7. Kejadian

7.7K 512 8
                                    

Azizi langsung berlari keluar ballroom dan meminta Gito yang berjaga di sekitar pintu masuk untuk memanggilkan taksi daripada harus turun ke basement dan mengambil mobil. Untung saja saat mereka sampai di lobi, sebuah taksi yang Gito pesankan juga sudah sampai.

"Saya ikut, Pak," tawar Gito dan ia langsung duduk di samping supir sementara Azizi dan Marsha yang masih pingsan berada di kursi belakang.

Azizi berulang kali menepuk pipi Marsha perlahan dan terus memanggil nama wanita cantik yang berada di pangkuannya.

"Di dalam dashboard saya ada minyak angin, Pak," ucap supir taksi.

Gito mengambilnya dan lantas menyerahkannya kepada Azizi. Azizi berikan beberapa tetes minyak angin pada tangannya lalu ia arahkan pada hidung Marsha.

Azizi menaikkan kaki Marsha untuk naik ke atas pintu agar kakinya menjadi lebih tinggi dibanding tubuhnya. Tidak lama kemudian, akhirnya Marsha bangun dengan kondisi pucat bukan main.

"Kak..."

"Diem dulu. Kita ke rumah sakit."

Marsha menuruti perkataan Azizi. Sekujur tubuhnya terasa sangat lemas. Ia menghela napas panjang yang terasa sangat menyesakkan dada. Kepalanya ia sandarkan sepenuhnya pada paha Azizi untuk mengurangi pusing yang mendera.

Gito di kursi depan melirik ke belakang. Memperhatikan Sang bos dan istrinya dengan senyum yang tertahan di bibir. Gito merasa senang melihat raut wajah khawatir Azizi dan tangannya yang sudah pasti tanpa sadar menggenggam erat tangan Marsha hingga mereka sampai di rumah sakit.



*******




Dari balik celah tirai salah satu bilik yang berada di dalam UGD rumah sakit, Azizi mengintip sedikit untuk mengetahui apa yang dilakukan dokter dan perawat kepada Marsha. Karena jujur dari lubuk hatinya yang paling dalam, Azizi sungguh takut jika saja apa yang diharapkan oleh orang-orang di luar sana menjadi kenyataan. Bagaimana jika Marsha benar-benar mengandung?

"Minum dulu, Pak." Gito datang membawakan satu botol air mineral dingin untuk Azizi yang langsung diteguk tandas oleh pria itu.

"Tenang, Pak. Bu Marsha pasti nggak kenapa-napa. Mungkin kecapean aja," ujar Gito yang membuat Azizi menjadi jauh lebih tenang karena ia merasa bahwa apa yang dikatakan oleh asistennya ini ada benarnya juga. Marsha dan jadwal padatnya untuk perilisan produk kosmetik barunya pasti menyita banyak waktu dan membuat wanita satu itu kelelahan.

Kendati demikian, Azizi tetap saja langsung menyerbu dokter dengan berbagai pertanyaan setelah dokter muda tersebut keluar dari bilik Marsha.

"Gimana, Dok? Semua aman 'kan? Cuma capek aja?"

Dokter memberi penjelasan bahwa Marsha mengalami dehidrasi dan tensinya yang kelewat rendah. Dokter juga turut sarankan Marsha untuk mengambil tes kehamilan akibat tanda-tanda yang ia alami.

"Harus tes?"

"Biar yakin dan antisipasi ke depan, juga supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," jelas Dokter.

"Ibu Marsha juga sudah dirujuk ke dokter spesialis terkait untuk dicek lebih lanjut."

"Oke dokter, terima kasih banyak."

Setelah dokter pergi, Azizi memilih untuk keluar mencari udara segar sebentar dari ruangan ramai penuh orang sakit itu dan meminta Gito untuk menemani Marsha selagi ia keluar.



*******




Di hadapan dokter spesialis kandungan yang baru saja melontarkan kabar gembira untuk pasangan suami-istri sah pada umumnya, Azizi dan Marsha hanya bisa menampilkan raut wajah kosong, bingung harus bereaksi seperti apa.

NIKAH PAKSA [ZEESHA] END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang