Pukul 21.25
Jungwon terbangun dari tidurnya karena kepanasan. Matanya kelabakan mencari Riki di setiap sudut ruangan, tidak ada.
Jungwon menangis, teringat keluarganya juga pernah melakukan hal seperti ini padanya.
Sudah biasa ditinggal, tapi kali ini ia sedang sakit. Emosinya tidak dapat terkontrol dengan baik. Apalagi rumahnya terasa sepi sekarang. Hanya ada suara motor sesekali lewat yang memang rumahnya di pinggir jalan.
Riki yang habis dari luar, terkejut ngelihat Jungwon nangis. Pertama kali melihatnya saja tidak tega.
"Kak Won ...," panggil Riki.
Jungwon yang tadinya menunduk, kepalanya terangkat untuk melihat wajah Riki.
"Kamu habis dari manaa?"
Riki mendekat, menghapus air mata Jungwon dengan ibu jarinya.
"Dari luar nyari angin, maaf ya," Riki inisiatif peluk yang lebih tua duluan, tak disangka ia mendapatkan pelukan balik.
Riki membiarkannya sampai tidak terdengar isakan lagi. Setelah merasa lebih tenang, Riki melepaskan pelukannya lalu menatap wajah Jungwon yang memerah karena menangis.
Bahkan Riki bisa melihat air matanya yang mulai mengering.
"Kok lo jadi kayak uke sih, kak?"
Jungwon cemberut, memukul dada Riki dan itu tidak sakit sama sekali. Mungkin karena kondisi Jungwon masih lemah sekarang.
"Kenapa nangis, hm?"
"Kirain Riki pergi, gak bilang-bilang sama Uwon."
Riki mencubit pipi Jungwon gemas.
Apa-apaan tadi?
Jungwon nyebut dirinya sendiri dengan nama Uwon.
Jungwon memang penuh kejutan, apalagi kalau lagi sakit.
"Rwkii aphaan sih, lwpashh."
"Lo lucu tahu, lagian gue kan udah bilang gue gak akan pergi."
"Tapi tadi pergi."
"Nyari angin, sesak."
"Maaf."
"Enggak gitu, sesak yang lain. Gak mau gangguin lo tidur, kak."
Riki menaruh punggung tangannya di dahi Jungwon.
"Gak sepanas tadi."
Jungwon diam tak bergeming.
"Ngomong-ngomong emangnya kenapa kalau gue pergi?"
Jungwon masih diam.
Riki mengangkat dagu Jungwon agar ia bisa menatapnya.
"Kak Won."
"A-aku gak pengen kamu kayak keluargaku, pergi secara tiba-tiba dan gak bilang-bilang. Aku gak mau ditinggal, Riki."
"Kenapa jadi aku-kamuan gitu sih ucapannya?"
"Riki gak suka ya?"
Jungwon kembali menunduk.
"Bukan enggak suka, ya ampun. Kamu kayak gini terlalu tiba-tiba, aku masih kaget kamu bisa menunjukkan sisi manja kamu ke aku, kak.
"Aku suka kok, aku suka kakak yang manja kayak gini."
Jungwon kembali mengangkat kepalanya agar bisa menatap kedua mata Riki.
"Aku sayang Rikii," Jungwon berhamburan untuk memeluk Riki.
KAMU SEDANG MEMBACA
LO(S)VER [nikwon] ✅
FanfictionSeorang remaja putus asa mengambil keputusan menggunakan ilmu hitam untuk seseorang yang dicintainya. Walaupun begitu, Riki dan Jungwon hanyalah sebuah tautan yang tak selamanya bertaut. SEMI-BAKU Warn! bxb plagiat jauh²