Hera is Money Oriented

4 1 0
                                    

Sudah kesekian kalinya Seanna bolak-balik dari kantornya ke lobby Hera Inc. Dia memastikan tidak ada bunga yang salah diletakkan, aroma pengharum ruangan yang tepat, bahkan warna tirai di jendela besar kantor.

Leena tetap mengekor di belakangnya kemanapun kaki Sean melangkah. Posisinya sebagai asisten pribadi membuat perempuan itu tidak bisa mengeluh dengan kesibukan atasannya yang terlalu berlebihan.

“Leena,” panggil Sean.

“Yes, Maam.”

“Bagaimana dengan Hall? Hari ini ada upacara?”

“Tidak ada,” jawab Leena langsung.

“Sudah kau pastikan?”

Leena menghela napas pelan dan mengesmbuskannya. Dia tidak menjawab karena tahu Seanna sudah hafal semua jadwal yang ada Hera Inc..

Seperti dugaan, Seanna berlalu kembali ke kantornya, lupa akan pertanyaannya barusan. Dia meninggalkan sang asisten yang hanya memandanginya sambil tersenyum tipis.

“Mam?” panggil salah saeorang karyawan.

Lena menoleh dan bertanya dari sorot matanya.

“Apakah Miss Sean baik-baik saja?” tanya karyawan itu khawatir. Di belakangnya ada beberapa karyawan lain yang juga terlihat mengkhawatirkan bos besar mereka.

Lena mendengkus lalu tertawa kecil. Dia memaklumi kekhawatiran itu karena baru kali ini seorang Seanna Kaligaris memperlihatkan kegugupannya di hadapan karyawan.

“Kalian tidak perlu khawatir. Pastikan saja semua sudah sesuai dengan intruksi semalam. Jangan ada yang salah.” Leena menenangkan sambil tersenyum.

Ya, semuanya harus sesuai dengan intruksi karena kalau ada yang meleset sedikit saja, bisa menyebabkan rencana hari ini berantakan. Tebakan Seanna tidak pernah salah, batin Leena.

***

Dua laki-laki yang berpakaian formal masuk. Kacamata hitam yang dikenakan keduanya malah membuat semakin seram penampilan mereka. Setelah melakukan pengamatan dan memastikan ruangan aman, mereka membuka pintu masuk Hera Inc.

“Selamat datang di Hera Inc.!”

Sepuluh perempuan membungkukkan badan. Lima perempuan berbaris di sisi kiri dan kanan karpet merah. Semuanya mengenakan seragam blazer berwarna merah delima.

Seorang laki-laki melangkah masuk dengan gagah. Rambutnya yang hitam tampak disisir klimis, terlihat semburat keprakan di sisi kana dan kiri rambut, yang justru membuat penampilannya lebih mewawan. Pakaian yang dikenakannya adalah pakaian casual. Kemeja putih yang dipadukan dengan sweater kashmir bermotif kotak-kotak dan celanadenim biru. Di belakangnya menyusul dua orang lainnya yang berpakaian sama seperti dua pembuka pintu.

“Selamat datang.” Seanna berjalan menghampiri laki-laki berambut klimis.

Laki-laki itu pun memberikan senyum terbaiknya. Dia tanpa ragu menghampiri Seanna dan langsung menyalaminya. “Senang akhirnya bisa bertemu langsung dengan Anda, Miss Kaligaris.”

“Saya justru merasa terhormat, kantor kecil kami menerima kedatangan seseorang yang istimewa di negeri ini.”

“Tapi sepertinya, sambutan ini terasa berlebihan, benar bukan?”

Seanna tertegun sementara. Dia melihat sekelilingnya. Tidak ada satupun klien saat ini. Sudah sesuai dengan permintaan di telepon kemarin. Leena berdehem kecil, membuat Seanna tersadar dari diamnya dan melepas genggaman tangan laki-laki itu.

“Saya rasa justru Anda yang berlebihan,” kata Seanna sambil melirik empat pria berjas di belakang laki-laki itu dengan ekor matanya.

Laki-laki itu tertawa mendengar sindiran balik dari pemilik Hera Inc. “Rupanya saya memang tidak bisa menerima yang biasa-biasa saja.”

Hera : Queen Of DatingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang