39 - Invite

505 41 0
                                    

Saat mereka sampai di rumah Delicia, Yudha tertidur pulas di atas kasur dengan Aluna yang duduk di sampingnya. Ia tengah asik bermain dengan ponselnya hingga ia melihat notif pesan dari aplikasi dimana ia menerima misi.

"Sialan, gue baru aja bunuh koruptor sekarang apa lagi??" gumamnya lalu membuka notif itu. Ia membacanya dengan seksama dan itu merupakan sebuah undangan pertemuan antara pembunuh bayaran di organisasi Dead Flower.

Ini baru pertama kalinya pertemuan antar pembunuh bayaran terjadi semenjak organisasi ini terbentuk. Aluna menghela nafas panjang lalu melempar ponselnya ke kasur.

"Gue harap ini bukan jebakan lagi... hahh! Terpaksa gue harus dateng dan mau nggak mau... gue harus ketemu sama dia." ucap Aluna.

Baru saja Aluna ingin mematikan ponselnya secara tiba-tiba Delicia mendobrak pintu kamar Aluna dengan kencang yang membuat Yudha tersentak.

"Tsk! Yaelaah!" kesal Yudha lalu menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut.

"Alunaaa! Gimana ini??! Tiba-tiba organisasi ngeadain event meet and great tai anjing! Gue nggak mau sumpahh! Males banget gue ketemu tuh bajingan cookk!" seru Delicia sambil menarik kerah Aluna.

Aluna mendecak kesal. "Lebay lo! Nggak mungkin tuh bajingan tua ngenalin kita, kita kan di suruh buat nutupin muka sama nggak boleh kasih tau nama asli!"

"Iya sih tapi... males euyh." ucap Delicia sambil memayunkan bibirnya.

"Kalo lo nggak mau dateng yaudah, lo tau kan seberapa kerasnya organisasi ini?" tanya Aluna.

"Tau-tauu! Cuman gue rada males njing!" Delicia menghela nafas berat.

"Katanya masing-masing pembunuh bayaran bawa temen gitu ya? Yaudah berarti gue sama lo." ucap Delicia.

"Terus si Zayan?" tanya balik Aluna.

Mereka sama-sama terdiam hingga Delicia angkat bicara.

"Dia mah pasti udah ada temen, gue yakin." ucap Delicia sambil tersenyum semeringai.

"Orang nolep kayak dia punya temen?! Kocak lo." balas Aluna.

Delicia kembali terdiam lalu menghela nafas panjang. "Kalo gitu gue angkat tangan ya."

-

-

-

-

-

Yudha sedang menikmati ke sendiriannya di kamar. Ia menikmati teh di temani oleh derasnya hujan. Ia tersenyum kecil sambil menutupnya matanya sebelum ia mengambil sebuah pena untuk mengerjakan pekerjaan rumahnya.

Ia menulis kata demi kata, menyelesaikan soal yang tertulis di bukunya. Tanpa sengaja, ia menjatuhkan Tipp-Ex nya ke lantai hingga jatuh ke kolong kasur.

Yudha menghela nafas kesal lalu bangkit dari duduknya dan mencoba mengambil Tipp-Exnya yang terjatuh. Tapi, yang ia dapat bukanlah alat tulis miliknya melainkan sebuah lingerie yang ia selipkan ke bawah kasur.

Yudha terdiam sejenak lalu matanya terbelalak dengan pipinya yang bersemu merah. "H-huh?! Ini benda masih ada di sini??! Anjir! G-gue harus buang nih baju haram!" Ia mengambil lingerie itu dengan menjepitnya menggunakan jari telunjuk dan ibu jarinya.

Ia bangkit lalu mulai berjalan-

Brak!

Pintu terbuka seketika, memperlihatkan seseorang wanita bertubuh tinggi dengan rambutnya yang ikal. Aluna menghela nafas berat dan sedang menutup matanya.

"Yudha kamu udah tid-" ucapannya terpotong saat Aluna membuka matanya dan melihat ke arah Yudha yang sedang memegang lingerie yang berwarna hitam itu.

Aluna terdiam dan mencoba memproses apa yang ia lihat sebelum ia membuka matanya lebar-lebar dan tersenyum kaku.

"Y-yudha..? Kamu dapet dari mana lingerie itu?" tanya Aluna.

Yudha seketika berteriak karena terkejut lalu menghempaskan lingerie itu darinya. 

"NGGAK PLS! JANGAN SALAH SANGKA DULU! GUE NEMU BAJU ABSURD INI DI KOPER GUE, PADAHAL GUE NGGAK PUNYAA!" Pekiknya.

"GUE MAU BUANG BENDA NAJIS,NGGAK BERMUTU,HARAM DAN NGGAK ADA MANFAATNYA INI KE KOTAK SAMPAH! MAKANYA-" ucapannya terhenti ketika Aluna menempelkan jari telunjuknya ke bibir Yudha.

"Shh.. udah-udah, itu emang aku kok yang nyelipin di koper kamu. Hehe." ucap Aluna sambil tersenyum semeringai, ekspresi yang menunjukan tak ada malu.

Yudha terdiam lalu menggeram sembari menendang perut Aluna dengan keras.

"Akhhh!! Woy! Jangan main pake kekerasan napa sih?!" tanya Aluna dengan kesal.

"Sialan lo! NGAPAIN LO NYELIPIN BAJU ITU DI KOPER GUE??! LO MAU GUE PAKE BAJU ITU HAHH!?" pekik Yudha dengan kesal.

Aluna yang masih kesakitan sembari memegang perutnya tersenyum. "Itu tau."

"HIH! Nggak akan pernah gue pake baju begituan!" seru Yudha.

"Udahlah, gue mau pergi dari sini males satu kamar sama tante-tante cabul bau jigong kayak lo!" ucap Yudha lalu pergi melangkah melewati Aluna.

Aluna terkesiap lalu suara retakan terdengar yang hanya Aluna bisa dengar. Aluna merengek lalu memeluk Yudha dari belakang sebelum membuka pintu untuk pergi keluar meninggalkan kamar.

"Yudhaa jahat banget siih! Aku kithert!!" seru Aluna sambil terus merengek.

"Apaan sih?! Lepasin gue bangsat!" Yudha terus memberontak dan mencoba melepaskan dirinya dari dekapan gadis yang baru saja ia sebut 'tante-tante cabul' itu.

"Please laah! Aku tuh cuman mau liat kamu pake baju itu! Pleaseee boleh ya? Boleh yaa??" tanya Aluna yang masih terus merengek.

"Nggak mauuu! Itu baju cewek! Masa iya gue pake baju begituan!!" pekik Yudha sembari terus memberontak.

Aluna merengut lalu menghela nafas berat. "Yaudah deh,"

Aluna merogoh kantung celananya sebelum ia mengambil kartu black-card dari dompetnya.

"Segini cukup nggak?" Aluna menunjukan kartunya itu di hadapan Yudha.

Mata Yudha terbelalak dan ia tercengang sesaat. "B-black card?! Lo mau sogok gue pake ini?! Emang bajingan licik lo!" seru Yudha.

Aluna terkekeh lalu menepuk black cardnya itu di pipi Yudha. "Mau nggak nih? Apa sih belum cukup?~ Aku bisa kasih kamu lebih dari ini kok tapi dengan syarat,"

Aluna mendekatkan dirinya ke telinga Yudha lalu berbisik.

"Kamu harus nurut dengan apa yang aku minta." ucapnya sambil tersenyum semeringai.






Give | GxBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang