SEASON (SUMMER) - EP 1

1.3K 185 24
                                    

Hey,
Aku sudah di depan rumahmu. Kau dimana?

Pip..pip..pip..

Pesan suara itu masuk pada pagi hari pukul 10.00. Itu berarti sudah lewat 5 jam dan Sakura baru menyadari adanya pesan itu.

Dia merasa bersalah. Bodohnya dia bisa lupa janjinya dengan Naruto semalam hanya karena terlalu senang akan kedatangan Sasuke yang mendadak di pagi hari.

Sekarang dia yang harus menanggung akibatnya. Berdiri sendiri di halte bus seperti anak hilang setelah ditinggal Sasuke begitu saja.

Seharusnya dia tahu kalau Sasuke memang akan memperlakukannya seperti ini dan sebaiknya tidak terlalu senang serta mudah percaya dengan sedikit perhatian yang diberikannya.

Dia tahu kalau sekarang dia menelpon Naruto, pemuda itu pasti akan langsung datang menghampirinya. Wajahnya akan terlihat khawatir dan meminta maaf karena tidak bisa datang lebih awal.

Namun hari ini Sakura ingin bersikap tahu diri. Dia akan terlihat seperti pecundang jika terus berlari ke arah Naruto setelah ditinggal Sasuke. Seperti putaran roda sepeda. Selalu saja sama. Syukurlah sikap tahu dirinya mendominasi hari ini.

Dia mendengarkan lagi pesan suara yang Naruto kirimkan. Harusnya dia pergi bersama Naruto hari ini. Menikmati Growland seperti anak kecil lalu saat pulang singgah dulu ke kedai es krim.

Tangisnya hampir tumpah. Sasuke tidak sama seperti Naruto. Kekasihnya itu selalu menempatkannya sebagai prioritas kedua. Berbeda dari apa yang Naruto lakukan.

Sialnya, Sakura sulit sekali mengucap kata berpisah dengan Sasuke meski sudah berkali-kali dikecewakan. Dan hari ini Sasuke menambah lagi satu hal di dalam daftar kekecewaannya.

Ditinggal di tengah makan siang demi menemui sahabat kecilnya yang katanya memerlukan bantuan.

Di dunia Sasuke, meski Sakura adalah kekasihnya, tapi Hinata adalah seluruh hidupnya.

Kata Ino harusnya Sakura memilih Naruto ketimbang Sasuke. Tapi hati Sakura buta dan pikirannya bodoh. Jadilah dia juga yang harus menanggung bebannya sendiri.

Bus biru yang sedari tadi dia tunggu akhirnya tiba. Dia masuk paling terakhir dan terpaksa duduk di kursi panjang bagian belakang.

Ketika bus melaju, air matanya tumpah. Dia menangisi perbuatan Sasuke dan perbuatannya pada Naruto. Jika dia berpikir Sasuke jahat, bukankah dia sama saja?

Apa sebutan yang layak untuknya? Dia bahkan sudah tidak tahu harus menyebutnya apa. Kalau Ino tahu apa yang terjadi sekarang, sahabatnya itu pasti akan menertawakannya besar-besar.

"Apa yang kau harapkan dari Sasuke, huh?"

Ucapan Ino terngiang di telinganya. Selalu pertanyaan yang sama tiap kali Sakura mengeluh tentang kisah cintanya dengan Sasuke yang terlalu sering diisi oleh kehadiran Hinata di sana.

Cemburu pun dia tidak bisa. Merasa tidak pantas mencemburui seseorang yang sudah lebih dulu hadir di hidup Sauske ketimbang dirinya.

Air matanya menetes hingga mengenai gaun musim panas motif kotak-kotaknya yang berwarna biru terang. Percuma saja dia berusaha tampil cantik hari ini padahal pulang dalam keadaan kacau.

Di tengah perjalanan, ponselnya berdering. Satu panggilan dari Naruto.

Jangan sekarang. Batin Sakura. Sekali saja mendengar suaranya, Naruto pasti akan langsung tahu kalau dia sedang menangis. Dia sudah membuat Naruto menunggu dan kecewa hari ini. Dia tidak mau juga membuat Naruto khawatir.

Dasar merepotkan. Rutuknya pada diri sendiri.

Dering ponsel itu kembali sunyi. Tak lama berganti menjadi getaran-getaran kecil dari banyaknya pesan yang masuk.

(VOL.5) SASUSAKU ONESHOT COLLECTION - Time We Were In Love ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang