14. Kesempatan Baru

8.9K 638 22
                                    

Entah berapa lama Marsha menghabiskan waktunya untuk tidur. Selain karena dalam proses pemulihan, Marsha juga merasa lebih baik terlelap dalam mimpi acak daripada harus menghadapi kenyataan yang menyayat hati. Namun tubuh tidak bisa berbohong, Marsha terjaga setelah lebih dari dua belas jam tertidur. Wanita cantik itu mendapati kamar inapnya hanya diisi oleh hadirnya Azizi yang tertidur dengan posisi duduk dan kepala yang miring ke sandaran sofa dan tangan yang melipat di depan dada.

Marsha mendecakkan lidahnya. Geram sekaligus sedih melihat pemandangan di depannya. Ini masih pukul empat subuh, terlalu dini untuk membangunkan Azizi apalagi hanya untuk minta diambilkan buah yang ada karena Marsha merasa lapar. Tapi persetan dengan itu semua, Marsha tetap memanggil Azizi-hanya dengan suara pelan dan laki-laki itu langsung tersentak bangun dan menghampiri Marsha.

"Kenapa, Sha? Ada yang sakit?" tanya Azizi bahkan saat kedua matanya belum terbuka sepenuhnya.

"Laper."

"Mau makan apa?"

"Ada apel?"

"Bentar gue kupasin."

Azizi mengambil satu buah apel dari keranjang yang Marsha tidak ketahui diberikan oleh siapa. Pria itu dengan telaten mengupasi kulit bahkan memotongnya menjadi beberapa bagian dan meletakkannya ke dalam piring.

"Buka mulutnya aa."

"Yang sakit tuh kaki aku. Tanganku masih baik-baik aja."

"Ya udah nih makan sendiri."

Marsha menerima piring penuh buah dari Azizi tanpa banyak bicara lagi. Tapi ia berhasil dibuat bingung karena Azizi malah duduk di kursi samping tempat tidurnya alih-alih melanjutkan tidur.

"Tidur lagi aja sana."

"Nggak."

Marsha mencoba untuk tidak mencibir di dalam hati. Apa pula Azizi ini, kenapa dia berubah menjadi gentleman baik hati gini? Apa Azizi sengaja melakukannya agar rasa bersalah dalam diri Marsha semakin membludak?

Marsha menghabiskan buahnya dengan lamat dan diam. Azizi juga tidak berkomentar apa pun, pria berlesung pipi itu hanya memperhatikan tanpa kata sampai Marsha merasa canggung sendiri.

"Kenapa sih ngelihatin gitu?"

"Gue baru sadar."

Marsha menghentikan gerakan mengunyah buah terakhirnya dan menatap pada Azizi.

"Sadar kalau kita ini pasangan yang sangat nggak cocok?" semprot Marsha dengan mulut yang penuh.

"Sadar kalau ternyata istri gue cantik banget."

Marsha tersedak sampai harus mengeluarkan buah yang sedang dikunyah di mulutnya dan menatap sinis ke arah pria jangkung itu. Azizi menyempatkan diri untuk terkekeh kecil sebelum meraih tisu dan membersihkan bibir Marsha.

"Pelan-pelan makannya."

Marsha menghela napasnya panjang. Setelah meletakkan piring ke atas nakas samping tempat tidur dengan bantuan Azizi, Marsha mencoba memiringkan tubuhnya untuk menatap langsung ke arah Azizi.

"What do you want from me?"

"From you?"

"Kenapa kamu pura-pura perhatian sekarang? Di sini nggak ada media, nggak ada kamera yang meliput, nggak ada keluarga juga. Di sini cuma ada kita berdua, kenapa kamu begini?"

" Nah, lo salah. Kita nggak berdua doang."

Mata Marsha membulat, ia melirik ke sekitar ruangan untuk melihat ada siapa lagi yang berada di ruangan itu selain dia dan Azizi.

NIKAH PAKSA [ZEESHA] END ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang