dengan seorang perempuan yang terus-terusan bergantian memperhatikan mereka berdua dengan ekspresi bingung dan penasaran.

Alan juga tak kalah kagetnya bertemu dengan Alea. Di apartemen barunya setelah ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia, untuk selamanya.

Sadar pintu lift akan tertutup, Alan dan Alea reflek memencet tombol secara bersamaan agar pintu tidak tertutup. Alea langsung keluar dari lift itu dan mau tidak mau harus menyapa dua orang di depannya.

"Alan! Gue gak nyangka ketemu elo di sini," ucapnya agak kikuk.

Alan tanpa sadar menggaruk lehernya yang tidak gatal dan menjawab, "Hai, Le. Iya gak nyangka juga. Lo tinggal di sini? Kayaknya dulu gak di sini?"

"Iya, gue tinggal di sini, Lan. Baru pindah awal tahun kemarin," jawabnya lalu ia tersadarkan dengan perempuan cantik yang daritadi memperhatikan mereka berdua. "Cewek lo?"

Perempuan yang ia maksud itu langsung menyodorkan tangannya kepada Alea. "Hi, Kak Alea. Aku Amanda. I heard about you a lot from Kak Alan back then when we were in Singapore. Gak nyangka kalau bisa ketemu. Nice to meet you, Kak Alea!" ucapnya dengan ceria dan tersenyum kepadanya.

Sebentar, Alea agak kaget mendengar apa yang baru saja Amanda katakan kepadanya. Alan bercerita tentang dirinya kepada cewek ini? Bercerita tentang apa? Padahal Alea berpikir tidak banyak momen antara dirinya dan Alan. Hanya tiga tahun yang singkat di dunia putih abu-abu.

"Gue pindah ke sini juga, Le. Balik ke Jakarta lagi for good," ujar Alan. Ia melanjutkan, "Dan ternyata kita tetanggaan lagi hahaha."

Alea tersenyum tipis. "Yeah, gak pernah nyangka bakal jadi tetangga lagi. Dan lo tinggal sama pacar lo?"

Amanda cepat-cepat menyela. "No, no, no. We're not in that kind relationship. Uhm, we used to. Tapi ternyata gak cocok aja hahaha. He'll live alone here, Kak. Tolong titip Kak Alan ya soalnya.." Amanda mendekatkan mulutnya ke telinga Alea dan berbisik,"Dia gak bisa bangun pagi and he's a bad chef. Eww."

Alea tertawa mendengar ucapan itu yang membuat Alan penasaran apa yang baru saja Amanda katakan.

"Ngomong apa, sih?"

Amanda mencubit lengan cowok itu. "Rahasia, wlee," ujarnya dengan ekspresi wajah yang mengejek.

Alan hanya menggelengkan kepalanya pelan sambil tersenyum tipis lalu ia mengajak mantan pacarnya itu untuk ke bawah karena taksi yang akan ia tumpangi sudah datang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Apartment 021 | Yoona x Junho AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang