When I Loved You

2.5K 227 37
                                    

Sakura pikir jantungnya akan meronta-ronta meninju rongga dadanya ketika dia melihat Uchiha Sasuke lagi. Nyatanya itu sama sekali tidak terjadi.

Musik pelan yang memenuhi seluruh ruangan dan puluhan orang yang berdiri di sana akan menjadi saksi bagaimana Sakura berhasil menghadapi trauma kecil di masa remajanya.

Dan itu adalah Uchiha Sasuke.

Pangeran sekolah itu dari dulu memang tampan. Bahkan sampai sekarang saat usia mereka hampir mendekati 30 tahun, laki-laki itu tetap terlihat menggoda. Tidak banyak yang berubah darinya kalau Sakura lihat. Penampilannya masih mencerminkan pria kaya di luar sana dan wajahnya tetap saja memikat dengan seringai meremehkan yang dulu sering dia perlihatkan untuknya.

Kalau dulu Sakura akan panas dingin akibat terlalu suka. Sekarang dia tidak merasakan apa-apa.

Waktu adalah obat terbaik penyembuh luka. Buktinya dia bisa santai saja ketika matanya bersitatap dengan mata hitam kelam Sasuke yang seperti jelaga.

Karena merasa tatapan mereka hanya kebetulan semata, Sakura mengalihkan pandangan. Mungkin perasaannya pada Sasuke sudah hilang. Tetapi trauma kecil akibat penolakan yang dulu dilakukannya masih membekas.

Kalau saja penolakannya itu dilakukan baik-baik, mungkin kondisinya tidak akan semenyakitkan itu bagi Sakura. Namun, karena hal itu sangat jauh dari kata baik-baik, maka Sakura sulit melupakannya. Mungkin sebagian besar teman-teman sekolahnya dulu juga mengingatnya karena beberapa dari mereka saat melihatnya langsung mengernyitkan wajah dan menahan tawa.

Ide datang ke acara reuni sekolah ini memang gila. Kalau saja Ino tidak memaksanya, maka Sakura lebih suka bekerja di klinik mengobati seluruh pasiennya yang lucu yang sekarang sedang dirawat oleh tiga orang dokter hewan baru dan minim pengalaman. Beruntung ada Sasori di sana yang siap mengawasi mereka.

Sakura berjalan meninggalkan posisinya berdiri tadi saat ia merasa entah kenapa pandangan Sasuke seolah selalu mengikutinya. Dia berjalan melewati kerumunan orang dengan kepala menoleh ke kanan dan kiri untuk mencari keberadaan Ino yang langsung menghilang begitu bertemu Sai.

Sekarang sudah hampir jam 9, tapi acara utama reuni SMA nya ini belum juga dimulai. Ternyata 'ngaret' masih jadi hobi para panitia penyelenggara seperti waktu mereka remaja dulu.

Ada hal-hal yang sulit diubah memang. Pikir Sakura memaklumi.

Dia menemukan satu bangku kosong di sudut ruangan yang jauh dari kerumunan. Di sana dia bisa leluasa memerika ponselnya dan mengirimi pesan pada Sasori untuk menanyakan kabar kliniknya.

Nikmati saja pestamu. Kami baik-baik saja. Bahkan tidak ada satupun yang mengeong atau menggonggong dari tadi. Mereka tenang sekali.

Dia tersenyum membaca pesan balasan dari Sasori. Partnernya itu memang paling bisa diandalkan. Padahal Sakura tahu betapa sibuknya laki-laki itu yang juga harus mengurusi klinik hewan cabang mereka yang lain.

"Kau sendirian?"

Sakura terkesiap. Rasanya sudah lama sekali dia tidak mendengar suara itu namun masih tetap terdengar familiar. Perlahan ia mengangkat pandangannya dan menemukan Sasuke berdiri di hadapannya dengan satu tangan masuk ke dalam saku celana. Jas hitamnya terlihat rapi dan mahal. Khas Sasuke sekali.

"Oh, hai." Jawab Sakura yang sama sekali tidak berhubungan dengan pertanyaan Sasuke. Dia hanya berharap laki-laki itu segera pergi saja karena mereka jelas tidak punya hubungan dan urusan apapun untuk dibicarakan.

"Kau sendirian?" Ulang Sasuke. Nada bicaranya masih terdengar datar dan minim emosi. Satu lagi hal yang Sakura temukan tidak berubah setelah bertahun-tahun lewat.

(VOL.5) SASUSAKU ONESHOT COLLECTION - Time We Were In Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang