“Dengan ini, kalian telah resmi menjadi sepasang suami-istri.”
Pria berpakaian serba putih itu mengangkat stefana dari kepala kedua mempelai. Pekerjaannya di Catatan Sipil selain memastikan keaslian berkas pasangan menikah juga memandu mereka agar sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Greecia.
Tepuk tangan meriah menghiasi suasana Hera Altar. Beberapa orang wanita yang mengenakan office attire berwarna pink nampak berlalu-lalang. Tidak ada raut bahagia dari mereka selain keseriusan. Sudah bisa dipastikan mereka bukan bagian dari keluarga atau teman yang sedang bersukacita atas pernikahan yang sedang berlangsung.
Sementara itu, pasangan yang berbahagia nampak mulai turun dari altar. Tamu undangan sudah bersiap dengan beras di tangan mereka. Tepat saat pengantin itu menuruni tangga, hujan beras dari lemparan tamu tidak dapat dihindarkan. Namun, raut kebahagiaan semakin terpancar dari pasangan yang baru saja resmi menjadi pasangan suami-istri itu.
Pengantin laki-laki nampak memeluk istrinya. Dia melindungi sang istri dari hujan beras yang kalau kena kulit bisa terasa sedikit sakit. Sekali lagi, tidak ada kekesalan yang muncul dari wajah kedua mempelai itu.
“Peacock 2 bersiap. Pengantin sudah selesai di altar dan akan menuju Second Hall.” Salah seorang wanita yang mengenakan jas berwarna pink berbisik dengan jelas di clip on-nya.
Tidak butuh waktu lama, lima orang lainnya yang berpakaian sama muncul entah dari mana. Mereka langsung bergerak membersihkan butiran beras yang menjadi sampah dari salah satu ritual pemberkatan.
“Terima kasih atas bantuang Mr. Stamos.”
Pria yang menjadi petugas pencatat pernikahan tadi mendongak. Dia baru saja merapikan semua berkas pasangan yang baru saja dia sahkan. Di hadapannya berdiri seorang wanita anggun dengan rambut berwarna cokelat keemasan. Dia tidak menyanggul rambut seperti kebanyakan tamu pada upacara pernikahan.
“Mrs. Kaligaris,” sambut laki-laki yang dipanggil Mr. Stamos itu. “Saya yang berterimakasih. Apapun yang berkenaan dengan Hera Inc. adalah sebuah kehormatan.”
Seanna Kaligaris menghampiri pria itu. Senyum terus tersungging di wajahnya. Dia memeluk Joseph Stamos yang sduah meentangkan tangan dan mengecup pipi kanan dan kirinya.
“Kuharap apa yang kausampaikan tadi bukan hanya sebuah basa-basi.”
Joseph tertawa lepas. Dia melonggarkan dasi putihnya. Pria paruh baya itu meraih briefcase warna hitamnya.
“Mana mungkin basa-basi. Sejujurnya aku bersyukur dengan adanya agensi yang kau miliki. Hera adalah keajaiban, Sean.” Joseph menyebutkan nama kecil Seanna dengan lirih sambil melirik ke kanan dan kiri, berharap tidak ada yang mendengarnya.
“Ouch, kau membuatku terluka dengan memangilku lirih begitu.” Seanna memberengut.
“Bukan begitu, My dear! Aku hanya tidak ingin ada yang mengira kau pilih kasih karena selalu mengajukan klienmu ke tanganku dibanding petugas di kantor catatan sipil lainnya,” kata Joseph dengan penuh kasih, “Meskipun sejujurnya kau memang berterima kasih untuk itu. Tidak ada yang mau mempekerjakan pria tua sepertiku di lapangan.”
Seanna mendengkus mendengar ucapan pria yang seusia ayahnya ini. Apa yang diucapkan memeang seratus persen benar. Karyawan-karyawan sepuh dianggap tidak luwes untuk bekerja di lapangan, tetapi bidang pekerjaan yang ditekuni oleh perempuan itu justru membutuhkan mereka yang paling berpengalaman.
Karyawan seperti Joseph Stamos yang sudah berusia di atas enam puluh tahun justru memiliki pengetahuan dan keahlian yang lebih mumpuni untuk acara pemberkatan dan pengesahan pernikahan. Ketulusan mereka lebih terasa dalam acara yang penuh berkah.
“Omong kosong soal regenarasi. Pernikahan bukan cuma soal bisnis yang paling tidak pernah mati. Semua ritual prosesi pernikahan yang sesuai dengan leluhur kita, hanya orang-orang sepertimu yang paling tahu.”
Joseph tertawa mendengar bagaimana wanita yang berjalan di sampingnya mengumpat. Wajahnya yang bagaikan bidadari terasa tidak pantas untuk mengeluarkan umpatan.
“Kau tidak perlu menghiburku, Nak.”
“Aku tidak sedang menghibur Anda. Aku hanya bicara fakta, Mr. Stamos. Pernah sekali aku bekerja dengan salah satu pegawai yang masih muda di Catatan Sipil. Ohhh, itu adalah bencana. Seperti yang kau bilang, Hera adalah keajaiban, jadi aku tidak mau ada bencana dalam sebuah keajaiban.” Seanna menggelengkan kepala, berusaha menghilangkan ingatan buruk yang terlintas dalam kepalanya.
“Dia melupakan prosesi pemberkatan cincin, padahal Koumbaro sudah bersiap di tempatnya. Belum lagi dia juga menghilangkan prosesi bonbonniere. Dan bingkisan itu sudah disiapkan di tiap baris kursi tamu Ah, sudahlah. Itulah kenapa aku selalu mencarimu. Semua prosesi pernikahan yang kau pandu itu penuh keindahan dan kesakralan. Semua klienku tidak pernah kecewa jika kau yang memandunya.”
Tanpa sadar keduanya sudah berjalan ke luar gedung. Seanna berdiri di sebelah Joseph sambil melihat ke jalan. Angin sepoi tampak menibarkan beberapa anak rambut perempuan itu. Beberapa orang nampak berhenti untuk melihatnya. Joseph yang menyadari hal itu hanya terkekh sambil menundukkan kepala. Dia sendiri tidak bisa melawan pesona yang dikeluarkan oleh wanita di sebelahnya.
“Anda tidak membawa mobil?” tanya Seanna.
“Pria seusiaku? Jangan bercanda, Nak. Naik kendaraan umum jauh lebih baik untukku.”
“Jangan seperti itu, aku akan mengantar Anda.”
Joseph meraih pergelangan tangan Seanna. “Tidak perlu. Lagipula aku akan langsung ke kantor. Menyelesaikan laporan, baru pulang ke rumahku.”
“Seharusnya mereka bisa sedikit lebih fleksibel kepadamu. Kurasa itu hanya karena mereka iri kau bekerja bersamaku.”
Joseph menaikkan sebelah alis matanya, lalu keduanya tertawa menyadari kebenaran ucapan Seanna.
“Oh, iya, Sean.” Joseph menatap Seanna dengans serius. “Berbicara soal bisnis. Pernikahan memang bisnis yang tidak pernah mati. Sekalipun hanya ada tinggal sepasang manusia di seluruh dunia ini, pernikahan akan tetap ada. Itulah yang membuat bisnis ini tidak pernah mati.”
***
“Pebalap tim pabrikan Dycaty, Andreas Giannini, berhasil meraih gelar juara dunia MotoGP tahun ini setelah mengakhiri persaingan sengit dengan Fabia Morbidelli yang mewakili Mistryc Energy. Keberhasilan Andreas Gianinni dalam meraih titel juara dunia MotoGP tahun ini menjadi salah satu pencapaian ikonik dalam sejarah olahraga. Sebab, sebelum memastikan gelar juara MotoGP, Andreas Gianinni sempat terpuruk di papan bawah dan tertinggal 91 angka dari pemimpin klasemen. Catatan itu membuat Andreas gianinni mengukir comeback terbesar dalam sejarah MotoGP di dunia.”
Siaran televisi yang sedang menampilkan berita tentang juara salah satu olahraga ekstrim tampak tidak menarik perhatian karyawan Hera Inc. Alasan televisi dinyalakan hanyalah agar susana tidak terlalu sepi, padahal sorak sorai terdengar di seluruh kantor. Para karyawan tanpa ragu membuka botol sampanye dan saling bersulang.
“Terima kasih atas kerja keras kalian pekan ini. Bulan ini kita berhasil mencapai target dengan 70 pernikahan dan 200 pasangan.”
Kenbali suara tepuk tangan dan dentingan gelas sampanye memenuhi ruangan.
“Mrs. Kaligaris!”
Seanna yang baru saja akan melanjutkan pidato terima kasihnya menengok. Dia melihat asisten kepercayaanya berdiri di depan pintu kantor Seanna yang berwarna keemasan. Perempuan itu hanya menelengkan kepala tanpa mengucapkan satu kata pun.
“Ada telepon untuk Anda,” kata asistennya.
“Klien?” Seanna memastikan.
Hanya anggukan jawabannya.
“Kalau begitu, angkat saja. Bukankah biasanya kau yang menangani klien.”
“Tapi, ini bersikeras untuk bicara langsung dengan Anda, Mam.”
Seanna menatap wajah asistennya yang serius. Dia tidak terlihat bercanda hanya untuk mengehentikan pidatonya.
“Ini panggilan langsung dari Istana kepresidenan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
Hera : Queen Of Dating
General FictionSeanna Kaligaris berada di puncak kejayaannya. Dia bahkan masuk ke dalam jajaran 40 Under 40 Super Women in The World versi Majalah Centrepreneur. Agensi biro jodohnya adalah yang terbaik sehingga keluarga kepresidenan mempercayakan jasanya demi me...