️⚠️️CERITA INI HANYA FIKSI DIHARAPKAN JANGAN MENYANGKUT PAUTKAN DENGAN KEHIDUPAN ARTIS BERSANGKUTAN, THANKYOU ⚠️
Aku menatap sekeliling ruangan yang baru saja aku bersihkan, ruangan yang dulu ditempati oleh orang yang sangat aku sayangi. Mulai dari mengganti kain di jendela, membersihkan setiap sudut agar tak ada lagi debu yang bersemayam dan mengganti bunga didalam vas.
Rasanya dia masih ada disini, duduk di tepian tempat tidurnya sambil menyisir rambut panjangnya. Aku memandang sekeliling dan harus tertampar kenyataan bahwa ia tak lagi disini tak lagi bersamaku. Lamunan ku terhenti akibat dering telepon ku yang kuletakkan di kamarku, tak ingin sang penelpon menunggu lama aku bergegas ke kamarku yang berada di seberang kamar penuh kenangan ini.
"Ada apa anne?"
"Kau lagi apa?"
"Baru berberes kamar bunda"
"Are you okay?"
"Tentu saja, sudah satu bulan berlalu aku harus bangkit bukan?"
"Benar, kau punya aku dan aru aubrey"
"Bolehkah aru saja?"
"Kau ingin mati ditanganku?"
"Boleh, biar ketemu bunda"
"AUBREYYYY!!!"
"Bercanda anne, ada apa menghubungiku?"
"Hmm... Pihak penerbit bertanya padaku dan aru kapan project buku terbaru mu bisa dilanjutkan?"
Pikiranku menelusuri keadaan beberapa bulan lalu, dimana aku dan tim ku sedang dalam project pembuatan novel terbaruku. Ini adalah novel kelima ku, antusias novel ku terakhir yang begitu luar biasa membuat aku dan tim ku membuat project novel baru.
Tapi pekerjaan itu tertunda, hampir dua bulan mereka memberikan aku waktu luang untuk merawat bunda yang sakit dan merelakan kepergiaannya. Bukankah itu waktu yang cukup aubrey? Kau harus kembali seperti semula agar bunda bangga melihatmu disana.
Namaku Aubrey Esme Issabelle ini kisahku.
Seorang wanita terbangun menggunakan piyama sutra nya, bergerak mencari benda persegi yang sejak tadi berdering. Tanpa melihat nama penelepon diseberang sana, ia dapat mengetahui siapa lagi yang akan menelpon dia dipagi hari seperti ini kalau bukan sang sahabatnya naura.
"Kau tahu disini jam berapa?"
"Aku tidak mau tahu, ceritakan bagaimana perjalananmu?"
"Melelahkan"
"Hey, mana bisa begitu ayo bangun dan pergi sarapan pagi di kafe cantik yang ada di barcelona"
"Tidak, aku lelah mungkin aku keluar baru akan sore"
"Kau diberi liburan sampai barcelona oleh si boss agar merefresh pikiranmu nona esme. Kalau hanya untuk staycation di hotel, kau dikirim ke daerah Jakarta pusat saja"
Bukan hal baru buku-buku aubrey dicetak oleh penerbit besar di negara ini, ditambah setiap dia merilis buku selalu disambut antusias penggemarnya maupun orang yang hanya mengagguminya. Itu membuat pesanan selalu membeludak, buku-bukunya berulang kali dicetak bahkan mereka sedang dalam obrolan dengan salah satu production house yang ingin mengangkat salah satu novel keluaran aubrey ke layar lebar. Hal ini menyebabkan dia menjadi anak emas dipercetakan yang menaunginya.
"Baiklah, nanti aku hubungi kau lagi"
"TUNGGU !!!"
"Ada apa?"
YOU ARE READING
Janji Cinta di Barcelona
RomanceINI CERITA FIKSI DIHARAPKAN JANGAN MENYANGKUT PAUTKAN DENGAN KEHIDUPAN ARTIS BERSANGKUTAN, THANKYOU Selamat Membaca