Hari demi hari berlalu tak disangka besok udah mau Olimpiade aja, rio memang sudah tidak marah sama sebastian tapi waktu malam itu.
"Dad... Dad" Ujar sebastian yang menuruni tangga.
Aiden menoleh ke arah anak bontot nya itu, dia meletakkan sebuah buku entah buku apa terus lepas dah kaca matanya.
Sebastian duduk di samping Aiden "adek gak jadi ikut olim, lagian papa juga udah gak marah sama adek" Ujar sebastian sembari mencomot satu kue di meja.
"Iya si, kalau gitu daddy ganti, kalau kamu menang daddy bakal kabulin satu permintaan mu"
Sebastian menatap tak percaya ke arah daddy nya itu, yang benar saja apakah itu yang dia janjikan kesempatan bagus itu.
"Oke, adek ikut"
"Inget! Tergantung menang kalahnya Oke"
Sebastian berdecak kesal "iya.... Iya.... "
Jadi itulah kejadian yang membuat sebastian bersemu kesempatan kan bisa halalin ciel eakk gak lah masih kecil.
Sejak kejadian itu juga sebastian bisa menarik napas lega , karena kia dibawa paksa sama mamanya, mama dan papa kia udah cerai waktu dia berumur 9 tahun, waktu dulu kia tinggal dengan papanya namun kejadian dimana kia mangaku di hamili sebastian papanya marah besar dan mengusirnya dari rumah, alhasil ia jadi tinggal dengan mamanya.
Jadi di sinilah sebastian di perpustakaan dengan bu lisa, guru yang mendampingi sebastian sewaktu latihan materi.
"Jadi gimana an, kira kira bisa kamu pahami" Ujar bu lisa yang sedari tadi menatap pekerjaan sebastian
Sebastian mendongak manatap bu lisa "bisa bu!, penjelasan yang ibu beri mudah untuk di pahami, InsyaAllah aku bisa memenangkan ini"
Bu lisa tersenyum manis ke arah sebastian, coba aja dari dulu kayak gini udah di pastikan dia bakal jadi ketua OSIS yang paling terpandang dah yakin author mah.
"Bagus kalau gitu, besok lombanya, siapkan diri kamu buat besok, jangan nerves, harus percaya diri Oke" Ujar bu lisa dengan mengacungkan ibu jarinya.
"Ya harus percaya dirilah bu, apalagi dengan wajah se tamvan turunan bapak Aiden pasti bakal teriak heboh nanti" Ujar sebastian yang mengundang gelak tawa dari bu lisa.
"Bisa aja kamu an, inget udah punya ciel" Ujar bu lisa yang mengambil ancang ancang buat berdiri.
"Kamu lanjutin aja, nanti kalau udah bel kamu boleh istirahat, ibu ada mapel setelah ini" Setelah itu bu lisa pergi meninggalkan sebastian di perpus.
"Anjing kok gue jadi kutu buku dadakan si bangkek" Gumam sebastian pelan dan hanya dia yang mendengarnya.
______________________________
Sial sekali pagi ini , rion, liam, rizky, dewa,kinan harus menjalani hukuman karena kepergog pak kumis.
Mereka berempat kepergok ngerokok di area sekolah salahkan rizky yang memiliki ide buat ngerokok di ruftoop sekolah.
Sementara kinan, ia berbeda dari keempat temannya itu, ia ketahuan manjat pagar buat nongki di warung belakang sekolah, biasa mager mtk, soalnya jam pertama emang mtk dari pada hangus otak nya mending bolos itu yang ada di otak kinan.
"Berdiri kalian di sini jangan kemana mana! Awas aja kalau pergi ,kepala sekolah sendiri yang akan turun tangan buat hukum kalian, paham! " Tegas pak kumis atau dengan nama asli pak Yudi.
Mereka semua ngangguk paham.
Pak Yudi pergi dari sana, melihat punggung pak Yudi yang menjauh mereka mengubah posisi yang awalnya hormat tiang mendera menjadi istirahat merdeka, taukan kalian istirahat merdeka, kalau gak tau nyari di setan gepeng.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEBASTIAN [AND]√
AkcjaKalau kata ciel sebastian manja nya itu nglebihi anak bayi, herannya kalau di tempat umum kok beda jauh sikapnya. "sejak kapan badboy sekolah jadi manja gini" Ciel "Gakpapa, sama pacar sendiri juga" Sebastian kalian simak lah cerita kedua gue, jang...