Chapter 1 Perhatian Baru

41 6 6
                                    

Halo, another Orokabu wkwk. Saya yakin cerita yang sebelumnya bakal lama.. dan plot nya masih saya pikirkan.

Karena udah lama banget huhuhu saya jadi lupa plot nya mau gimana. Daripada ga ada yang baru, jadi saya buat fic baru untuk kegabutan saya. I hope it's good.

Dan di cerita ini Orochimaru bukan penjahat, ga berkhianat sama Konohagakure biar beda. Jadi keadaannya damai dan sejahtera di Konoha wkwk.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Kilas balik.

Malam sunyi seperti biasanya. Pemuda itu berbaring di ranjangnya memikirkan betapa naifnya dirinya, kenangan manis bersama orang tertentu memenuhi pikiranya dengan cara yang mengerikan dan berharap kenangan itu segera pergi. Satu satunya suara adalah tetesan air hujan dengan suara lambat di jendela kamarnya yang masih setengah terbuka.

Matanya memerah, ada noda bekas air garam yang mengering di wajahnya. Bekas air mata. Orochimaru bersumpah merasakan detak jantungnya yang berdetak dengan kecepatan yang mengerikan. Kepalanya terasa sakit, darah segar masih meninggalkan bercak di tangannya. Meneteskan genangan di kasur dan lantai kamar tidurnya.

Ia tidak percaya bahwa kekasihnya mengkhianati kepercayaannya, tepat di depan matanya.

"Sial, sial, sial!" Serunya. Kenapa Orochimaru bisa jatuh cinta dengannya?.

Malam itu menjadi malam terakhir untuk hatinya, ia akan menguburnya jauh di dalam lautan. Ia bersumpah tidak akan pernah berharap dengan manusia lagi untuk seumur hidupnya.

Teriakan keras terdengar dari rumah pemuda itu dengan suara yang menyakitkan telinga. Lebih seperti jeritan binatang buas.

Akhir kilas balik.

Hari normal lainnya di Konoha, tidak di ragukan agak menegangkan suasananya, di karenakan ujian Chunin tidak akan lama lagi. Mereka sedang latihan, tidak di ragukan kenapa Konoha terasa lebih sunyi. Bahkan ketiga sanin memiliki peranan mereka masing-masing untuk mengajar murid murid mereka.

Pria bersurai hitam terlihat jelas berada di hutan miliknya, kawasan rumahnya tentu saja. Sanin ular mengawasi murid mudanya yang sedang berlatih, ia tidak segan mengajari bocah keturunan Uchiha. Jika ia ingat, Tsunade dan Jiraiya pun mengawasi tim 7 generasi baru.

"Orochimaru-sama! saya membawa minuman untuk anda." Suara itu dari asisten sanin, Yakushi Kabuto.

Pemuda itu mendekat ke arah sanin dengan sedikit berlari, terlihat sedikit antusias..

'Seperti biasanya.' Pikir sanin.

Tuannya menatap dengan tatapan datar. Suaranya masih serak seperti biasanya, sedikit lebih kering karena kurangnya cairan yang ia minum hari ini.

"Tidak perlu repot-repot, terimakasih." Ia tersenyum tipis pada pemuda itu. Pemuda itu juga tampak masih bingung reaksi apa yang akan ia berikan pada master ular, apa yang merasuki tuannya dengan berterimakasih kepadanya? bukan sikap biasanya.

Kabuto tenggelam dengan pikirannya saat ia duduk di bangku samping tuannya, menyeruput teh yang ada di cangkirnya. Menikmati aroma melati yang menenangkan di hidung dan kepalanya.

Ia melirik ke arah Orochimaru. "Anda butuh sesuatu untuk di makan, tuan?"

Lirikan pria itu menusuk jiwanya. "Tidak. Siapkan saja makan siang untuk kita nanti."

Angels [Orokabu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang