Jae anget
Mau jalan jalan?
Setelah membaca pesan dari jaehyun, Jennie menghela nafas panjang dan kembali menyusupkan kepalanya ke tangan tanpa niat membalas pesan jaehyun.
Bohong jika Jennie tidak sedih, bohong jika ia tidak sakit hati. Jennie masih tidak menyangka bahwa hubungan mereka yang sudah hampir lima tahun hidup bersama terpecah hanya hal yang dirinya pun tak tahu. Oh ayolah, lima tahun itu bukan waktu yang singkat!.
Waktu sudah menunjukkan delapan malam lewat dua puluh menit tapi tak ada tanda-tanda Jennie pergi menemui jaehyun, bahkan pesannya pun belum kunjung jennie balas.
Bukan apa-apa hanya saja Jennie takut dan malu melihat jaehyun karena sekarang matanya sangat sembab, nanti kalau jaehyun mengatainya jelek bagaimana?, ah rasanya jennie ingin mati saja sekarang!.
Menghela nafas panjang, “taehyung bajingan". Dia harus bisa move on!.
Jae anget
Mau jalan jalan?
Boleh, gue siap sia dulu ya
Ditunggu dekil!
Jennie beranjak dari singga sananya menuju kamar mandi untuk menyiapkan diri untuk menemui jaehyun. Setelah dirasa cukup, Jenie keluar dari rumahnya menggunakan mobilnya.
Kalau ditanya, taehyung menghubunginya atau tidak? jawabannya iya, sedari tadi taehyunh terus membombardirnya dengan puluhan pesan dengan kata maaf, maaf, dan maaf. Yang bahkan jennje sendiri tidak tahu alasan mengapa taehyung itu memutuskan hubungan dengannya, sangat sinting memang.
Setelah sampai di tempat yang jaehyun share tadi, Jennie mengernyit bingung kenapa jaehyun memintanya mendatangi sebuah pantai yang mana banyak kenangan, mereka berdua. Dan kenangannya dengan taehyung!
Mereka sering sekali kesini, baik itu waktu kecil sampai sekarang. Keluarga mereka memang sering mengajak mereka ke tempat tempat seperti ini. Agar saat mereka sedang pusing atau banyak pikiran. Bisa tertuang disini.
Ah shit! Tapi dia jadi mengingat kebersamaan dengan taehyung. Bagaimana kabarnya ya?apakah dia memang sudah tidak mencintainya? Atau bahkan sudah menemuan tambatan hati yang baru?.
Stop jennie!berhenti memikirkannya.
Sibuk dengan menebak-nebak, Jennie tak sadar bahwa dia sudah berdiri ditepi pantai. Merengkuh diri sendiri dikala angin kencang menyapanya, Jennie lupa membawa jaket, padahal sudah diingatkan oleh jaehyun tadi.
Mengusap tangannya berharap bisa mengusir dingin yang mulai menyergapnya. Namun bak di dalam film, Jennie merasakan seseorang merengkuhnya dari belakang disusul dengan sebuah jaket yang membalutnya. Jennie kaget sekali.
“Gue bilang bawa jaket kan, kenapa ga nurut?" Jennie menoleh kala mendengar suara serak jaehyun. Iya jaehyun, orang yang kini merengkuh hangat dirinya.
Tak mendengar balasan apapun dari Jennie, jaehyun melepaskan rengkuhannya dari Jennie dan melangkah tepat di samping Jennie. Memposisikan duduk dengan benar disana, di samping orang yang begitu di kenalnya itu.
“Seharusnya, telat satu jam ga bisa di toleransi. Tapi karena ini penting gue maafin keterlambatan lo, deh" jennie berdecak kesal mendengar ucapan jaehyun. Jadi yang dia lakukan selanjutnya memutar badannya memusatkan perhatiannya pada jaehyun yang mana sudah dilihat lebih dulu ditemani dengan seringaian konyol diwajahnya.
“Jadi lo mau ngomong apa? jaehyun?" tersenyum melihat raut wajah Jennie yang terlihat kesal berbanding terbalik dengan sorot mata kucing yang melihat kesedihan.
Jaehyun juga bisa melihat mata Jennie yang sembab, membuat jaehyun merasa bersalah yang amat dalam. Jennie sahabat masa kecilnya, dia sangat mengenal dia. Dia tahu jennie baru kandas dengan taehyung, pria brengsek itu! Berani beraninya menyakiti jennie kecilnya.
Sangat tidak tahu di untung.
“Ck, kayanya ga penting. Gue balik. ” Tak ingin mendengarkan alasan apapun dari jaehyun, Jennie langsung menegakkan badannya berniat meninggalkan jaehyun. Jennie sedang bad mood sekarang, malah bocah usil ini ingin mengusilinya ya?tidak punya perasaan sekali dia.
Namun belum sempat Jennie melangkah, dirinya kembali terdiam dengan apa yang dia lihat sekarang. Belum sepenuhnya mencerna apa yang dia rasakan, sebuah tangan yang sama dinginnya dengan malam ini merengkuhnya kembali.
Jaehyun meletakkan kepalanya di pundak Jennie setelah menciumnya sekilas, mereka memang seperti itu sejak kecil. Selalu menyalurkan rasa sayangnya dengan cara memeuk, mencium---pipi---hanya sebatas itu tidak lebih.
Menoleh ke Jennie yang masih setia diam tak berkutik apapun, membuat jaehyun mengembangkan senyumannya lagi. Sangat pintar bukan? Membuat jennie mati kutu?.
“Yakin masih mau balik? gue tahu lo lagi sakit ati btw, je. Gue baik hati mau bikin lo ngelupain rasa sakit lo itu. Gue ngerti rasanya ditinggal pas lo emang udah sayang sayangnya. Apalagi hubungan lo sama bajingan itu bukan waktu yang singkat, gue pernah rasain itu kalau lo lupa. Jadi gue mau bantu lo, sebagai sahabat paling baik hati ini. Disini ya, luangin segala emosi, kesedihan disini. Di tempat kita berdua selalu habisin waktu masa kecil sama sama.
Inget semua pas kita lakuin dulu, jangan inget masa masa lo lagi sakit hati kemarin dan sekarang. Lupain itu sedikit, bahkan sebentar aja. Gue mau bikin lo seneng walaupun cuman sebentar, je. Gue nggak mau lo terus terusan di kamar kaya kemarin. Lo harus laluin ini, oke?. Gue bakal bantu lo. Gue bakal bantu sahabat gue, apapun caranya.
Jadi disini dulu ya?"
“Ngomong-ngomong, ini pernyataan bukan pertanyaan. ”
Begitulah jaehyun dengan sikap memaksanya, tapi jennie sangat nyaman. Nyaman bersahabat dengannya, tuhan memang tahu kalau jennie pasti butuh rangkulan dari sahabatnya itu. Sahabat kecil yang selalu mengerti dirinya.
Jennie sangat beruntung memiliki jaehyun, walaupun dia selalu membuat jennie jengkel akan sikap kekanak kanakannya itu.
Tapi sungguh jennie benar benar beruntung memilikinya.
Tuhan terimakasih, masih memberikan orang sebaik jaehyun di dekatnya.
Jennie sangat berterimakasih. Sangat sangat berterimakasih.
Sedang mood update ya!!
Vote dan komen juseyooo💜
KAMU SEDANG MEMBACA
Hi! My Ex - Taennie
FanficBagaimana hubungan yang sudah bertahun tahun keduannya jaga, malah berakhir begitu saja?. Sepasang mantan kekasih yang berjuang untuk move on satu sama lain. Pikir keduannya memang sepertinya mudah untuk melupakan satu sama lain. Tapi realitanya sa...