Happy Reading
Terlihat seorang remaja tengah membelah jalanan menggunakan montor sport miliknya. Padahal sekarang sudah pukul delapan namun raut wajah remaja itu tidak ada rasa khawatir sedikitpun.
(Gue jelasin pakek pov)
Gue sebastian eart sanders, gue kerap di panggil sebastian atau kalau tidak ian. Sebenarnya gue dari awal udah niat berangkat pukul sembilan biar tinggal istirahatnya aja, tapi itu cuma angan angan gue karena bokap gue pagi pagi udah naik pitan karena bokap gue yang satu sama kakak perempuan gue belum bangun juga karena tadi malam mereka nonton drakor berdua. Alhasil jadi kesiangan, beda lagi sama gue yang udah bangun dari pagi pagi buta, tapi ya memang gue gak mau berangkat pagi, ngapain berangkat pagi? Mau buka gerbang sekolah.
Aiden Aldridge sanders dia daddy gue, orang yang paling bikin gue emosi setiap hari. Dia adalah CEO terbesar di kota sekaligus pemilik sekolah yang gue tempati saat ini, jadi tidak usah heran kalau gue selalu menyepelekan aturan sekolah. Karena prinsip gue 'larangan adalah sebuah perintah' .
Rionaldi xaviero sanders dia papa gue, orang yang paling lembut di keluarga gue. Iya....,gue terlahir di keluarga gay, tapi bodo amatlah meskipun gue tidak punya seorang mama setidaknya gue punya papa yang selalu sayang sama gue.
Gak perlu waktu lama buat sampai di sekolah, bukan karena rumah gue yang dekat, itu karena gue ngebut di jalan. Makanya cepat sampai.
Dan sekarang gue udah ada di depan pagar sekolah yang tingginya setinggi harapan gue sama pacar gue. Mata gue beralih melihat jam yang ada di tangan kanan gue. Gue pun berdecak setelah melihatnya "bjir, kepagian gue" Dan kalian tahu sekarang jam berapa? Sekarang jam setengah sembilan, kan nanggung, kenapa gak sembilan aja biar gue tinggal ngacir gitu aja ke kantin. Kenapa ada setengah nya. Ah... Bodo amat lah.
Mata gue meliar mencari seseorang yang gue cari, waktu netra gue menangkap orang itu, gue pun geleng geleng kepala, lihatlah pak penjaga sekolah yang bernama mamat itu, masih sarungan pakek baju putih di temenin gorengan sama kopi, bener bener damai sekali gue lihat hidupnya.
Gue langsung memanggilnya,udah pegel gue naik montor segede ini "Pak mamat, bukain gerbangnya dong "teriak gue sambil melambaikan tangan.
Pak mamat melihat ke arah gue, gue pun masih tetap melambaikan tangan agar pak mamat segera menyusul gue dan membukakan gerbangnya "Eh aden terlambat mulu den" Ujar pak mamat waktu udah di depan gue
"Biasa pak anak muda" Kata gue dengan alis yang gue naik turunin.
Setelah gerbang sekolah terbuka gue pun masuk bareng montor kesayangan gue, tidak lupa gue juga bilang makasi sama pak mamat.
Merasa montor gue aman ,gue pun pergi ke koridor sekolah, gua jalan dengan santai. Sampai ada suara seseorang yang sepertinya manggil gue. Gue pun reflek berbalik badan dan menatap remaja itu.
"Lo ikut gue ke ruang ketua osis" Ujar remaja itu dengan raut dingin, dan jangan lupakan tangannya yang membawa buku hitam keramat bagi murid murid.
"Atas dasar? " Kata gue sambil menaikkan sebalah alis meminta penjelasan.
"Lo telat, Atribut tidak lengkap, pakaian acak acakan" Saat dia bilang kayak gitu gue pun reflek memandangi pakaian gue.
Dan benar saja gue tidak membawa dasi dan sabuk, ya mau gimana lagi orang gue buru buru jadi gak sempet ngecek.lagian gue juga males ngeladenin ketos yang didepan gue , akhirnya gue pun mengikuti OSIS itu ke ruangannya.
Xaciel roger vincent dia ketua OSIS, kerap di panggil Ciel, meskipun begitu dia banyak di kenal di kalangan siswa maupun guru karena sikapnya yang ramah. Gak kayak gue yang di kenal karena sikap gue yang sering bolos kelas dan telat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBASTIAN [AND]√
ActionKalau kata ciel sebastian manja nya itu nglebihi anak bayi, herannya kalau di tempat umum kok beda jauh sikapnya. "sejak kapan badboy sekolah jadi manja gini" Ciel "Gakpapa, sama pacar sendiri juga" Sebastian kalian simak lah cerita kedua gue, jang...